DENGAN OVO & GOPAY ? ATAU VIA PULSA ? AYO RASAKAN !! BERMAIN JUDI ONLINE FAIR PLAY NO.1 SEINDONESIA !! HANYA DI POKER757 !!.

Niki Si Kakak Senior Penuh Gairah Dan Memuaskan

No Comments
Niki Si Kakak Senior Penuh Gairah Dan Memuaskan
Niki Si Kakak Senior Penuh Gairah Dan Memuaskan
        Cersex - Kala itu saya adalah seorang mahasiswa baru disebuah kampus di sekitar Kuningan Jakarta. Di kampus saya tidak mengenal budaya senioritas, selama masih sopan dan menghormati sesama bebas2 saja, sehingga hubungan antar angkatan dapat terbangun selayaknya hubungan pertemanan biasa.

Pada semester 1, kelas sudah diatur oleh kampus, sehingga teman2 dalam kurun setemgah tahun yang saya kenal adalah orang yang sama. Semester 2, saya mulai menyusun mata kuliah sendiri, sebagai mahasiswa baru yang belum familiar dengan penyusunan mata kuliah, akan sangat natural untuk mencari informasi dari TU dan Senior, kebetulan saya sudah memahami prosedurnya namun butuh tips dari senior perihal jadwal mata kuliah dengan dosen2 yang enak, disitulah saya bertemu dengan Niki.

Saya bertemu Niki secara kebetulan saat sedang akan menyusun mata kuliah di warnet sekitar kampus, saya tidak sengaja melihat di layar Niki sedang membuka halaman penyusunan mata kuliah dan tertera di pojok layar bahwa Niki adalah senior 3 angkatan diatas saya, tanpa ragu saya menyapa.


(S : Saya)
(N : Niki)

S: "Permisi kak, saya anak baru di kampus, kakak lagi menyusun mata kuliah juga ya? Ada yang mau saya tanyakan sedikit boleh?"

N: "Oh halo, boleh2 mau tanya apa?"

S: "Cara milih kelas dengan dosen yang enak gimana sih kak? Tadi saya denger senior2 kok sepertinya punya trik gitu"

N: "Kamu ini kayak anak baru bisa saja deh, gini caranya, pada musim penyusunan mata kuliah, kamu ke TU cari Bapak X, beri saja 50rb dan Bapak itu pasti langsung tau maksud kamu apa, nanti kamu akan mendapat ini (sambil menunjukan beberapa lembar kertas hasil fotocopy), ini adalah kode mata kuliah beserta dosen yang mengajar, tinggal kamu cocokan dengan yang ada di online dengan catatan kamu juga udah harus hafal nama2 dosen yang ringan nilai"

S: "Oh gitu, oke deh terima kasih banyak kak!"

N: "Untuk sekarang, kamu pakai ini saja dulu setelah saya selesai menyusun, beberapa menit lagi penyusunan online kan dimulai, biar kamu dapat kelas yang kamu mau, kalau besok sih dijamin sudah penuh sama senior2 deh"

S: "Wah bener kak? Aduh terima kasih banyak kak, saya hutang traktir makan deh kalau begitu"

Niki tersenyum dan lalu kami saling membantu menyusun mata kuliah, kami sempat bertukar nomor telpon lalu kami pulang masing2. Hari pertama semester 2, saya baru sampai kampus dan sedang merokok di kantin, saya menerima telpon dari penelpon tak dikenal.

P: "kamu dimana?"

Saya ragu menjawab karena pacar saya pada waktu itu berbeda kampus dan tau saya sedang ada dimana, tapi kok telpon nanya saya dimana, lalu.

S: "di kantin, ada apa?"

P: "dosen ga masuk, sini dong"

Saya makin penasaran akhirnya saya ke kelas tempat saya seharusnya kuliah dan di depan kelas saya melihat Niki sedang duduk sendirian menunggu.

N: "sampai kampus bukannya kuliah malah ke kantin"

Terjawab ternyata Niki yang menelpon dan singkat cerita dia memiliki 2 HP pada jaman itu dan saya hanya simpan nomor yang satunya.

N: "Tadi ada OB kesini memberi tahu dosen ga masuk, aku bingung mau nunggu dimana, lalu aku ingat kan kita sekelas, yasudah aku telpon kamu"

S: "Emang teman2 angkatan kakak pada kemana?"

N: "yaudah pada jauh mata kuliahnya, aku banyak mengulang untuk perbaikan nilai jadi ga ada teman"

Lalu saya teringat punya hutang traktir makan dan mengusulkan.

