DENGAN OVO & GOPAY ? ATAU VIA PULSA ? AYO RASAKAN !! BERMAIN JUDI ONLINE FAIR PLAY NO.1 SEINDONESIA !! HANYA DI POKER757 !!.

Aksi Jahilku Berakhir Nikmat Dipaksa Keponakanku

No Comments
Aksi Jahilku Berakhir Nikmat Dipaksa Keponakanku
Aksi Jahilku Berakhir Nikmat Dipaksa Keponakanku
          Cersex - Nama-ku Rully, saya sudah berkeluarga tetapi belum punya anak. Suami-ku, Mas Andi, bekerja sebagai seorang supervisor di sebuah perusahaan swasta, yang tugas-nya sering keliling dari kota ke kota hampir di seluruh Indonesia, sehingga kami hanya bisa bertemu sebulan dua kali.

Aku sendiri bekerja pada Bank Niaga, sebagai kasir besar di salah satu kantor cabang. Postur tubuh-ku memang bisa dikatakan "semok", karena aku kurang suka kalau disebut "overweight". Dengan tinggi badan 163 cm dan berat badan 60 kg, aku memang terkesan gemuk, apalagi ditunjang dengan ukuran payudara-ku yang 36B, aku jadi tampak "lebih" daripada rata-rata wanita di kantor-ku. 

Aku dianugerahi kulit yang putih dan mulus, maklum saja papa dan mama-ku semua-nya asli Manado. Walaupun memiliki postur seperti itu, tetapi aku selalu berusaha tampil menarik dan sexy. Dan ternyata usaha-ku ini tidak sia-sia, tidak hanya pria, tetapi juga para teman wanita yang ada di kantor-ku berkomentar bahwa aku selalu tampil sexy.

Kisah nyata yang aku alami ini bermula ketika salah satu keponakan suami-ku yang menumpang menginap beberapa hari di rumah kami untuk keperluan mengikuti test masuk perguruan tinggi di bawah departemen keuangan. Sebut saja keponakan suami-ku itu bernama Toto, lulusan SMA jurusan IPA pada tahun 2007, nganggur setahun dan kemudian atas saran suami-ku, ikut test masuk perguruan tinggi departemen keuangan pada awal tahun akademik 2008-2009an.

Toto ini punya postur tubuh yang cukup atletis, taksir-ku dia punya tinggi 172 cm dengan tampilan dada yang bidang, berkulit kuning langsat bersih. Tampil sopan, ramah dan juga murah senyum. Toto datang ke rumah pada hari Jumat sore, bersamaan dengan aku yg pulang dari kantor. Hari itu Mas Andi sedang tidak tugas, sehingga dapat menemui Toto yang datang dari desa. Rencana-nya Toto akan tinggal di rumah sampai hari Kamis, karena test dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.

Sabtu pagi itu pun Mas Andi berangkat tugas ke luar kota, bahkan ke luar pulau, diantar oleh kendaraan kantor menuju bandara. Sementara seperti biasa Sabtu pagi aku selalu libur, dan seperti biasa pula selalu aku gunakan untuk mengatur rumah. Walaupun ada Bi Inah pembantu-ku, aku tetap kurang pas kalau aku gak ngatur sendiri, bahkan seringkali di setiap Sabtu aku sempatkan memasak sendiri, apalagi kalau Mas Andi sedang ada di rumah. 


Hari ini selain karena aku punya kebiasaan menangani pekerjaan rumah sendiri, juga karena Bi Inah dan Bang Bejo (mereka suami istri ikut keluarga kami, Bang Bejo sebagai sopir pribadi-ku) minta ijin pulang kampung karena salah seorang paman-nya meninggal dunia. Jadi Sabtu pagi itu, aku hanya berdua bersama Toto dirumah.

Aku punya kebiasaan tampil dengan pakaian formal, sekalipun sedang libur di rumah, seperti pakai blouse tipis dan rok span agak mini di atas lutut. Mungkin karena penampilan-ku itu pula, peristiwa dengan keponakan-ku ini bisa terjadi. Yang Rupa-nya Toto tertarik bahkan terangsang dengan penampilan-ku pagi itu. Hal Ini terbukti ketika seusai sarapan bersama, kami duduk saling berhadapan di sofa ruang tengah. Tak henti-henti-nya Toto menatap sekitar dada-ku yang terbungkus dengan blouse putih tipis dan di dalam-nya aku pakai bra berenda-renda berwarna kuning keemasan. 

