![]() |
Tubuhku Sebagai Ganti Uang Sewa Kostku |
Cersex - Ini Terjadi Ketika aku kos dulu, pernah aku nunggak pembayaran uang kos di karna-kan kesulitan keuangan waktu itu. Yang punya kos tentu-nya terus menagih uang kos yang sudah telat aku bayar-nya itu, sampe hampir 2 bulan.
"Nes, dah mau 2 bulan nih kamu gak bayar uang kos, kenapa?"
"Lagi Kesulitan keuangan om, Ines lagi usaha cari pinjeman, tapi blm dapet2. maaf ya om".
"Om sih.. pasti kasih maaf sih. tapi uang kos tetep kudu harus di bayar Nes..".
Mata-ku jadi berkaca2 karna aku sudah tersudut dengan ucapan si om itu. kalau gak bayar juga aku pasti di suruh kluar dari kos2an itu. Bisa ribet tu kalau dalam kondisi kesulitan keuangan kudu cari kos an baru, pasti kan kudu kasi uang muka kalau pindah kos an baru.
"Tolonglah om, Ines bener2 lgi sulit uang nih..".
"Ya udah, gini aja. Om kasih kamu toleransi sebulan lagi tapi ada syarat-nya loh".
"Makasi om buat toleransi-nya, syarat apa tu om?".
Si om kos senyum2 mesum gitu melirik tubuh-ku dari atas ke bwah. Aku dah duga kalau dia minta syarat pasti mau ngentotin aku deh. kalau dah kepepet gini ya apa bole buat deh, si om dapet nikmat aku bisa napas lebih lega karna ada toleransi pembayaran selain dapet nikmat juga.
Cerita dari temen kos aku yang dah pindah ternyata bener, kalau om kos ini demen banget ngentotin anak2 kos-nya yang dia suka. Om kos memang tinggal sendiri di rumah induk, kata-nya dah cerai ma istri-nya dan skarang dia tinggal sendiri aja, anak-nya pun di bawa ma mantan istri-nya.

Aku digandeng-nya menuju ke rumah induk dan langsung di ajak masuk kamar-nya. Aku hanya bis pasrah aja atas perlakukan-nya itu.
"Dah ngerti kan Nes? apa syarat dari om..".
Aku hanya ngangguk aja. Aku di baringkan di ranjang-nya. Ku rasakan ranjang bergoyang, si om berbaring miring di seblah-ku. Dengan Reflex aku pun bangkit ter-duduk.
"Kok duduk?, rebahan aja Nes", kata-nya sambil meremas pundak-ku.
Remasan dan terpaan nafas-nya saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuh-ku merinding, tanpa terasa tangan-ku meremas ujung rok-ku. Si om menarik tangan-ku meletakan di paha-nya di tekan sambil di remas-nya, tak ayal lagi tangan-ku jadi meremas paha-nya.
"Remas aja paha-ku Nes, daripada rok ya".
Aku merasakan paha-nya dalam remasan-ku membuat darah-ku berdesir keras.
"Ngga usah malu Nes, santai aja..".
Entah karena bujukan-nya atau aku sendiri yang menginginkan-nya, tidak jelas, yang pasti tangan-ku tidak beranjak dari paha-nya.
Merasa mendapat angin, si om melepaskan rangkulan-nya dan memindahkan tangan-nya di atas paha-ku, awal-nya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik rabahan-nya, setiap inchi gerakan tangan-nya membuat-ku merinding. tangan-nya mengelus-elus dengan halus, aku ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuat-nya, membuatku membiarkan kenakalan tangan-nya yang semakin menjadi-jadi.
"Nes, aku suka deh liat leher sama pundak kamu itu", bisik-nya seraya mengecup pundak-ku.
"Nes, aku suka deh liat leher sama pundak kamu itu", bisik-nya seraya mengecup pundak-ku.
Aku yang sudah terbuai elusan-nya, Tak karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupan-nya itu. Dia terus aja mengecup, bahkan semakin naik ke leher.
"Om.. ahh.."
"Enjoy aja Nes..", bisik-nya lagi, sambil mengecup dan menjilati daun telinga-ku.
"Ohh.. om.."
Aku sudah tidak mampu lagi menahan rangsangan yang perlahan merayapi tubuh-ku. Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut-nya di leher dan telinga-ku.
Merasa tidak puas, segera di singkap-nya rok mini-ku, tangan-nya sudah berada di paha dalam-ku, di selipkan-nya tangan-nya ke dalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan memek-ku dan akhir-nya menyentuh itil-ku.
"Aaahh.. sshh.. eehhmm", desah-ku merasakan nikmat-nya elusan-elusan-nya,
Jari-nya merayap tak terkendali di bibir memek-ku, membuka belahan-nya dan bermain-main di tempat yang mulai basah dengan cairan kewanitaan-ku, karna kenikmatan yang ku rasakan semakin meningkat.
"Om.. ahh.."
"Enjoy aja Nes..", bisik-nya lagi, sambil mengecup dan menjilati daun telinga-ku.
"Ohh.. om.."
Aku sudah tidak mampu lagi menahan rangsangan yang perlahan merayapi tubuh-ku. Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut-nya di leher dan telinga-ku.
Merasa tidak puas, segera di singkap-nya rok mini-ku, tangan-nya sudah berada di paha dalam-ku, di selipkan-nya tangan-nya ke dalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan memek-ku dan akhir-nya menyentuh itil-ku.
"Aaahh.. sshh.. eehhmm", desah-ku merasakan nikmat-nya elusan-elusan-nya,
Jari-nya merayap tak terkendali di bibir memek-ku, membuka belahan-nya dan bermain-main di tempat yang mulai basah dengan cairan kewanitaan-ku, karna kenikmatan yang ku rasakan semakin meningkat.
Melihat aku sudah pasrah, dia semakin agresif. Tangan satu-nya semakin naik hingga akhir-nya meremas toket-ku, ditambah dengan kehangatan mulut-nya di leher-ku membuat birahi-ku menggelegak sejadi-jadi-nya.
"Aaahh.. om.. ohh.. sshh..", desahan-ku bertambah keras.