S: "Kak, aku bayar hutang aja yuk, makan dikantin?"

N: "Ayo deh, tapi jangan dikantin ah, malu aku senior sudah tua masih aja berkeliaran dikampus"

S: "Oh yaudah, kakak pilih aja mau kemana deh aku ikut"

Berjalanlah kami ke parkiran dan saat saya hendak berbelok ke parkiran motor.

N: "Yeee katanya mau ajak makan, malah misah, naik mobil aku aja, kamu bisa nyetir kan?"

S: "Oh mana aku tau kakak bawa kendaraan juga, yaudah sini kuncinya"

Niki menyerahkan kunci berlogo MB, saya terkejut, belum pernah bawa mobil mewah, pikiran saya kemana2. Duduk saya dikursi pengemudi dan Niki duduk disebelah saya, keringat mulai membasahi punggung padahal mobil parkir di basement dan AC pun sudah menyala, Niki melihat saya.

N: "Kenapa? Ada yang tertinggal?"

S: "Ah tidak, lagi menyesuaikan spion dan tempat duduk"

N:"Haha, iya lupa kamu kan lebih tinggi"

Dimulai dengan doa dalam hati agar tidak kejadian apa2 selama saya bawa mobilnya, sampai lah kami ke Pasar Festival, sangat sepi di siang hari, mobil hanya ada beberapa di parkiran dan pengunjung pun hampir tidak kelihatan, kami makan di food court dan lalu berbincang sedikit lebih dalam.

N: "Kamu punya pacar?"

S: "Punya kak, kuliah di kampus Y, kakak?

N: "Hmm ga tau sih masih dibilang pacar apa tidak, ga jelas lah hehe"

S: "Ada apa kak? Cerita aja, toh aku tidak kenal"

N: "Ga ada sih, seperti sudah ga ada spark lagi aja, kami pacaran dari SMA, sekarang kalau kabar2an lebih terasa seperti saling lapor aja, akupun sudah lama ga disentuh nya"

S: (Kaget dengan jawaban vulgar) "Maaf kak, tidak maksud nanya sedalam itu"

N: "Haha kamu jangan tegang gitu ah, sudah sama2 dewasa sharing soal sex life kan menjadi normal saja haha, kamu belom pernah yaaaaaaa... Hayooo.. Hayooo"

S: "S..udah kok kak, sama mantan pernah sama pacar yang sekarang juga pernah, tadi terkejut saja karena belum terbiasa bicara topik dewasa se-direct itu"

N: "Ah bisa saja kamu, tidak percaya! Hahaha iiiiih perjakaaa"

S: "Beneraaan! Nanti deh aku kenalin sama pacar aku, tanya sendiri"

N: "Ogah! Hiiii perjakaa" (melarikan diri ke arah parkiran)

Saat sudah didalam mobil dan menyalakan mesin dan AC.

N: "Masih lama nih kelas selanjutnya, disini dulu ajalah"

S: "Boleh merokok kak?"

N: "Boleh, merokok saja" (Niki pun mengeluarkan rokok dari tas nya) "Sudah ah, tidak usah formal2 lagi, panggil Niki saja, risih aku lama2"

S: "Oh oke hehe"

Kami mendengarkan musik sambil menikmati rokok dan bersenandung, saya sambil menoleh ke arah jendela saya yang setengah terbuka, tiba2 Niki mengalihkan.

N: "Menurut kamu apa sebaiknya aku sudahi saja sama pacarku?"

S: "Ya kalau sudah sama2 merasa dingin ya sudahi aja Nik, mumpung masih pacar, daripada kalian paksa nikah dengan alih2 sudah lama pacaran sayang kalau tak sampai nikah malah bercerai kan rugi di perempuan, apalagi dengan alasan klise pertama kali "itu" sama pacar kamu hih ga banget"

N: "Macam ngerti aja kamu perjaka!! Haha"

S: Sambil berpaling ke arah Niki "Dibilang saya sudah per....." 

Dan saya terdiam melihat Niki duduk bersandar ke pintu dengan kaki terbuka lebar, rok sepan nya sudah di pinggang tanpa balutan celana dalam.

N: "Pernah? buktiin!"

S: Saya terpaku, banyak keputusan didalam kepala saya dan terpecah2 karena apa yang saya lihat, begitu putih, dengan bulu tertata rapih, sedikit cairan berkilau "Ka.. Kamu tidak pakai underwear dari tadi?"

N: "Pakai, nih (menggantung ditangannya), tapi tadi aku lepas waktu di toilet, basah habisnya"

S: "Ba..sah? Kok bisa?