Ada perasaan aneh ketika aku tetap membiarkan Toto menikmati dada-ku dengan pandangan-nya, aku seperti punya hasrat untuk menggoda Toto agar tetap melihat dan bahkan menggoda-nya lebih jauh lagi. Aku berpura-pura tidak sengaja menggerakkan blouse yang kupakai sedemikian rupa sehingga ada beberapa celah di antara kancing blouse itu yang terbuka, sehingga Toto dapat melihat  belahan yang ada di dalam-nya. 

Aku lirik Toto yang terus mencuri-curi pandang kearah bra keemasan-ku yang memang warna dan bentuk-nya sangat menggoda. Kemudian Toto mengambil sebuah majalah dari atas meja, mungkin untuk menahan gejolak nafsu-nya, dia milih membaca majalah itu.

"Kamu mulai test hari Selasa ya..?" tanya-ku memecah keheningan.

"Iya tante.," jawabnya pendek.

"Tempat test-mu di mana..?"

"Di kampus C Unair, tante.."

"Ohh, nggak jauh kok dari sini" sahut-ku, 

Memang kampus C Unair tidak seberapa jauh dengan lokasi rumah kami yang berada di Wisma Permai, bahkan jalan kaki saja juga juga cukup.

"Sudah lihat ruang tempat test-nya..?"

"Sudah tante, kemarin sore sebelum ke mari bareng teman-teman yang se-SMA kami ke sana.."

"Kalau begitu hari ini kamu bisa istirahat atau belajar saja, biar persiapan-mu lebih bagus. Di ruang baca banyak buku-buku yang sesuai dengan bidang yang akan diujikan besok itu." jelas-ku pada Toto.

"Iya.. Terima kasih tante, saya juga sudah bawa buku kok..". Jawab Toto sambil pandangan-nya tak henti-henti-nya menatap ke arah sepasang kaki-ku yang kupakai duduk bersilang, sehingga hampir separoh paha putih mulus-ku terpampang dengan jelas.

Aku makin ingin mengetahui reaksi Toto, dengan sengaja secara pelan-pelan kaki-ku kutukar bersilang-nya, yang tadi-nya kaki kanan berada di atas kaki kiri, kini kutukar kaki kiri diatas kaki kanan. Ternyata reaksi-nya cukup jelas, mata Toto terbelalak beberapa saat, aku yakin saat itu dari celah rok mini-ku itu, Toto dapat melihat CD yang sedang kupakai. Saat itu aku memakai CD pasangan dari bra yang sedang aku pakai, yaitu CD berenda-renda berwarna kuning keemasan, hanya pada bagian yang menutupi liang vagina-ku saja, yang terbuat dari selembar katun. Wajar saja kalau Toto terbelalak melihat-nya, pasti dia bisa melihat bulu-bulu kemaluan-ku yang halus, jarang-jarang tapi tertata rapi di balik renda-renda tipis itu, pasti dia juga dapat melihat belahan celah vagina-ku yang tercetak di selambar katun tipis itu. 

Kulihat Toto mulai menelan ludah, kemudian menarik nafas agak panjang. Sedangkan aku merasakan sensasi lain yang tidak pernah aku rasakan sebelum-nya, dada-ku berdesir, dan kurasakan ada penambahan tekanan laju darah-ku, ada juga rasa geli yang menyelimuti sekitar selangkangan-ku dan kurasakan ada kenikmatan di liang vagina-ku, terasa basah di situ, aku yakin selembar katun penutup vagina-ku itu pasti telah basah dan jadi lebih menerawang.

Aku mengambil koran dan pura-pura membaca-nya, dan sebagian lembar koran itu ada yang menutupi paha mulus-ku, aku lirik Toto, terlihat wajah-nya agak kecewa dengan tertutup-nya paha-ku itu. Kemudian dengan masih pura-pura membaca aku turunkan kaki-ku dari posisi bersilang, kedua kaki-ku sejajar dan lurus kearah pandangan Toto, tetapi masih tertutup koran. Perlahan-lahan koran yang kubaca kuangkat dan kulipat sehingga paha-ku yang tadi-nya tertutup jadi terbuka kembali. 

Kulihat kembali dia terbelalak, pasti dia dapat menikmati pemandangan baru berupa celah di antara dua paha-ku yang memang benar-benar lurus ke arah mata-nya. Pasti dia bisa kembali melihat bulu-bulu kemaluan-ku di balik renda-renda tipis keemasan itu, dengan lembar katun yang tepat menutupi liang vagina-ku.