Si om menyingkap tanktop dan bra-ku ke atas, sehingga toket ranum-ku menyembul keluar, langsung di lahap-nya dengan rakus. sementara tangan satu-nya tetap merabah-rabah itil memek-ku yang sudah basah oleh cairan kenikmatan-ku itu. Aku jadi tak terkendali dengan serangan-nya, tubuh-ku bergelinjang keras.
"Emmhh.. aahh.. ohh.. aahh..", desahan-ku berganti menjadi erangan-erangan.
"Aaahh.. om.. ohh.. sshh..", desahan-ku bertambah keras.
Si om menyingkap tanktop dan bra-ku ke atas, sehingga toket ranum-ku menyembul keluar, langsung di lahap-nya dengan rakus. sementara tangan satu-nya tetap merabah-rabah itil memek-ku yang sudah basah oleh cairan kenikmatan-ku itu. Aku jadi tak terkendali dengan serangan-nya, tubuh-ku bergelinjang keras.
"Emmhh.. aahh.. ohh.. aahh..", desahan-ku berganti menjadi erangan-erangan.
Dia melucuti seluruh penutup tubuh-ku, tubuh polos-ku di baringkan di ranjang.
"Nes.. sampe merangsang sekali gitu, kulit-mu kuning langsat, toket-mu yg ranum dan memek-mu imut banget".
Si om melumat bibir-ku dengan penuh nafsu, lidah-nya menerobos ke dalam rongga mulut-ku, lidah kami saling berpaut, mengait dan menghisap dengan liar-nya. Dari bibir-ku, bibir-nya merayap turun ke arah toket-ku, pentil-ku yang ke merah-merah-an jadi bulan-bulan-an bibir dan lidah-nya.
Di perlakukan seperti itu membuat-ku kehilangan kesadaran, tubuh-ku bagai terbang diawang- awang. aku mulai meremas punggung-nya, ku jambak rambut-nya dan merengek-rengek meminta-nya untuk tidak berhenti melakukan-nya.
"Aaahh.. om..teruss.. sshh..enak sekali.."
"Nikmatin Nes.. nanti bakal lebih enak lagi", bisik-nya seraya kembali menjilat dalam-dalam telinga-ku.
"Nes.. sampe merangsang sekali gitu, kulit-mu kuning langsat, toket-mu yg ranum dan memek-mu imut banget".
Si om melumat bibir-ku dengan penuh nafsu, lidah-nya menerobos ke dalam rongga mulut-ku, lidah kami saling berpaut, mengait dan menghisap dengan liar-nya. Dari bibir-ku, bibir-nya merayap turun ke arah toket-ku, pentil-ku yang ke merah-merah-an jadi bulan-bulan-an bibir dan lidah-nya.
Di perlakukan seperti itu membuat-ku kehilangan kesadaran, tubuh-ku bagai terbang diawang- awang. aku mulai meremas punggung-nya, ku jambak rambut-nya dan merengek-rengek meminta-nya untuk tidak berhenti melakukan-nya.
"Aaahh.. om..teruss.. sshh..enak sekali.."
"Nikmatin Nes.. nanti bakal lebih enak lagi", bisik-nya seraya kembali menjilat dalam-dalam telinga-ku.
Kemudian jilatan-nya turun ke pentil-ku lagi, di emut-nya sebentar dan menurun lagi ke areah puser-ku, lubang puser-ku di ciumi-nya sehingga aku menggelinjang kegelian, lidah-nya di julurkan-nya menjilati lubang puser-ku.

"Om, geliiii... aahhh.." leguh-ku.
Kemudian dia mulai menjilat paha-ku, lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhir-nya sampai di belahan memek-ku, lidah-nya bergerak-gerak liar di itil-ku. aku seperti tersihir menjadi hiperaktif, pinggul ku ter-angkat-angkat, pingin si om utk melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, di santap-nya memek-ku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludah-nya dan cairan-ku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuh-ku menegang.
"Aaagghh.. om... oohh.." jerit-ku keras,
Dan aku merasakan hentak-hentakan kenikmatan di dalam memek-ku. Tubuh-ku melemas. di biarkan-nya aku beristirahat. sambil memejamkan mata ku ingat-ingat apa yang baru saja ku alami.

"Om, geliiii... aahhh.." leguh-ku.
Kemudian dia mulai menjilat paha-ku, lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhir-nya sampai di belahan memek-ku, lidah-nya bergerak-gerak liar di itil-ku. aku seperti tersihir menjadi hiperaktif, pinggul ku ter-angkat-angkat, pingin si om utk melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, di santap-nya memek-ku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludah-nya dan cairan-ku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuh-ku menegang.
"Aaagghh.. om... oohh.." jerit-ku keras,
Dan aku merasakan hentak-hentakan kenikmatan di dalam memek-ku. Tubuh-ku melemas. di biarkan-nya aku beristirahat. sambil memejamkan mata ku ingat-ingat apa yang baru saja ku alami.
Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelinga-ku lagi dan rasa-nya tidak asing lagi.. hangat dan basah.
"Aaahh.."
Bibir dan lidah si om mulai lagi, tapi kali ini tubuh-ku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata si om sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dada-nya menggelitiki tubuh-ku. Tapi aku belum melihat sebrapa gede kontol-nya. Mata-ku masih terpejam. Gairah-ku bangkit merasakan lidah-nya menjalar di pentil-ku yang kemudian saja di emut-nya dengan rakus, membuat tubuh-ku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat di kedua titik sensitif tubuh-ku. Kemudian ia membuka kedua paha-ku lebar-lebar dengan kepala-nya yang sudah berada di antara-nya.
"Aaahh.. om.. nngghh.. aaghh.." rintih-ku tak tertahankan lagi.
Dia kemudian mengganjal pinggul-ku dengan bantal sehingga pantat-ku menjadi terangkat, lalu kembali lidah-nya bermain di belahan memek-ku. Kali ini ujung lidah-nya sampai masuk ke dalam liang memek-ku, bergerak-gerak liar diantara memek dan anus, seluruh tubuh-ku bagai tersengat aliran listrik. aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada tara-nya itu.