N: "Tak tau juga, padahal aku cuma melihat kamu mengemudi dan bicara sama aku"

S: "Lalu aku harus buktikan apa dengan ini?"

N: "Jilatin aku, baru nanti aku nilai kamu sudah pernah apa belum" (sambil menggigit bibirnya)

Sex yang paling saya suka adalah bagian dimana saya bisa menjilat dan menghisap vagina, mulut saya sudah berliur hanya dengan menatapnya, perlahan saya mendekat dan mulai menjilat, Niki mengerang dan mengambil nafas dalam, sepertinya benar sudah lama dia tidak disentuh, karena reaksinya dan vagina nya begitu cepat merespon jilatan saya dengan mengeluarkan banyak cairan. Saya teringat bahwa jendela terbuka setengah di kedua sisi, saya bangun untuk menutupnya, Niki menarik rambut saya dan mengembalikan saya pada posisi menjilat.

N: "biarin saja, terusin dan jangan berhenti"

Lanjut saya menjilat dan menghisap, Niki mencapai orgasme pertama nya setelah sekian lama, Niki menjambak saya begitu kencang, menahan untuk teriak, dan nafasnya seperti terhenti. Saya jilat dan hisap seluruh cairan yang keluar dari vaginanya lalu saya telan, sungguh nikmat dan harum.

N: "Kok kamu telan? Ga jijik? Gimana rasanya?"

S: "Vagina kamu enak Nik, cairan kamu hampir tidak berasa asam, aku memang paling suka sex ya di bagian ini, mau berulang2 pun aku lakuin hehe"

N: "O..oke, aku percaya sekarang, ehm terima kasih ya, enak banget, akhirnya aku bisa merasakan orgasme seperti ini lagi setelah sekian lama, jari aku saja tak bisa bikin aku sampai seperti ini... Sekarang gantian aku hisap kamu ya?"

S: "Lain waktu saja Nik, kita harus balik kampus"

N: "Bolos saja yuk, kita cari tempat yang lebih private"

S: "Next time saja yaaa (saya peluk dan cium pipinya) Yuk balik?"

N: "Uhmm memangnya masih ada next time? Pacar kamu gimana?"

S: "Liat aku (saya tatap matanya), kalau kamu janji buat merahasiakan ini diantara kita saja, aku juga janji next time itu pasti ada, gmana?"

Niki hanya mengangguk dan memeluk saya, lalu kami mengarah kembali ke kampus, Niki memasang kembali celana dalamnya, merapihkan pakaiannya, sesampainya dikampus, kami berpisah menuju kelas masing2.

Beberapa minggu berlalu, kami bertemu seperti biasa, berpapasan di kampus, dikelas, sesekali makan siang bersama di kedai makan sekitar kampus, dan berbincang via telpon. Sampai suatu hari saat menuju ke kelas, saya melihat Niki sedang menangis di sebuah kedai, saya hampiri dan saya meminta kunci mobil Niki lalu saya jemput di kedai tersebut, saya bawa Niki ke Taman Lembang lalu pergi membeli minum dan kembali ke mobil mencoba menenangkan Niki.

Niki bercerita bahwa alasan dia menangis adalah saat terakhir bertemu pacarnya beberapa hari lalu, pacarnya mengaku bahwa dia telah memiliki pacar lain selama 1 tahun terakhir, Niki mengaku bahwa dia hendak mengakhiri hubungan dan menceritakan tentang saya namun terpukul dengan kenyataan bahwa pacarnya sudah jauh lebih dulu mengkhianatinya, selesai menangis, saya bertanya pada Niki.

S: "Apa yang kamu mau lakukan berikutnya?"

N: (dengan sedikit terisak) "Kamu ingat janji kamu untuk meluangkan waktu denganku? Keberatankah kalau aku minta sekarang?"

S: "Nik, aku tidak mau memanfaatkan keadaanmu yang sedang seperti ini"

N: "Aku hanya tidak ingin sendiri saat ini, bisakah kamu menemaniku? Aku tidak ingin pulang, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu untuk melupakan"

S: "Maksud kamu kita menginap? Dimana? Aku tidak punya uang Nik dan aku harus bilang apa sama pacarku?"