"Ehm.. Kamu bisa bantu tante, Toto..?" tanya-ku membuyarkan konsentrasi-nya.

"Bi.. bisa tante, e... em bantu apa tante..?" tanya-nya agak gugup.

"Itu lho... Lampu di kamar tante terlalu terang. Tante ingin ganti dengan yang warna agak redup. Tapi tante-mu ini trauma dengan alat-alat listrik, karena pernah kesetrum. Yuk kita lihat di kamar tante!" ajak-ku.

Lagi-lagi Toto terbelalak, karena sebelum bangkit dari duduk-ku, aku sengaja membuka kedua belah paha-ku agak lebar, sehingga garis celah vagina yang tercetak di selembar katun yang telah basah itu terlihat lagi, tetapi itu semua aku sengaja biarkan, karena dengan itu semua aku mulai merasakan sensasi yang lebih.

Ketika sampai di kamar, aku tunjukkan lampu dia atas meja kecil di samping ranjang sambil aku berikan bola lampu baru yang kuambil dari laci di meja itu pula. Seusai menerima bola lampu Toto duduk di lantai dekat meja kecil itu, sementara aku sengaja duduk di ranjang yang posisi dan arah kaki-ku tepat di depan wajah Toto. Aku tahu pasti, kalau Toto mengganti bola lampu pun sudah tidak berkonsentrasi, hingga sampai ...

"Brak.....!"

Tutup lampu meja tersenggol tangan-nya dan ada beberapa bagian yang terlepas dan terlempar ke atas ranjang.

"Nggak apa-apa To, tutup-nya memang lepasan gitu kok, bisa dipasang lagi.." kata-ku menetralisir suasana.

"Biar nanti saya perbaiki.." kata Toto masih dengan gugup.

Selesai memasang bola lampu pengganti, Toto mengumpulkan bagian-bagian tutup lampu hias itu yang tercecer di ranjang, ada lembar-lembar mika, dan ada beberapa baut. Sementara itu aku tetap duduk di ranjang dengan posisi kaki lurus dan memamerkan celah mulus di antara 2 paha-ku, serta sebagian CD-ku. 


Dengan hati-hati Toto mengangkat bagian-bagian yang dikumpulkan itu melewati atas pangkuan-ku. Entah karena apa, atau mungkin karena memang tegang, ada beberapa yang jatuh dari tangan-nya lagi, dan ada satu baut seukuran jari kelingking jatuh-nya tepat di celah di antara dua paha-ku. Karena bentuk-nya yang bulat, maka setelah baut itu jatuh dicelah rok mini-ku dan terus menggelinding masuk ke dalam selangkangan-ku dan berhenti di depan CD-ku. 

Karena terbuat dari logam yang halus maka baut itu terasa dingin dan rasa itu membuat terkejut selangkangan-ku sampai-sampai secara reflek kuangkat dan kubua lebar kedua paha-ku. Tanpa kusadari gerakan-ku itu membuat rok mini-ku semakin tersingkap dan sampai pangkal paha dan CD -ku yang basah itu terlihat jelas.

Aku terdiam sejenak, Toto meletakkan bagian-bagian tutup lampu hias yang terlepas itu di lantai, sementara mata-nya tak berkedip memandangi CD-ku yang semakin jelas terpampang di hadapan-nya, kurang dari 1 meter di depan mata-nya.

"Kamu melihat apa Toto..?" tanya-ku dengan nada gugup pula.

Alangkah terkejut-nya aku, ketika dengan tenang-nya Toto menjawab pertanyaan-ku.

"Toto.. mencari baut yang jatuh, tante.."

Aku tercekat mendapatkan jawaban itu, tapi aneh-nya aku tak berusaha menutupi atau membenahi letak rok mini-ku. Dan memang baut yang jatuh tadi kini berada di balik bagian CD-ku yang cembung, tepat di bawah ling vagina-ku.

"Tolong ambilkan tante, baut-nya ada di dalam situ.." pinta Toto sambil menunjuk tempat-nya baut.

Aku tetap terdiam, ada sensasi lebih tinggi yang menyelimuti selangkangan-ku saat sedang dilihat oleh keponakan suami-ku itu.

"Kok tante diam saja..? apa boleh Toto yang ngambil nih tante..?" 

Pertanyaan yang diucapkan-nya lirih tetapi bagaikan petir yang menyambar naluri-ku, sampai-sampai aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku terpaku diam. Aku tidak bergerak semilipun dari duduk-ku yang menantang itu.