Dia kembali naik dan melahap pentil-ku,yang satu di hisap-hisap satu-nya lagi di pilin-pilin oleh jari-jari-nya. Dari toket kiri-ku tangan-nya melesat turun ke memek-ku lagi, di elus-elus-nya itil dan bibir memek-ku. Tubuh-ku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari nya yang sangat mahir menyerang secara bertubi-tubi.
"Ooohhhh.. mmpphhh.. ngghh.. sshh. Teruss.. om.. aahhh..".
Aku menjadi lebih menggila waktu dia mulai memainkan lagi lidah-nya di memek-ku. Tubuh-ku setengah melonjor di pinggir ranjang dengan kaki menapak ke lantai, dia berlutut dilantai dengan tubuh berada di antara kedua kaki-ku. Mulut-nya mengulum-ngulum memek-ku.
Tak lama kemudian dia meletakan kedua kaki-ku di bahu-nya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang di depan muka-nya. Tak ayal lagi aku kembali berkelojotan di perlakukan seperti itu.
"Ssshh.. sshh.. aahh. Oohh.. om.. nikmat sekalii.. Gigit.. om.. pleasee.. gigitt... Auuwww.. pelan om gigit-nya oohhhh..".
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda diri-ku, satu tangan-ku mencengkram kepala-nya. tangan-ku yang lain-nya meremas-remas toket-ku sendiri serta memilin pentil-nya.
"Aaahh.."
Bibir dan lidah si om mulai lagi, tapi kali ini tubuh-ku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata si om sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dada-nya menggelitiki tubuh-ku. Tapi aku belum melihat sebrapa gede kontol-nya. Mata-ku masih terpejam. Gairah-ku bangkit merasakan lidah-nya menjalar di pentil-ku yang kemudian saja di emut-nya dengan rakus, membuat tubuh-ku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat di kedua titik sensitif tubuh-ku. Kemudian ia membuka kedua paha-ku lebar-lebar dengan kepala-nya yang sudah berada di antara-nya.
"Aaahh.. om.. nngghh.. aaghh.." rintih-ku tak tertahankan lagi.
Dia kemudian mengganjal pinggul-ku dengan bantal sehingga pantat-ku menjadi terangkat, lalu kembali lidah-nya bermain di belahan memek-ku. Kali ini ujung lidah-nya sampai masuk ke dalam liang memek-ku, bergerak-gerak liar diantara memek dan anus, seluruh tubuh-ku bagai tersengat aliran listrik. aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada tara-nya itu.
Dia kembali naik dan melahap pentil-ku,yang satu di hisap-hisap satu-nya lagi di pilin-pilin oleh jari-jari-nya. Dari toket kiri-ku tangan-nya melesat turun ke memek-ku lagi, di elus-elus-nya itil dan bibir memek-ku. Tubuh-ku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari nya yang sangat mahir menyerang secara bertubi-tubi.
"Ooohhhh.. mmpphhh.. ngghh.. sshh. Teruss.. om.. aahhh..".
Aku menjadi lebih menggila waktu dia mulai memainkan lagi lidah-nya di memek-ku. Tubuh-ku setengah melonjor di pinggir ranjang dengan kaki menapak ke lantai, dia berlutut dilantai dengan tubuh berada di antara kedua kaki-ku. Mulut-nya mengulum-ngulum memek-ku.
Tak lama kemudian dia meletakan kedua kaki-ku di bahu-nya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang di depan muka-nya. Tak ayal lagi aku kembali berkelojotan di perlakukan seperti itu.
"Ssshh.. sshh.. aahh. Oohh.. om.. nikmat sekalii.. Gigit.. om.. pleasee.. gigitt... Auuwww.. pelan om gigit-nya oohhhh..".
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda diri-ku, satu tangan-ku mencengkram kepala-nya. tangan-ku yang lain-nya meremas-remas toket-ku sendiri serta memilin pentil-nya.
Beberapa saat kemudian kita berganti posisi, aku yang berlutut di lantai, baru aku lihat kontol-nya yang extra large itu, besar panjang berwarna cokelat dan sudah keras sekali. kontol-nya kayak-nya sekitar 20cm.
"Ehh.. gede banget om, Aduhh.. cukup ga ya mulut Ines..".
Tangan-nya menekan kepala-ku. Aku tidak sempat berpikir ulang lagi dan langsung membuka mulut-ku untuk mencaplok palkon-nya.
"Ehhmm...", desah-nya
Keenakan terlihat di wajah-nya ketika aku mulai mengemut-ngemut palkon-nya. Sambil tangan kanan-nya mengocok kontol-nya, bibir-ku melumat-lumat palkon-nya itu dengan penuh nafsu. Lidah-ku kadang-kadang menjilati lubang kontol-nya dan sepanjang batang kontol-nya. Si om jadi blingsatan. Tangan-nya menjambak rambut-ku, dan memaksa aku menelan kontol-nya lebih dalam lagi, kemudian mengocok-nya dengan gerakan kepala-ku naik turun.
Aku agak megap-megap melakukan-nya karena gemuk kontol-nya yang hampir 6cm lebar-nya betul-betul memenuhi mulut-ku. Tangan kiri-nya bergerak ke bawah menyasar area toket-ku. Dengan mudah toket-ku di raih-nya dan di remas-nya. Sensasi-nya benar2 luar biasa. Libido-ku langsung naik tinggi.
"ahh.. ahhhhh.." ucapan-ku terputus oleh desahan-ku karena dia memilin-milin pentil-ku.
Rasa gatal di areola toket-ku menebarkan sensasi nikmat yang sangat. Tubuh-ku menggeliat-geliat tanpa bisa di tahan sambil mendesah-desah sampai lupa akan emutan-ku di palkon-nya. Dia semakin aktif meremas-remas sepasang toket-ku. Kini dua tangan-nya juga meremas-remas dan mempermainkan pentil-ku sekaligus. Aku semakin belingsatan karena di dera gelombang libido yang semakin memuncak.
"Ehh.. gede banget om, Aduhh.. cukup ga ya mulut Ines..".
Tangan-nya menekan kepala-ku. Aku tidak sempat berpikir ulang lagi dan langsung membuka mulut-ku untuk mencaplok palkon-nya.