N: "Iyaa, aku bisa carikan hotel untuk kita menginap, jangan khawatir aku yang bayar semua pengeluarannya, aku tidak tahu kamu harus bilang apa, tapi kamu sudah berjanji dan aku sangat butuh kamu"

S: "Oke, beri aku waktu sebentar untuk berpikir dan menelpon pacarku"

Saya keluar mobil, menyalakan rokok, dan berpikir alasan apa yang harus saya pakai, pacar saya tipikal orang yang selalu minta dikasih kabar dan jika saya tidak mengabari selalu marah, saya harus mencari alasan agar saya bisa pergi tanpa memberi kabar untuk beberapa waktu.

Akhirnya saya menelpon pacar saya dan mengatakan bahwa saya akan pergi ke kampung dengan orang tua untuk urusan keluarga, saya bilang bahwa saya mungkin tidak bisa selalu mengabari karena kami sama2 tau kekuatan sinyal di kampung saya, pacar saya menanyakan detail dan saya menjawab tidak tau apa2 karena mendadak orang tua saya telpon untuk mengabari hal tersebut, akhirnya dia berhenti bertanya dan saya kembali ke mobil.


Saya menyampaikan pada Niki bahwa saya bisa menemaninya, Niki bertanya saya bilang apa pada pacar saya dan saya ceritakan. Niki lalu meminta bertukar tempat duduk dengan saya dan mulai mengemudi, tak lama kami sampai di Bandara, saya bingung kenapa saya diajak kesini dan tidak ada kecurigaan sama sekali sampai kami berdiri didepan loket dan Niki mengucapkan.

N: "Mbak, 2 tiket untuk penerbangan selanjutnya ke Bali"

S: (sambil terkaget setengah mati dan kebingungan) "Nik.. Nik.. kamu bercanda kan?! Kenapa kita ke Bali? Kita tidak bawa apa2 sama sekali! Aku benar2 tidak ada uang sama sekali buat pergi berlibur!! Dan aku harus bilang apa sama orang rumah dan pacar aku nanti??!!"

N: "Pertama, aku sudah bilang seluruh pengeluaran aku yang bayar. Kedua, kamu sudah bilang akan ke kampung kan pada pacar kamu dan susah sinyal, jadi kamu tidak perlu khawatir. Ketiga, kamu telpon orang rumah bilang bahwa kamu diminta senior untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan disana dan semua biaya ditanggung kampus. Sisanya kamu tenang saja, aku yang urus, kamu cukup temani aku saja, oke? Sini KTP kamu"

Sayapun mengeluarkan KTP dan menelpon rumah selagi Niki membeli tiket, orang tua saya hanya bertanya kenapa saya tidak berkemas dan saya beralasan karena orang yang harusnya berangkat mendadak batal dan penerbangan sore ini, maka kampus memberi saya uang ekstra untuk pakaian selama disana, orang tua saya pun percaya dan tidak bertanya apa2 lagi, diruang tunggu saya bertanya pada Niki.

S: "Nik kamu yakin sama rencana ini? Emang orang tua kamu tidak khawatir kamu pergi berdua sama aku? Kamu tidak pakai uang kuliah kan untuk perjalanan ini?

N: (tertawa) "Yakin 1000%, sejak pengakuan mantan aku, aku memang sudah berencana untuk escape entah kemana sama kamu, tapi aku tidak mau escape hanya untuk menangis, maka aku putuskan untuk menangis sepuasnya sebelum aku mengajak kamu namun tangisan itu tak ada habisnya sampai kamu menemukanku dan aku semakin yakin sekarang, Ibuku sudah ga ada. Ayahku sibuk bekerja dan jarang dirumah, Kakak ku sudah menikah dan tinggal dengan keluarganya, kalaupun mereka mencariku paling telpon, ya nanti aku bilang aja di Bali sama pacar baruku. Ayahku memberiku kartu kredit untuk pengeluaran bulananku dan selama ini tidak pernah bertanya aku habiskan untuk apa, jadi ya sudah nikmati saja"

S: "Ya ampun Niki, seharusnya kamu cerita saja sama aku, aku ada bukan hanya untuk bersenang2 sama kamu, tapi juga berbagi saat kamu ada masalah"

N: "Iya aku tau kok, tapi aku tidak mau kencan pertamaku dengan pacarku jadi kenangan yang sedih, maaf yaaa"

S: (baru tersadar tadi Niki akan bilang ke orang tuanya kalau dia pergi sama pacar barunya dan baru saja dia bilang pacar lagi) "Pacar? Tadi kamu akan bilang juga ke ayahmu kalau pergi dengan pacar barumu itu aku??!"

N: "Iya, pacar aku, kamu (sambil menatapku), kenapa? Aku terlalu tua? Tidak suka sama aku? Apa karena aku baru saja putus?"