"Dasar.. baut yang pintar, melompat aja milih tempat yang asyik.." kata Toto sambil tiba-tiba tanga-nya mengambil baut di bawah gundukan vagina-ku.

Tentu saja selembar kain katun yang menutupi liang vagina-ku itu ikut tersenggol punggung tangan Toto.

"Awwwhhhh........" tanpa aku sadari aku mendesah terkena usapan di bagian paling sensitif-ku.

"Yang ini kok basah, tante..?" kini jemari tangan Toto mulai meraba lembar katun tipis penutup liang vagina-ku.

"Aaaaahhhhhhhhh....." aku mendesah lagi. 

Kemudian aku tidak kuat lagi duduk, kuhempaskan tubuh-ku terlentang di ranjang. Dengan posisi-ku yang terlentang di ranjang, sementara kaki-ku yang panjang memakai sandal bertumit tinggi menapak di lantai kamar., maka hal itu merupakan pemandangan yang semakin menggairahkan bagi Toto. Ditambah rok mini-ku yang semakin tersingkap, menambah penampilan-ku menjadi semakin merangsang nafsu Toto.

Jemari Toto kemudian tidak hanya meraba tetapi menekan dan meremas gundukan vagina-ku yang telah basah. Reaksi-ku atas tindakan tersebut tentu sangat erotis, payudara-ku aku remas-remas sendiri, sampai beberapa kancing blouse-ku lepas dari lubang kait-nya. Mata-ku terpejam, sementara itu kedua paha-ku menjepit semakin kuat tangan kanan Toto yang sedang meremasi vagina-ku, semakin aku jepit, semakin kuat tangan Toto meremas gundukan vagina-ku, hingga sampai saat remasan itu mengakibatkan klitoris-ku terpelintir.

"Aaaaaaaaahhhhhhhhh.......!" sampai aku berteriak tak kuasa menahan rasa.

"Toto.. tante suka, terus remassss.. yaaa..!" celoteh-ku di dalam desah nafas-ku yang semakin tersengal-sengal.

Toto tak menjawab-ku sama sekali dan malah semakin kuat menekan klitoris-ku dari luar CD tipis-ku hingga aku berkelejotan dibuat-nya, tangan kanan-ku masih terus meremas payudara-ku sendiri, sementara yang kiri meremas sprei, kepala-ku menoleh ke kanan dan ke kiri. Dan ketika tangan Toto meremas dengan kuat tepat di klitoris-ku, dan kedua paha-ku ikut manambah tekanan dengan menjepit-nya, maka terasa liang vagina-ku menyemburkan lendir-nya pertanda aku mendapatkan orgasme.

"Aaaaahhhhhhhhh...... Toto tentee keluaaaaaaaaaarrrrrr..!" seperti biasa-nya kalau aku orgasme selalu sambil berteriak.

Kemudian seluruh tubuh-ku terasa melemah, sesaat setelah itu, baru aku merasakan dan menyadari bahwa seluruh tubuh-ku sudah bersimbah keringat. Blouse-ku yang tipis basah kuyup oleh keringat, sementara CD-ku basah kuyup dengan keringat dan lendir. Aku pejamkan mata merasakan dan menikmati sisa-sisa orgasme-ku. 

Kemudian terasa Toto membuka blouse-ku, dalam kondisi yang lunglai aku menyerah dan membantu meloloskan blouse itu lewat tangan-ku. Setelah blouse-ku terlepas, bra-ku yang tipis berenda itu terlihat jelas di hadapan Toto. Karena itu pula Toto lalu menjilati permukaan dada-ku, baik yang tertutup bra maupun yang tidak tertutup bra. Bra yang tipis dan basah itu tak mampu menyembunyikan posisi punting payudara-ku. Lidah Toto lalu dengan gesit-nya menjilati puting itu.

Gejolak-ku naik kembali, aku tak bisa menahan rintihan dan celotehan serta jeritan, kata-kata-ku semakin ngawur.

"Ohhh.... Ahhh.... terus to enaaaak banget.. " 

Kini Toto tidak hanya menjilat, tetapi menghisap kuat-kuat putuing-ku dari luar bra yang tipis itu bergantian kiri dan kanan. Tangan kanan-ku tak sadar meremas-remas kepala Toto, sementara yang kiri meremas-remas vagina-ku sendiri yang sudah tidak di jamah Toto.

Ketika birahi-ku terasa merambat ke puncak, Toto malah menghentikan hisapan-nya di puting-ku, kini dia pindah menyusuri perut-ku yang rata itu, dan dengan cepat menjilati permukaan katun penutup liang vagina-ku.