"Ehhmm...", desah-nya
Keenakan terlihat di wajah-nya ketika aku mulai mengemut-ngemut palkon-nya. Sambil tangan kanan-nya mengocok kontol-nya, bibir-ku melumat-lumat palkon-nya itu dengan penuh nafsu. Lidah-ku kadang-kadang menjilati lubang kontol-nya dan sepanjang batang kontol-nya. Si om jadi blingsatan. Tangan-nya menjambak rambut-ku, dan memaksa aku menelan kontol-nya lebih dalam lagi, kemudian mengocok-nya dengan gerakan kepala-ku naik turun.
Aku agak megap-megap melakukan-nya karena gemuk kontol-nya yang hampir 6cm lebar-nya betul-betul memenuhi mulut-ku. Tangan kiri-nya bergerak ke bawah menyasar area toket-ku. Dengan mudah toket-ku di raih-nya dan di remas-nya. Sensasi-nya benar2 luar biasa. Libido-ku langsung naik tinggi.
"ahh.. ahhhhh.." ucapan-ku terputus oleh desahan-ku karena dia memilin-milin pentil-ku.
Rasa gatal di areola toket-ku menebarkan sensasi nikmat yang sangat. Tubuh-ku menggeliat-geliat tanpa bisa di tahan sambil mendesah-desah sampai lupa akan emutan-ku di palkon-nya. Dia semakin aktif meremas-remas sepasang toket-ku. Kini dua tangan-nya juga meremas-remas dan mempermainkan pentil-ku sekaligus. Aku semakin belingsatan karena di dera gelombang libido yang semakin memuncak.
"Ines.. emut lagi.. nngghh..".
Aku kembali mengemut palkon-nya yang besar dan sudah keras membatu itu, si om mendesah-desah merasakan emutan-ku.
"Jilat.. kepala-nya Ines..".
Aku menuruti permintaan-nya yang tak mungkin ku tolak. lidah-ku berputar di kepala kontol-nya membuat dia mendesis desis lagi.
"Ssshh.. nikmat sekali nes.. isep sayangg.. isep", pinta-nya disela-sela desisan-nya.
Dia memanggil-ku sayang, mesra-nya. kepala kontol-nya kembali ku masukan ke dalam mulut, dia meringis.
"Jangan kena gigi nes.. isep aja". protes-nya,
Mulut-ku penuh kemasukan palkon yang gede itu sehingga gigi-ku menyentuh palkon-nya yang sensitif itu. kucoba lagi, kali ini dia mendesis nikmat.
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak..".
Sebagian kontol-nya melesak masuk menyentuh langit-langit mulut-ku. Aku mengulum kontol-nya, kepala-ku turun naik, sekali-kali ku jilat palkon-nya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala-ku seperti-nya memberikan sensasi yang luar biasa bagi-nya.
"Aaahh.. aauuhh.. teruss sayangg Ohh.. sayangg.. enakk sekalii".
Aku memvariasikan emutan dengan kocokan kontol-nya yang separuh-nya berada dalam mulut-ku. Beberapa saat kemudian si om mempercepat gerakan pinggul-nya dan menekan lebih dalam batang kontol-nya, tangan-ku tak mampu menahan laju masuk-nya ke dalam mulut-ku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepala-ku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebalik-nya, gelengan kepala-ku membuat kontol-nya seperti di kocok-kocok. Dia bertambah beringas mengeluar-masukan batang-nya dan..
"Aaahh.. nikmatt.. Nes.. aku.. kkeelluaarr...", jerit-nya
Peju-nya menyembur-nyembur keras di dalam mulut-ku membuat-ku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokan-ku sebagian lagi tercecer keluar dari mulut-ku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulut-ku.
"Sorry.. Nes, ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget..".
Dia mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa peju dari mulut-ku. Dia memeluk-ku dengan lembut. Di kecup-nya kening-ku, hidung-ku dan bibir-ku. Kecupan di bibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas, kami pun saling memangut, lidah-nya menerobos mulut-ku, aku terpancing untuk membalas-nya.

"Ohh.."
Sungguh luar biasa permainan lidah-nya, leher dan telinga-ku kembali menjadi sasaran-nya membuat-ku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulut-ku. Luar biasa stamina-nya, baru aja ngecrot di mulut-ku, kontol-nya dah kembali mengeras.
Tangan-nya meraih pinggang-ku ke dalam pelukan-nya, dan bibir-nya melumat bibir-ku dengan penuh nafsu. Beberapa saat aku gelagepan, tapi langsung bisa mengimbangi.
Tangan nya bergerak turun dan meremas-remas bongkahan pantat-ku. Kedua tangan-nya langsung meraup kedua toket-ku dan meremas-remas-nya dengan penuh nafsu. Gerakan memutar-mutar dari pangkal toket kemudian ke pentil-nya, sambil di remas-remas dengan kasar. Aku langsung memejamkan mata dan melenguh.
"Uuuhhmm... sshhhh.. hmmmppp..". Pentil-ku di pilin dan di tarik-tarik.
Lalu lidah-nya kembali menjilati pentil-ku lagi, dan di tengahi oleh hisapan-hisapan dalam mulut-nya.
"Hhmmmppffff.. enak bangetttt.."
Sensasi lidahnya yang kasar di pentil-ku, belum lagi gigitan-gigitan kecil, membuat sensasi gatal yang menyenangkan menyebar ke seluruh tubuh.
Aku kembali mengemut palkon-nya yang besar dan sudah keras membatu itu, si om mendesah-desah merasakan emutan-ku.
"Jilat.. kepala-nya Ines..".
Aku menuruti permintaan-nya yang tak mungkin ku tolak. lidah-ku berputar di kepala kontol-nya membuat dia mendesis desis lagi.
"Ssshh.. nikmat sekali nes.. isep sayangg.. isep", pinta-nya disela-sela desisan-nya.
Dia memanggil-ku sayang, mesra-nya. kepala kontol-nya kembali ku masukan ke dalam mulut, dia meringis.