S: "Kamu ingat kan aku punya pacar? Kamu baru saja putus karena pacarmu memiliki orang lain, kalau sekarang aku pacar kamu berarti kamu terima jadi selingkuhan atau diselingkuhi, lalu kenapa kamu akhiri dengan pacarmu?"

N: "Aku bukan mengakhiri karena hubunganku sudah dingin atau mantan aku sudah memiliki orang lain, aku menemui mantanku mau mengakhiri karena aku bertemu kamu, aku sudah cukup senang dengan tau bahwa kamu milik aku meskipun belum sepenuhnya dan belum tentu kamu juga ingin memilikiku, itu semua sudah cukup buatku sekarang, jadi tidak usah terlalu kamu pikirkan untuk menganggap aku apa, tepati saja janjimu menemaniku, oke?"

Panggilan boarding pun tiba dan selama perjalanan saya hanya terdiam memikirkan kata2 Niki dan bagaimana saya harus meresponnya, Niki tertidur pulas di bahu saya hingga tiba di Bali, saat menuju terminal kedatangan, kami tertawa karena semua orang menatap kami dan kami satu2nya diantara mereka yang tidak membawa apa2 selain pakaian yang kami pakai karena tas kuliah kami tinggal dalam mobil Niki di Bandara.

Sesampainya diluar, Niki pergi ke loket taxi dan tak lama ada taxi yang datang untuk mengantar kami, saya masih terkesima bahwa saya di Bali, terakhir saya ingat ke Bali adalah saat saya masih sangat kecil, jadi saya tidak tau apa2 tentang Bali, taxi tersebut mengantar kami ke Hotel Tugu di daerah Canggu, saat check-in saya melihat brosur harga kamar adalah $200 lebih per malam, saya tarik Niki menjauh dari resepsionis.

N: "Nik!! Gila kamu ya!! Memang ga ada hotel lain yang lebih murah?! Nanti ayahmu marah kamu pakai uang sebanyak itu!

Datang seorang bule paruh baya berpakaian rapih.

(B : Bule)

B: "Niki! You're back! Oh god it's been long time since your family is here"

N: "Yes it is, oh I'm not here with my family, meet my boyfriend"

B: "Oooo young nicky first boyfriend hah? Very nice and honor to meet her prince charming"

S: "Hi, nice to meet you too. First boyfriend??"

B: "Yes, Niki and her family came here often, until her mother passed away (menggengam tangan Niki) I am deeply sorry Niki, wish your mother find peace in heaven, she is a very good woman"

N: "Thank you, sorry we didn't come here as we used to after she died, it's hard to come without her around"

B: "I understand Niki, i do. (Melihat ke arah gw) well, you made Niki come back here thank you, you must've been very special for her, this is her family favorite destination every year"

Kami melanjutkan proses check in dan ternyata bule tersebut adalah hotel manager yang sudah kenal keluarga Niki sejak lama, kami diantar hingga pintu gerbang kamar lalu bule itu pun menyerahkan kunci, ternyata di dalam gerbang kamar masih harus berjalan lagi untuk menuju kamar dan saat sampai di kamar, saya shock sedalam2nya, kamar itu sangat luas dan mewah, bergaya tradisional bali-belanda, ada ruang tamu dan outdoor private pool.

Selesai memberikan room tour, Niki menelpon ayahnya dan menyampaikan bahwa dia berlibur bersama saya di Bali menginap di hotel langganannya, Niki mengubah pembicaraan dengan loud spekaer.

A: "Itu pacarmu yang dari SMA itu?"

N: "Bukan pah, ini pacarku yang baru, mau bicara?"

A: "Ah bagus lah! papah ga pernah suka sama pacarmu yang dulu, urakan!! Bener ini bukan yang dulu ya?! Kalau iya papah telpon hotelnya minta sekuriti seret laki2 itu keluar!"

N: "Bukan pah bener, tanya aja sama si mister"

A: "Ya nanti papah telpon dia, yasudah kamu tidak usah pakai kartu kredit nya untuk menginap, pakai saja untuk yang lainnya, nanti papah minta mister kirim tagihan hotel ke kantor papah saja. Bilang pacarmu yang baru, sepulang dari Bali papah mau ketemu"

N: "Asiiik, oke pah nanti Niki sampein"

Telpon ditutup dan Niki mulai menjelaskan.

N: "Sudah jelas kan kenapa aku memilih disini?"