Aku menggelinjang hebat dan ada rasa akan orgasme lagi tetapi seperti-nya rasa itu tak akan segera sampai. Aku terus berteriak-teriak, minta segera Toto menuntaskan gairah-ku.

Tetapi Toto malah melepaskan-nya lagi. Toto bangkit dan kermudian mengangkat kaki-ku yang menapak di lantai dan segera menjilati-nya dari ujung jari-jari-ku,paha-ku sampai kembali menyentuh katun penutup vagina-ku.

Aku kembali menggelinjang hebat akibat permainan toto itu. Segera saja Toto naik merayap menindih tubuh-ku, tangan-nya dengan cepat menarik tali pengikat CD-ku yang ada di samping kiri  dan kanan dan langsung menarik-nya. Ketika seluruh tubuh-ku tertindih kurasakan ternyata celana Toto sudah dilepas, rupa-nya ketika aku menggelinjang dijilati mulai kaki-ku sampai ke liang vagina-ku tadi Toto sambil melepaskan celana-nya. Dan terasa pula batang kontol-nya amat besar, lebih besar dari milik-nya Mas Andi.

Kemudian tangan-ku mulai merabah kearah kontol-nya yang mulai ditekankan di depan belahan bibir vagina-ku.

"Toto, kontol kamu besar banget, tolong hentikan, jangan kamu masuk-kan.." pinta-ku di tengah dengus keras nafas-ku.

Tapi rupa-nya Toto sudah terbuai dengan nafsu birahi-nya. Ditekan-nya kontol itu ke belahan vagina-ku dengan tekanan yang semakin lama semakin keras. Tetapi rupa-nya vagina-ku yang hanya terbiasa dengan kontol Mas Andi yang kecil gak bisa menerima-nya. Sakit sekali rasa-nya dan sesak sekali.

"Jleebbss.."

"Aduuuuuhhhhhhhhh.. sakiiiiittt... tooo.." aku mengerang kesakitan meski baru 1/4 yang mulai menyeruak masuk.

Sejenak Toto mengurangi tekanan pada batang kontol-nya, tapi tetap tidak dikeluarkan, melainkan justru Toto mencari ancang-ancang dan kemudian..... Ditekanlah pinggul-nya dengan kuat, sehingga batang kontol itu menerobos paksa liang vagina-ku yang mash sempit hingga Full.

"Awwwwwwww!! sakiiiiittt... Too ampunn.." aku berteriak sejadi-jadi-nya.

Bersamaan dengan itu Toto kemudian dengan kasar-nya langsung saja memompakan kontol-nya ke dalam vagina-ku, Keluar masuk dengan brutal, rasa perih menjalari selangkangan-ku.


"Slerpp.. Sleerppp.. Slerppp..!"

"AAAWW.. Hmmm.. OOHHH.. Sakittt To.."

"Creet.. Creettss.."

Sesaat saja setelah itu, terasa sudah Toto mengalami ejakulasi, banyak sekali sperma yang mengaliri  ke dalam vagina-ku. Kontol toto memang Gede tapi cepat sekali ejakulasi-nya. Ada perasaan marah dan takut tapi juga berbarengan dengan rasa kecewa.

Setelah itu Toto dengan kasar melepaskan kontol-nya dari vagina-ku. Banyak sperma yang berceceran bersama lepas-nya kontol itu. Ketika Toto telah bangkit menjaduh dari tubuh-ku, kulihat selangkangan-ku, aku terbelalak mendapati kenyataan. Aku seperti diperawani lagi, bahkan kali ini darah yang keluar melebihi ketika pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan Mas Andi.

Aku terlentang merasakan sakit yang luar biasa di selangkangan-ku, sementara Toto masih berdiri sambil membersihkan batang kontol-nya dengan CD-ku yang ada di lantai. CD itu kemudian berwarna merah darah, darah dari vagina-ku. Aku menangis, bingung merasakan kejadian ini.

"Kamu kejam Toto, kamu tega membuat tante-mu ini kesakitan," ucap-ku di sela tangis lirih-ku.

"Jangan salahkan saya begitu saja, tante.. tante juga salah. Sejak kedatangan-ku di rumah ini, tante dengan sengaja menggoda-ku dengan memamerkan keseksian tante itu..." kata Toto beralasan sambil keluar dari kamar-ku.