"Jangan kena gigi nes.. isep aja". protes-nya,
Mulut-ku penuh kemasukan palkon yang gede itu sehingga gigi-ku menyentuh palkon-nya yang sensitif itu. kucoba lagi, kali ini dia mendesis nikmat.
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak..".
Sebagian kontol-nya melesak masuk menyentuh langit-langit mulut-ku. Aku mengulum kontol-nya, kepala-ku turun naik, sekali-kali ku jilat palkon-nya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala-ku seperti-nya memberikan sensasi yang luar biasa bagi-nya.
"Aaahh.. aauuhh.. teruss sayangg Ohh.. sayangg.. enakk sekalii".
Aku memvariasikan emutan dengan kocokan kontol-nya yang separuh-nya berada dalam mulut-ku. Beberapa saat kemudian si om mempercepat gerakan pinggul-nya dan menekan lebih dalam batang kontol-nya, tangan-ku tak mampu menahan laju masuk-nya ke dalam mulut-ku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepala-ku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebalik-nya, gelengan kepala-ku membuat kontol-nya seperti di kocok-kocok. Dia bertambah beringas mengeluar-masukan batang-nya dan..
"Aaahh.. nikmatt.. Nes.. aku.. kkeelluaarr...", jerit-nya
Peju-nya menyembur-nyembur keras di dalam mulut-ku membuat-ku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokan-ku sebagian lagi tercecer keluar dari mulut-ku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulut-ku.
"Sorry.. Nes, ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget..".
Dia mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa peju dari mulut-ku. Dia memeluk-ku dengan lembut. Di kecup-nya kening-ku, hidung-ku dan bibir-ku. Kecupan di bibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas, kami pun saling memangut, lidah-nya menerobos mulut-ku, aku terpancing untuk membalas-nya.

"Ohh.."
Sungguh luar biasa permainan lidah-nya, leher dan telinga-ku kembali menjadi sasaran-nya membuat-ku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulut-ku. Luar biasa stamina-nya, baru aja ngecrot di mulut-ku, kontol-nya dah kembali mengeras.
Tangan-nya meraih pinggang-ku ke dalam pelukan-nya, dan bibir-nya melumat bibir-ku dengan penuh nafsu. Beberapa saat aku gelagepan, tapi langsung bisa mengimbangi.
Tangan nya bergerak turun dan meremas-remas bongkahan pantat-ku. Kedua tangan-nya langsung meraup kedua toket-ku dan meremas-remas-nya dengan penuh nafsu. Gerakan memutar-mutar dari pangkal toket kemudian ke pentil-nya, sambil di remas-remas dengan kasar. Aku langsung memejamkan mata dan melenguh.
"Uuuhhmm... sshhhh.. hmmmppp..". Pentil-ku di pilin dan di tarik-tarik.
Lalu lidah-nya kembali menjilati pentil-ku lagi, dan di tengahi oleh hisapan-hisapan dalam mulut-nya.
"Hhmmmppffff.. enak bangetttt.."
Sensasi lidahnya yang kasar di pentil-ku, belum lagi gigitan-gigitan kecil, membuat sensasi gatal yang menyenangkan menyebar ke seluruh tubuh.
Memek-ku sudah mulai basah kembali dan berkedut-kedut. jemari-nya kembali menjamah selangkangan-ku. Jari tengah-nya langsung menekan gundukan memek-ku dan menggesek-nya kuat-kuat. Tubuh-ku agak melengkung oleh sensasi kenikmatan yang menjadi-jadi.
"Ouuhhh.. om.. enak bangett..hmmmpp.."
Dia menelungkup di tengah-tengah paha-ku yang di pentangkan lebar oleh-nya. Dia mengangkat paha-ku lebih tinggi sehingga pantat-ku agak terangkat dan memek-ku lebih terekspos. Tanpa ancang2 dia langsung melumat belahan bibir memek-ku. lidah-nya kembali menyelusup ke dalam memek-ku yang sudah basah kuyup itu, sambil menggerakkan lidah-nya naik turun dengan cepat.
"ahhh.. ahhh.. ouuuuhhhh..", lenguh-ku lebih heboh lagi
Karena rasa gatal yang sudah sempat terpuaskan tadi, tiba2 muncul kembali dengan lebih dahsyat. Rasa-nya ada yang berusaha hendak keluar dari memek-ku dan rasa itu berkumpul, bergetar, mengirimkan gelombang kenikmatan ke sekujur tubuh-ku. Tangan-ku menekan kepala-nya semakin erat ke selangkangan-ku. Sambil menjilati itil-ku yang makin menonjol, jari tengah-nya juga aktif mengocok lubang memek-ku. Suara becek berkecipakan, di tingkahi oleh lenguhan-ku yang di banjiri oleh sensasi birahi yang semakin memuncak.
"Auhh.. Auhhh.. Ekkhhhhh.. Ehhhhhffffmmpppp..." .
Kepala-ku menggeleng ke kiri dan ke kanan. Punggung-ku semakin melengkung. Tidak sampai 5 menit, aku makin melenguh.
"Om.. Ines mo kluar lagi.."
Dia makin cepat mengocok lubang memek-ku yang smakin banjir.
"Ouuuhhhh.... aaaahhhh...", jerit-ku seiring banjir cairan orgasme-ku.
Ketika aku mencapai orgasme, dia malah semakin kencang mengocok dan melumat itil-ku.
"Auuuhhh... aaahhh... aaahhh... om..." desah-ku yang dilanda gelombang orgasme 2x sekaligus.
Pantat-ku sampai terangkat dan kelojotan karena sensasi orgasme yang bertubi-tubi. Tak lama kemudian dia merayap naik ke atas tubuh-ku, dia membuka lebih lebar kedua kaki-ku, dan kemudian ku rasakan ujung palkon-nya menyentuh belahan mulut memek-ku yang sudah basah oleh cairan cinta dan mulai menyeruak masuk.
"Blessshhhh.."
Palkon dan batang kontol-nya masuk sebagian ke dalam memek-ku yang sudah basah kuyup. Cairan pelumas memek-ku memudahkan batang kontol-nya untuk melesak masuk.
"Ummpppfff...." Aku agak tersedak karena sensasi benda asing yang sangat menyesaki dinding-dinding memek-ku.