S: "Iya sudah, tapi aku merasa sungkan karena harganya mahal sekali"

N: "it's okay, tempat ini menjadi kenangan terindah bersama keluargaku dan aku mau bikin kenangan indah bersamamu juga"

S: "Terima kasih ya Nik" (memeluk Niki)

N: "Yasudah kamu mandi dulu sana, aku pesankan makan malam dulu"

Setelah mandi, saya tidak menemukan pakaian saya dan mengenakan jubah mandi, saya keluar untuk menanyakan pada Niki dimana pakaian saya dan saya melihat Niki mengenakan jubah yang sama duduk di meja makan.

N: "Pakaian kita diambil sama room boy untuk dilaundry"

S: "Lalu kita pakai apa sekarang? Jubah mandiku sudah basah untuk dipakai tidur"

N: "Siapa yang bilang kita harus berpakaian untuk tidur? Kamu tidak lihat kamar kita dikelilingi tembok dan gerbang yang tinggi? Pegawai sini pun pasti telpon dulu kalau mau ke kamar. Yuk makan, keburu dingin"

Jantung saya berdegup kencang membayangkan Niki akan tidur tanpa busana, saat saya duduk di meja makan terlihat belahan dada Niki begitu jelas, dadanya lumayan besar untuk ukuran badannya yang mungil, bulat, dan kencang, hingga saya tidak bisa betul2 menikmati makanan yang saya makan.

Selesai makan, Niki mengambil rokok dan berjalan ke arah kolam renang lalu duduk di sisinya menyalakan rokok, saya pun mengikuti, kami berbincang tentang kampus dan sehari2, lalu Niki berdiri, melepaskan jubahnya dan berjalan ke arah saya di seberang kolam.

N: "Suka dengan yang kamu lihat?"

S: "Badan kamu bagus banget Nik"

N: "Lalu kenapa diam saja, kamu boleh pegang kok" (menuntun tangan saya ke dadanya)

S: "Wow, kenyal dan besar nik"

N: (meraba penis saya yang sudah tegang) "Oh god, punya kamu besar!" (Berlutut, menatap mata saya, dan melebarkan mulurnya)


Saya mendorong penis saya hingga menyentuh mulutnya dan sepertinya tidak muat, Niki mencoba memasukan penis saya ke mulutnya namun hanya masuk setengah batang dan sudah penuh, Niki memainkan lidahnya saat menghisap saya, terasa seperti vagina perawan, begitu sempit dan basah, Niki mencoba memasukan lebih dalam namun berakhir dengan tersedak dan terbatuk2.

N: "Penis kamu terlalu besar sayang"

S: "Bukan, kamu yang terlalu kecil, ikut saya!

Kami berpindah ke shower outdoor disebelah kolam.

S: "Duduk disitu" (menunjuk pada box kayu tempat menyimpan pakaian kotor)

N: "Tapi aku mau hisap kamu"

S: "Iyaa tau, kasihan kamu tadi berlutut di lantai batu, begini lebih nyaman, kalau tidak muat, dijilatin aja Nik eh... Sayang"

Niki tersenyum lebar, matanya berkaca, dan mulai menghisap kembali dengan penuh nafsu, sepertinya mulai terbiasa dengan ukuran penis saya karena sudah sedikit bisa masuk lebih dalam dan terdengar suara tenggorokannya, Niki menjilati biji saya dan menghisap penuh nafsu hingga saya menjambak rambutnya namun itu membuatnya semakin bernafsu dan mengulum biji saya hingga terasa di kepala ngilunya, tapi juga terasa nikmat bersamaan.

N: "Keluarin dimulut aku ya"

S: "Boleh? Emang kamu ga jijik?"

N: "Belom tau, aku mau coba seperti yang kamu lakukan"

Niki menghisap saya begitu cepat dan akhirnya saya mengeluarkan sperma ke mulut kecil Niki hingga luber ke dagu nya, Niki membuka matanya dan menunjukan sperma yang tertampung dimulutnya pada saya, lalu dengan susah payah dia telan, dan membersihkan sisa sperma di mulutnya dan penis saya dengan jari dan dimasukan ke mulutnya lagi.

S: "Gimana?"

N: "Enak, aku suka"

S: "Masa belum pernah?"

N: "Udah, nih sekali sama kamu, aku mau lagi!"

Niki menghisap penis saya yang masih keras dan karena geli, saya cabut dan menahan geli, saya angkat Niki berdiri dan saya tunggingkan badannya, saya mulai menjilat vagina niki yang sudah basah menanti sambil saya remas kedua dadanya yang menggantung, Niki mengerang begitu menikmati, Niki melebarkan kakinya dan memungkinkan saya menjelajah lebih dalam, saya jilati bagian dalam vaginanya hingga Niki orgasme dan terkulai lalu saya tahan.