Aku bergegas membersihkan tubuh-ku dan selangkangan-ku ke kamar mandi, Merenung aku di dalam kamar mandi terhadap perlakuan keponakan-ku Toto. Malam-nya kami makan malam bersama dengan suasana yang sangat canggung tanpa berbicara apa2. Aku bergegas masuk ke kamar setelah selesai makan malam, begitu juga Toto.

Selama aku di kamar, entah kenapa birahi-ku mulai bangkit karena memikirkan kejadian tadi pagi, memang sakit tapi ada sedikit perasaan nikmat saat menerima sperma Toto yang sangat banyak itu. Tanpa sadar tangan-ku mulai mengusap gundukan vagina-ku yang mulai lembab, dengan tangan satu-nya lagi terus meremas payudara-ku sendiri.

Birahi-ku mulai memuncak dan vagina-ku terasa sangat gatal, pengen segera bersetubuh lagi. Mas andi pun beberapa hari tak akan pulang kerumah ini untuk memuaskan nafsu-ku. Dengan pikiran buntuk akhir-nya kubulatkan tekad-ku menghampiri Toto.

Saat kubuka pintu-nya perlahan, ternyata beruntung, Toto sudah tertidur pulas sembari berdengkur, efek dari perjalanan dari desa mungkin. Ku mengendap2 mendekati ranjang toto. Terlihat di balik celana boxer-nya, Tonjolan batang jumbo yang memperkosa vagina-ku tadi pagi.

Karena nafsu sudah diubun2, tindakan-ku sudah dikendalikan Oleh nafsu birahi-ku, Kubuka perlahan boxer-nya. Tampaklah kontol gede milik keponakan suami-ku tegang, kaku tegak mengacung kearah-ku. Melihat itu saja buat tangan dan tubuh-ku mulai bergetar, jantung berdebar kencang. Namun vagina-ku berdenyut mengeluarkan cairan sampai meleleh ke paha mulus-ku.

Kuberanikan diri merabah kontol jumbo itu perlahan. Sangat hangat dan berdenyut di setiap sisi urat nadi-nya. Tubuh-ku semakin panas, nafsu-ku semakin tinggi membuat rasa sakit tadi pagi yang kualami dilupakan begitu saja.

Segera kuturunkan CD-ku dan langsung kunaiki tubuh Toto, Kuarahkan lubang vagina-ku ke arah kontol toto yang menegak keras. Perlahan vagina-ku menelan sedikit demi sedikit batang kontol Toto.

"Jlebss..."

"Hmmmmpp..." Erang-ku kutahan dengan tangan, kupegang mulut-ku sendiri erat2 agar tidak bersuara.

Tidak bisa dibayangkan baru tadi pagi keponakan suami-ku ini memperkosa-ku, Malah malam-nya aku yang memperkosa-nya selagi dia tertidur pulas. Perlahan namun pasti kontol gede berurat itu masuk terterlan seluruh-nya dengan mudah, Gatel di dinding vagina-ku mulai meredah dan menghilang tersumpal kontol super besar itu mendesak dinding vagina-ku yang sempit.

"Ooohhhggg.... Hmmppp.." Erang-ku pelan.

Dengan tangan-ku masih membekap mulut-ku sendiri, Ku mulai naik turunkan pantat-ku perlahan2, Benar2 terasa nikmat sekali, sangat berbeda dengan kejadian tadi pagi, saat vagina-ku di rudapaksa.

"Slerrppss.. Slerp.. Slerpp..."

Toto tidak bereaksi apa2, Masih mendengkur pulas tertidur tanpa terganggu walau sedang kusetubuhi  kontol gede dia saat itu. Dengan bertumpu dengan kedua lutuh-ku, hampir 15 menit Genjotan-ku semakin cepat ritme-nya.

"Aahhhhmmppp...." Erang-ku terpekik merasakan nikmat-nya orgasme-ku.

Kontol toto sangat kuat, terus menegang kokoh belum klimaks, sangat berbeda dengan pagi tadi yang sangat singkat mengeluarkan sperma-nya. Seperti wanita yang kehausan bersetubuh, segera kulanjutkan lagi mengeluar masukan kontol-nya dengan teratur.

"Slerrppss.. Slerp.. Slerpp..."

Beberapa menit kugenjot dan akhir-nya membuahkan hasil, Terasa batang kontol toto berkedut dan mengeluarkan Sperma hangat cukup deras.

"Creett..Crett.."

Merasakan itu dinding vagina-ku berkontraksi hebat dan akhir-nya aku orgasme lagi. Segera itu aku langsung beranjak pergi dari kamar Toto tanpa diketahui oleh toto, apa yang telah aku perbuat.

back to top