"besar bangett.. om. Memek Ines penuh banget rasa-nya".
Kontol-nya mulai bergerak keluar masuk dengan teratur. Semakin lama semakin cepat. Karena memek-ku yang sempit, banyak cairan memek-ku yang ikut keluar ketika dia menarik kontol-nya. Itupun kontol-nya baru masuk setengah-nya. Dia tidak memaksa langsung membenamkan seluruh batang-nya, biar aku terbiasa dulu dan ikut menikmati-nya. Seiring semakin lancar-nya gerak masuk-keluar kontol-nya dalam memek-ku, semakin keras aku melenguh. Aku terus menggeleng-geleng kan kepala-ku dengan heboh. Dia langsung menancapkan penuh-penuh kontol-nya dan di lanjutkan dengan kocokan yang cepat.
Plokk.. Plokk.. Plokk..
"aaHhh.. aaHhh.. aaHhh.."
"sempit banget memek kamu Nes, kontol-ku kaya diperet-peret. kamu jarang di entot ya?". Bisik-nya
"Hmmpp.. Baru sekali ini memek Ines di sodok kontol segede kontol om ini.."
Toket-ku yang ranum sampe bergerak naik turun tidak karuan karena goyangan-nya.
"Aaaahhh... ooouuhhh... ngghhhhhh.." aku meleguh hebat ketika rasa gatal di memek-ku digaruk-garuk kasar oleh kontol-nya, sehingga meledak tanpa bisa dibendung.
Orgasme-ku kali ini lebih hebat dari yang sebelum-sebelum-nya. Dia semakin ganas menyodok memek-ku. Gerakan naik turun pantat-nya, di selingi gerakan memutar-mutar yang heboh, membuat aku memasuki fase birahi yang lebih tinggi lagi.
"Aaaahhhh... enak banget om....", jerit-ku penuh nafsu.
Toket ranum-ku sudah penuh bekas cupangan-nya yang tidak bosan-bosan-nya dia mengerjai sepasang toket-ku yg bulat ini. Selama 10 menit, aku mengalami dua orgasme lagi, yang ku capai nyaris tanpa jeda karena dia tetap meng-genjot dengan torsi tinggi ketika aku sedang orgasme.
Tangan kiri-nya menjambak rambut-ku, tangan kanan-nya sibuk meremas tak karuan toket-ku, dengan pinggul sibuk menggenjot naik turun.
"Aahh.. ahh...nngghh..om... jangan kenceng-kenceng nyodok-nya... Ines.. jadi mau kluarr lagiiii...." rengek-ku yang sudah kelelahan.
Tapi dia malah memutar-mutar pantat-nya sehingga batang kontol-nya semakin ganas menggenjot memek sempit-ku.
"aahhh.. memek kamu kaya ngremes-ngremes kontol-ku Nes... Nikmat banget.. Hmm"
Benar saja, tak sampai semenit, aku sudah merasakan sensasi gatal mau meledak di sekujur selangkangan-ku. Sambil memeluk erat plus cakaran di punggung-nya, aku kembali melenguh.
"mmmmhhhh.... aaaaggghhh... eeeuuuhhh...". Aku kelonjotan, kepala-ku mendongak, seluruh tubuh-ku menegang karena sensasi kenikmatan yang membanjiri tubuh-ku.
"Gimana rasa-nya keluar terus2an Nes..?".
"Nikmat banget om..."
Tubuh-ku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian dia mulai lagi memacu gairah-ku, hisapan dan remasan di toket-ku serta kontol-nya yang masih keras parkir di dalam lubang memek-ku, pinggul-nya mulai berputar kembali membangkitkan birahi-ku.
Lagi-lagi tubuh-ku di buat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuh-ku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali memek-ku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi dia seperti-nya belum ingin berhenti menjarah tubuh-ku. aku secara reflex mulai menggerakan pinggul-ku ke kiri ke kanan, tak karuan saja dia mengeliat-geliat merasakan kontol-nya di urut-urut oleh memek-ku. Sebalik-nya, kontol-nya yang menegang keras ku rasakan seolah mengoyak-ngoyak dinding dan lorong memek-ku. Suara desahan, desis-an dan lenguhan saling bersaut.
Selagi posisi-ku di atas, kedua tangan-nya memainkan toket-ku. Apalagi ketika tangan-ku mulai bermain-main di itil-ku senndiri membuat-ku menjadi tambah meradang. Ku tengadahkan kepala-ku, mulut-ku yang tak henti-henti-nya mengeluarkan desahan. Pinggul-ku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liar-nya. Aku begitu menginginkan kontol-nya mengaduk-aduk seluruh isi rongga memek-ku.
"Aaahh.. Nes.. enak banget.. terus Nes.. goyang terus...." erang-nya.
Erangan-nya membuat gejolak birahi-ku semakin menjadi-jadi, ku remas toket-ku sendiri. 'Ohh..' aku sungguh menikmati semua ini. Dia yang merasa kurang puas meminta rubah posisi. Aku pun merangkak menungging dan segera dia menggesek-gesek belahan bibir memek-ku dengan palkon-nya dari belakang.
Tubuh-ku bergetar hebat, saat kontol besar-nya dengan perlahan menyeruak menembus bibir memek-ku lagi dan terbenam di dalam-nya. Tusukan-tusukan kontol-nya serasa membakar tubuh, birahi-ku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis batang kontol-nya di dalam memek-ku.
Namun hujaman-hujaman kontol-nya yang begitu bernafsu dalam posisi doggy dapat membuat-ku kembali merintih-rintih. Apalagi di tambah dengan elusan-elusan ibu jari-nya di anus-ku. Bukan hanya itu, setelah di ludahi dia bahkan memasukan ibu jari-nya ke lubang anus-ku. Sodokan-sodokan di memek-ku dan ibu jari-nya di lubang anus membuat-ku mengerang-erang.
"Ssshh.. ngghh.. yang keras om.. mmpphh... Enak banget om.. aahh.. oohh..."
