DENGAN OVO & GOPAY ? ATAU VIA PULSA ? AYO RASAKAN !! BERMAIN JUDI ONLINE FAIR PLAY NO.1 SEINDONESIA !! HANYA DI POKER757 !!.

Dukun Cabul Sang Penyembuh Istriku

No Comments
Dukun Cabul Sang Penyembuh Istriku
Dukun Cabul Sang Penyembuh Istriku
        Cersex - Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. 

Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasan-nya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis.

Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali. Jika kupaksakan berhubungan, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play) yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluan-nya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku belum hilang frigiditas-nya.

INFO: FRIGIDITAS adalah sejenis kelainan seksualitas yang biasa-nya menyerang kaum wanita, dengan gejala birahi yang terus menurun dan tidak bisa horny

Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awal-nya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampak-nya permanen, membuatku bingung mencari solusi-nya.

Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan berat 49 kg. Kulit-nya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang jenjang.


Apa yang kusuka dari istriku adalah kaki-nya yang panjang dan jenjang, serta bibir-nya yang tebal dan sensual, buah dada-nya tidak terlalu besar namun bentuk-nya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting payudara-nya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu menghisap-nya.

Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit frigiditas seperti istriku ini. Nama-nya Pak Acan, dia sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenar-nya). Sebenar-nya istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas
desakanku tidak ada salah-nya dicoba. Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir.

Sambil menunggu, aku mengamati pasien- pasien sebelum-nya, ternyata terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuat-nya sendiri. Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh baju-nya, bh dan tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.

Aku sempat mengamati kamar kerja-nya yang serupa dengan kamar tidur itu pada saat pintu-nya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niat-nya untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assisten-nya.

Orang itu meperkenalkan nama-nya, kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh.

Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaian-nya, begitu istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta puting susu-nya yang cukup besar itu.

Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang ha-nya tinggal mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan. Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas. Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku.

Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah belakang kedua tangan-nya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.

Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku, tangan-nya yang hitam dan telapak tangan-nya yang besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu istriku yang besar itu. Aneh-nya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja suami-nya dia paling tidak suka puting susu-nya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja? Puting susu istriku yang dasar-nya memang sudah besar itu semakin besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan.

Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas- remas kedua payudara istriku. Aku bertanya- tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuh-nya yang lain tapi justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar.

Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting susu-nya yang juga mengencang. Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas buah dada istriku seenak-nya, dan itu dilakukan cukup lama.

Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas- remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku mendiamkan-nya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung terpampang.

Lalu dia berkata kepada istriku, "Neng, tolong dibuka celana dalam-nya, Abah mau periksa sebentar..!"

Aneh-nya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka celana dalam-nya tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku kaget dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Acan?

Setelah istriku melepaskan celana dalam-nya, aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur, agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat.

Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan paha-nya ke kiri dan ke kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi sama sekali.

Lalu Abah Acan berkata, 

"Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Neneng bisa sembuh." Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju.

Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya mengolesi-nya dengan minyak. Jari-jari Abah Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh kelentit istriku. Jari tengah-nya mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku.


Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenar-nya aku senang mengetahui bahwa sebenar-nya istriku tidak frigid). Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak henti-nya terus mulai memundur-majukan jari tengah-nya ke dalam liang kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu masuk dengan lancar-nya ke dalam kemaluan istriku. Nampak-nya minyak pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar.

Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa disadari-nya istriku mulai mengoyangkan pinggul-nya.

"Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!" desah-nya.

Istriku kemudian mengangkat pinggul-nya tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan.

Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh Abah Acan pada diri-nya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangan-nya mencengkram kasur serta mengangkat pinggul-nya dan pantat-nya, kemudian mengoyangkan-nya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan istriku. Aku juga melihat jempol jari-nya mengosok-gosok klitoris istriku. Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi istriku.

Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji mata-nya yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku. Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar jari-nya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku. Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan kasar permukaa-nya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa.

Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan.

Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan jari-nya, yaitu jari telunjuk-nya yang berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuk-nya yang besar itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta sering memutar-mutar jari-nya di dalam.

Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suami-nya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Acan lakukan. Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluan-nya, menggosok-nya dari luar pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana rasa nikmat-nya Abah Acan ketika jari-nya masuk ke dalam kemalauan istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan yang besar-besar itu.

Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai payudara istriku dan mulai meremas-remas-nya bergantian yang kiri dan kanan serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian.

"Ahhh..!" suara desahan istriku makin keras terdengar 

(sebenar-nya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasa-nya dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia benar-benar tidak tahan.

Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain. Kalau aku suami-nya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke dalam lubang kemaluan-nya, meremas-remas buah dada-nya saja istriku tidak mau, ngilu kata-nya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua payudara-nya diremas-remas, dan membiarkan Abah Acan mempermainkan puting susu-nya (yang menurut dia sangat geli dan sensitif). Dan yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam lubang kemaluan-nya, sedangkan aku ditolak-nya dengan tegas jika ingin mempermainkan kemaluan-nya.

Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin dalam terbenam dan semakin cepat maju mundur-nya.

Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggul-nya ke depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh masuk ke dalam vagina-nya.

Istriku merintih histeris tidak tertahan, 

"Ahh.., ahh.., ahh.., ahhh..!"

Rupa-nya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurna-nya.

Abah Acan dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluan-nya. Dan aku juga melihat wajah Abah Acan sudah memburu penuh nafsu. Dengan perlahan dia membuka celana hitam komprang-nya, kemudian membuka celana dalam-nya, lalu tersembul lah batang kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar.

Aku pun tercekat memandang batang kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang itu. Jantungku berdegup dengan kencang-nya. Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, 

"Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini," sambil menunjukkan batang kemaluan-nya yang besar itu, 

"Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar frigid-nya hilang."

Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba- tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata, 

"Biar saja Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh."

Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suami-nya, seingatku Mia adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam- macam, tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..? Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Acan mengarahkan topi baja-nya ke dalam kemaluan istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Acan lebih besar dari batang kemaluan-nya. Dan sial-nya, seperti-nya istriku tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluan-nya. Tanpa rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan kedua belah tangan-nya untuk cepat merapat ke selangkangan-nya.


Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter kemaluan-nya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan imut-imut itu, (sebenar-nya ada perasaan minder dalam diriku, karena batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih kecil).

Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi baja-nya di permukaan kemaluan istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Acan ke dalam vagina istriku..?

Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Acan belum memasukkan seluruh batang kemaluan-nya ke dalam liang vagina-nya. Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti. Perlahan dan pasti topi baja Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik ke belakang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan kencang-nya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam vagina-nya.

Istriku semakin memperlebar kedua paha-nya lebar-lebar, ke kiri dan ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung memainkan batang kemaluan-nya, dibiarkan-nya sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh di luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat bibir istriku yang tebal dan sensual itu.

Aku tahu sebenar-nya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku membalas ciuman Abah Acan dengan ganas-nya. Kulihat mereka berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan. Dia berkata, 

"Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!" Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju- mundurkan batang kemaluan-nya di dalam vagina istriku. 

Aku melihat disaat batang kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut melesak keluar. Hal ini dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu.

Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Mata-nya terpejam-pejam saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Acan serta bibir-nya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhan-nya dengan Abah Acan, dikarenakan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah Abah Acan, mata-nya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang kecil dan imut-imut itu.

Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata, 

"Ahh... Ayo dong.. Bah Acan, cepetan..!"

Rupa-nya istriku sudah ingin mencapai orgasme. Istriku semakin cepat menggoyangkan pinggul-nya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat pinggul-nya tinggi- tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin mempercepat permainan-nya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudah-nya masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu.

Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudah-nya, ini dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumas-nya begitu banyak-nya. Tapi karena saking besar-nya batang kemaluan Abah Acan, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika dicabut.

Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepat-nya batang kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepat-nya bibir vagina istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa besar-nya.

Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan. Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempat-nya Abah Acan melahap kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluan-nya.

Dengan rakus disedot-sedot-nya puting susu istriku dengan kuat-nya yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang menghisap-nya.

Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan. Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kaki-nya memeluk Abah Acan dengan kuat seperti lengket.

"Ahh.., ahh... Ahh..!" tangan-nya mencakar punggung Abah Acan hingga berdarah dan bibir-nya mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah pula.

Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebat-nya, yang seumur hidup belum pernah dirasakan-nya.

Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokan-nya. Dan akhir-nya ketika ingin memuntahkan lahar-nya, dia cepat mencabut batang kemaluan-nya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku. Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan.

Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakan-nya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga memberikan semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena kata-nya istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal dengan diameter 2 cm dan panjang 20 cm.

Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukan-nya. Dikatakan-nya gratis, untuk istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku. Dia mengatakan aku merupakan pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluan-nya kecil dan peret meskipun sudah beranak 2.

Demikianlah. Setelah kejadian di tempat Abah Acan, istriku sudah mulai berangsur-angsur sembuh dari frigid-nya, dan terus menjalankan terapi serta minum ramuan yang dibuat oleh Abah Acan.

back to top