S: "Jangan lemas dulu sayang, it's not over yet"

Saya duduk dan Niki saya dudukan diatas saya, kami saling berpandangan.

N: "Pelan ya, penis kamu besar"

Saya masukan perlahan, begitu sempit dan hangat, sambil saya hisap dadanya bergantian dan mendirong sedikit2 hingga penis saya tertelan sepenuhnya dalam vagina Niki.

S: "Sakit?"

N: "Sakit sayang, Sakit, besar banget, tunggu ya sebentar"

Saya mulai menghisap dada Niki satu persatu, Niki mendesah, kami berciuman, saya hisap lidah Niki dan nafasnya menderu kencang, Niki menarik kepala saya dan mengigit bibir saya hingga berdarah dan terkulai dipangkuan saya.

S: "Kamu keluar?"

N: "Iya sayang, kamu nafsu banget sih"

S: "Kan aku tidak menggerakan penisku?"

N: "Aku juga tidak tau sayang, saat kamu hisap dada dan lidahku, perasaan itu muncul terus dan terus hingga tak tertahan lagi. Fuck kamu bikin aku keluar 2 kali padahal belum berbuat apa2"

S: "Mau istirahat dulu pesan minum?"

N: "No!! Aku mau lagi, aku mau minum sperma kamu lagi, fuck me dan keluarin dimulut aku"

Saya berdiri dengan Niki masih di pelukan saya, bobot tubuh Niki membuat penis saya tertanam lebih dalam dan Niki membelalak sambil menarik nafas panjang.

N: "Hoooooooouuuww, sobek sayang, sobek, sepertinya ada yang sobek divagina aku"

Saya letakan Niki di box kayu dan mengeluarkan penis saya perlahan, Niki mencengkram saya menahan sakit, dan saya mulai melihat bercak darah pada penis saya, dan begitu terlepas, ada darah mengalir dari vaginanya, saya panik, dan hendak menelpon ambulance, Niki menghentikan saya.

N: "It's okay, sini sayang aku ga apa2"

S: "Kamu perawan?"

N: "I..Iya"

S: "Fuck Niki, you should've said something! Perawan butuh waktu foreplay lebih lama agar tidak sakit"

N: "Iya maaf sayang, aku malu, setelah aku ejek2 kamu waktu itu"

S: (memeluk dan menggendong ke kamar) "I'm sorry I didn't know sayang, aku harusnya lebih hati2"

N: "Ga apa2 sayang, I'm so happy it was you"

Saya pun membasahi handuk kecil dan meletakan es didalamnya, lalu saya kompreskan pada vagina Niki sambil mengalihkan nya dari rasa sakit dengan bercanda2. Niki bercerita selama bertahun2 mantannya meminta untuk having sex dengan Niki namun (ini yang dimaksud Niki dengan sentuh selama ini) hanya sebatas saling hand job dan blow job saja, mungkin itu sebabnya mantan Niki mencari orang lain.

Saya tertidur disamping Niki, saya ingat betul saat itu bermimpi sedang having sex dengan pacar saya, namun terasa begitu real, dan ternyata saya terbangun dengan Niki diatas saya sedang memompa penis saya.

S: "Sayang, kamu.. Kalau masih sakit jangan dipaksakan, masih ada lain waktu"

N: (sambil memompa) "lain waktu? Tidak, aku mau memilikimu saat ini juga, kamu milik aku dan aku seorang akan memuaskanmu"

Terasa sangat nikmat dan licin, saya bisa merasakan setiap guratan di dinding vagina Niki, saya meremas dada Niki dan memainkan puting nya, Niki mengerang, menjepit tubuh saya dengan pahanya.

N: "Ffff.......uuucckk! Oh my god aku keluar, oh god enak banget"

Lalu badannya bergetar keras, dan saat Niki terkulai di dada saya, saya mulai memompanya lagi, Niki berusaha untuk bangun namun saya tahan dengan memeluknya.

N: "fff..uck, oh ffff...uuck, aku mau keluar, don't stop, don't stop!"

Niki menggigit dada saya dan dia orgasme.

N: "Aku ga kuat sayang, aku mau sperma kamu"

S: "Oke sayang"

Niki terlentang dan wajah berada diantara paha saya, saya mulai mengocok penis saya dan Niki membantu dengan mengulum biji saya, sudah terasa mau orgasme saya masukan penis saya ke mulut Niki dan mulai memompa hingga sperma saya tertumpah dimulutnya, Niki memainkanya dimulutnya dan lalu ditelannya.