Mendengar erangan-ku dia tambah bersemangat meng-gedor kedua lubang-ku dari belakang, ibu jari-nya ku rasakan tambah dalam menembus anus-ku, membuat-ku tambah lupa daratan. Sedang asik-nya menikmati sodokan-nya, tiba2 saja dia mencabut kontol-nya dan ibu jari-nya.
"Ouuhhh.. om.. enak bangett..hmmmpp.."
Dia menelungkup di tengah-tengah paha-ku yang di pentangkan lebar oleh-nya. Dia mengangkat paha-ku lebih tinggi sehingga pantat-ku agak terangkat dan memek-ku lebih terekspos. Tanpa ancang2 dia langsung melumat belahan bibir memek-ku. lidah-nya kembali menyelusup ke dalam memek-ku yang sudah basah kuyup itu, sambil menggerakkan lidah-nya naik turun dengan cepat.
"ahhh.. ahhh.. ouuuuhhhh..", lenguh-ku lebih heboh lagi
Karena rasa gatal yang sudah sempat terpuaskan tadi, tiba2 muncul kembali dengan lebih dahsyat. Rasa-nya ada yang berusaha hendak keluar dari memek-ku dan rasa itu berkumpul, bergetar, mengirimkan gelombang kenikmatan ke sekujur tubuh-ku. Tangan-ku menekan kepala-nya semakin erat ke selangkangan-ku. Sambil menjilati itil-ku yang makin menonjol, jari tengah-nya juga aktif mengocok lubang memek-ku. Suara becek berkecipakan, di tingkahi oleh lenguhan-ku yang di banjiri oleh sensasi birahi yang semakin memuncak.
"Auhh.. Auhhh.. Ekkhhhhh.. Ehhhhhffffmmpppp..." .
Kepala-ku menggeleng ke kiri dan ke kanan. Punggung-ku semakin melengkung. Tidak sampai 5 menit, aku makin melenguh.
"Om.. Ines mo kluar lagi.."
Dia makin cepat mengocok lubang memek-ku yang smakin banjir.
"Ouuuhhhh.... aaaahhhh...", jerit-ku seiring banjir cairan orgasme-ku.
Ketika aku mencapai orgasme, dia malah semakin kencang mengocok dan melumat itil-ku.
"Auuuhhh... aaahhh... aaahhh... om..." desah-ku yang dilanda gelombang orgasme 2x sekaligus.
Pantat-ku sampai terangkat dan kelojotan karena sensasi orgasme yang bertubi-tubi. Tak lama kemudian dia merayap naik ke atas tubuh-ku, dia membuka lebih lebar kedua kaki-ku, dan kemudian ku rasakan ujung palkon-nya menyentuh belahan mulut memek-ku yang sudah basah oleh cairan cinta dan mulai menyeruak masuk.
"Blessshhhh.."
Palkon dan batang kontol-nya masuk sebagian ke dalam memek-ku yang sudah basah kuyup. Cairan pelumas memek-ku memudahkan batang kontol-nya untuk melesak masuk.
"Ummpppfff...." Aku agak tersedak karena sensasi benda asing yang sangat menyesaki dinding-dinding memek-ku.
"besar bangett.. om. Memek Ines penuh banget rasa-nya".
Kontol-nya mulai bergerak keluar masuk dengan teratur. Semakin lama semakin cepat. Karena memek-ku yang sempit, banyak cairan memek-ku yang ikut keluar ketika dia menarik kontol-nya. Itupun kontol-nya baru masuk setengah-nya. Dia tidak memaksa langsung membenamkan seluruh batang-nya, biar aku terbiasa dulu dan ikut menikmati-nya. Seiring semakin lancar-nya gerak masuk-keluar kontol-nya dalam memek-ku, semakin keras aku melenguh. Aku terus menggeleng-geleng kan kepala-ku dengan heboh. Dia langsung menancapkan penuh-penuh kontol-nya dan di lanjutkan dengan kocokan yang cepat.
Plokk.. Plokk.. Plokk..
"aaHhh.. aaHhh.. aaHhh.."
"sempit banget memek kamu Nes, kontol-ku kaya diperet-peret. kamu jarang di entot ya?". Bisik-nya
"Hmmpp.. Baru sekali ini memek Ines di sodok kontol segede kontol om ini.."
Toket-ku yang ranum sampe bergerak naik turun tidak karuan karena goyangan-nya.
"Aaaahhh... ooouuhhh... ngghhhhhh.." aku meleguh hebat ketika rasa gatal di memek-ku digaruk-garuk kasar oleh kontol-nya, sehingga meledak tanpa bisa dibendung.
Orgasme-ku kali ini lebih hebat dari yang sebelum-sebelum-nya. Dia semakin ganas menyodok memek-ku. Gerakan naik turun pantat-nya, di selingi gerakan memutar-mutar yang heboh, membuat aku memasuki fase birahi yang lebih tinggi lagi.
"Aaaahhhh... enak banget om....", jerit-ku penuh nafsu.
Toket ranum-ku sudah penuh bekas cupangan-nya yang tidak bosan-bosan-nya dia mengerjai sepasang toket-ku yg bulat ini. Selama 10 menit, aku mengalami dua orgasme lagi, yang ku capai nyaris tanpa jeda karena dia tetap meng-genjot dengan torsi tinggi ketika aku sedang orgasme.
Tangan kiri-nya menjambak rambut-ku, tangan kanan-nya sibuk meremas tak karuan toket-ku, dengan pinggul sibuk menggenjot naik turun.
"Aahh.. ahh...nngghh..om... jangan kenceng-kenceng nyodok-nya... Ines.. jadi mau kluarr lagiiii...." rengek-ku yang sudah kelelahan.
Tapi dia malah memutar-mutar pantat-nya sehingga batang kontol-nya semakin ganas menggenjot memek sempit-ku.
"aahhh.. memek kamu kaya ngremes-ngremes kontol-ku Nes... Nikmat banget.. Hmm"
Benar saja, tak sampai semenit, aku sudah merasakan sensasi gatal mau meledak di sekujur selangkangan-ku. Sambil memeluk erat plus cakaran di punggung-nya, aku kembali melenguh.
"mmmmhhhh.... aaaaggghhh... eeeuuuhhh...". Aku kelonjotan, kepala-ku mendongak, seluruh tubuh-ku menegang karena sensasi kenikmatan yang membanjiri tubuh-ku.