N: "Ehmm.. uhmm.. Aku ketagihan"

S: "Trus gimana? Bahaya dong?"

N: "Engga lah, kamu pacar aku, kita satu kampus, jadi tiap saat aku ingin ya tinggal cari kamu aja"

S: "Well if you can catch me, then you deserve a reward young lady"

N: "Young lady? Aku kan tua, apanya yang young!"

S: (sambil berbisik di telinganya) "Whenever i call you young lady, be ready to be fuck, got it?"
Langsung menyambar bibir saya dan kami berciuman lalu tidur tanpa busana.


Paginya, saya terbangun karena dering telpon, saat saya lihat ternyata pacar saya, saya pindah ke ruangan sebelah karena tidak ingin mengganggu Niki yang sedang tidur.

S: "Hai babe, maaf aku belum kasih kabar, tadi malam lelah jadi begitu sampai aku tidur"

P: "Gimana sih! Aku kan bilang begitu sampai kabarin, sms dong paling tidak!"

S: "Iya maaf yaaaa"

P: "Tau ah! Kamu mau tidur lagi?!"

S: "Tidak kok, Sudah waktunya bangun juga"

P: "Oh yaudah kalau gitu, aku lagi di balkon kamar aku nih, turunin celana kamu, aku mau hisap morning wood kamu"

Saya panik, takut Niki dengar, tapi juga tidak bisa menolak karena saya tidak pernah menolak sex dan akan mencurigakan kalau saya tolak, mood pacar saya pun lagi begitu.

S: "Siap bos, sudah terbuka"

P: (suara menghisap) "Uhmmm, aku lepasin tank top aku nih"

S: "Kamu kan di balkon babe, nanti ada yang liat!

P: "Biarkan saja, sudah jatuh ke lantai babe"

S: "Aku remas dada kamu selagi kamu hisap aku dan aku mainin puting kamu"

P: "Aku masukin penis kamu ke tenggorokan nih"

S: "Iya babe, oooh enak babe, aku pompa ya"

P: "Iya babe" (suara menghisap lebih kencang) "babe, aku nungging di balkon nih, lagi nurunin celana dalam aku, udah basah banget, jilatin vagina aku dong dari belakang"

S: "Aku berlutut di belakang kamu dan ngelebarin pantat kamu nih"

P: "Jilat babe, jilat,, Ooh enak babe, suka banget sama lidah kamu,, hoh.. hooh.. masukin lidah kamu babe"

S: "Yes babe, aku lagi jilatin vagina kamu didalam"

P: "Ohhhh.. Oouuhh.. babe aku mau keluar!!"

S: "Keluarin babe, dimulut, kamu tau kan aku suka"

P: "Keluar babe, keluar, Ooouuuhhhh"

Pada saat bersamaan, Niki dengan telanjang dan kedua tangan didadanya meremas dan mengigit bibirnya menghampiri, saya terkejut dan panik harus dimana, Niki memberi kode dengan telunjuk dibibir yang menandakan 'ssuusshh', Niki berlutut di karpet dan mulai menghisap penis saya.

P: "Babe, masukin, masukin penis kamu ke dalamku"

Bingung apakah saya tutup telpon atau lanjutkan, Niki menatap mata saya.

S: "Y....Yes babe, aku masukin pelan2 ya"

Niki berdiri dan membalikan badan, membasahi vagina nya dengan liurnya, dan mulai memasukan penis saya ke vaginanya.

P: "Oooh babe, sudah masuk, hangat banget babe, enak, mulai ya babe"

S: "Iy..ya babe, ini aku gerakin maju mundur"

Bersamaan Niki pun mulai memompa sambil meremas dadanya dan mengigit bibirnya agar tak bersuara.

P: "Oooh enak sayang, geli, besar penis kamu, Oooh seperti merobek2 vagina aku

Saya mulai mendesah, bukan pura2 tapi menikmati vagina Niki yang memompa penis saya dan menahan untuk bersuara.

P: "Cepetin babe, aku dah mau keluar!"

S: "Aku cepetin babe, keluarin semua di penis aku ya"

Niki seperti mengerti percakapannya dan memompa lebih cepat, sempit, licin, nikmat perlakuannya ditambah desahan pacar saya di telpon membuat saya pun ingin orgasme karena membayangkan dua perempuan bisa saya nikmati bersamaan.

S: "Aku juga mau keluar nih babe!"

P: "Yaudah kita keluar bareng, bayangin keluar didalam aku ya!"

back to top