"Gimana rasa-nya keluar terus2an Nes..?".
"Nikmat banget om..."
Tubuh-ku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian dia mulai lagi memacu gairah-ku, hisapan dan remasan di toket-ku serta kontol-nya yang masih keras parkir di dalam lubang memek-ku, pinggul-nya mulai berputar kembali membangkitkan birahi-ku.
Lagi-lagi tubuh-ku di buat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuh-ku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali memek-ku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi dia seperti-nya belum ingin berhenti menjarah tubuh-ku. aku secara reflex mulai menggerakan pinggul-ku ke kiri ke kanan, tak karuan saja dia mengeliat-geliat merasakan kontol-nya di urut-urut oleh memek-ku. Sebalik-nya, kontol-nya yang menegang keras ku rasakan seolah mengoyak-ngoyak dinding dan lorong memek-ku. Suara desahan, desis-an dan lenguhan saling bersaut.
Selagi posisi-ku di atas, kedua tangan-nya memainkan toket-ku. Apalagi ketika tangan-ku mulai bermain-main di itil-ku senndiri membuat-ku menjadi tambah meradang. Ku tengadahkan kepala-ku, mulut-ku yang tak henti-henti-nya mengeluarkan desahan. Pinggul-ku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liar-nya. Aku begitu menginginkan kontol-nya mengaduk-aduk seluruh isi rongga memek-ku.
"Aaahh.. Nes.. enak banget.. terus Nes.. goyang terus...." erang-nya.
Erangan-nya membuat gejolak birahi-ku semakin menjadi-jadi, ku remas toket-ku sendiri. 'Ohh..' aku sungguh menikmati semua ini. Dia yang merasa kurang puas meminta rubah posisi. Aku pun merangkak menungging dan segera dia menggesek-gesek belahan bibir memek-ku dengan palkon-nya dari belakang.
Tubuh-ku bergetar hebat, saat kontol besar-nya dengan perlahan menyeruak menembus bibir memek-ku lagi dan terbenam di dalam-nya. Tusukan-tusukan kontol-nya serasa membakar tubuh, birahi-ku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis batang kontol-nya di dalam memek-ku.
Namun hujaman-hujaman kontol-nya yang begitu bernafsu dalam posisi doggy dapat membuat-ku kembali merintih-rintih. Apalagi di tambah dengan elusan-elusan ibu jari-nya di anus-ku. Bukan hanya itu, setelah di ludahi dia bahkan memasukan ibu jari-nya ke lubang anus-ku. Sodokan-sodokan di memek-ku dan ibu jari-nya di lubang anus membuat-ku mengerang-erang.
"Ssshh.. ngghh.. yang keras om.. mmpphh... Enak banget om.. aahh.. oohh..."
Mendengar erangan-ku dia tambah bersemangat meng-gedor kedua lubang-ku dari belakang, ibu jari-nya ku rasakan tambah dalam menembus anus-ku, membuat-ku tambah lupa daratan. Sedang asik-nya menikmati sodokan-nya, tiba2 saja dia mencabut kontol-nya dan ibu jari-nya.
"Om.. kenapa di cabutt.. hmmpp..?", protes-ku.
"Masukin lagi om.. pleasee..", pinta-ku meng-iba.
Sebagai jawaban, aku hanya merasakan ludah-nya berceceran di lubang anus-ku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan di lakukan-nya. Saat dia mulai menggosok palkon-nya di lubang anus-ku, baru aku sadar apa yang akan di lakukan-nya.
"om.. pleasee.. jangan di situ..", aku meng-iba meminta dia jangan melakukan-nya.
Dia tidak menggubris, tetap saja di gosok-gosokan-nya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Di bantu dengan sodokan jari-nya di memek-ku, hilang sudah protes-ku. Tiba-tiba ku rasakan palkon-nya sudah menembus anus-ku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kontol-nya membelah anus-ku dan tenggelam habis di dalam-nya.
"Aduhh.. awww.. sakitt om.. akhhhh..", keluh-ku pasrah karena rasa-nya mustahil menghentikan-nya.
"Rileks Nes.. nanti juga hilang sakit-nya", bujuk-nya seraya mencium punggung dan satu tangan-nya lagi mengelus-elus itil-ku.
Separuh tubuh-ku yang tengkurap sedikit membantu-ku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengkram dan mengigit bantal untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai kontol keras-nya yang menyodok-nyodok anus-ku. Perlahan-lahan perasaan sakit dan nikmat mulai menjalar di sekujur tubuh-ku.
"Aaahh.. aauuww.. oohh.. om.." erang-erangan birahi-ku mewarnai setiap sodokan kontol-nya yang besar itu.
Dia dengan buas-nya menghentak-hentakan pinggul-nya. Semakin keras dia menghujamkan kontol-nya semakin aku terbuai dalam kenikmatan. Akhir-nya dia mencabut kontol-nya dari anus-ku dan merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuh-ku di tarik menindihi-nya.
"Om.. blon kluar ya..."
Dia gak menjawab tapi tubuh-ku di miringkan ke kanan dan kaki kiri-ku diangkat lebar-lebar. Dia kembali memasukkan kontol-nya ke lubang memek-ku. dalam posisi menyamping. Dia langsung membenamkan seluruh batang kontol-nya Dalam sedalam-nya.
Dengan posisi menyamping begini, kontol-nya masuk lebih dalam dan lebih mudah menggesek-gesek g-spot ku. Tangan kiri-nya pun lebih mudah meraih toket-ku. Sambil meremas toket-ku dia menggerakkan pinggul-nya maju-mundur dengan kecepatan tinggi.
"memek kamu jadi makin sempit aja rasa-nya Nes".
SLEP..SLEP..SLEP.. suara kecipak cairan birahi memek-ku.
Gerakan genjotan-nya semakin cepat dan tak karuan. Ujung palkon-nya sudah berdenyut-denyut. Sensasi gatal yang menuntut untuk di'garuk' semakin memuncak.
"aHh.. ahhh... ahh...." dengus-nya semakin bernafsu.
Aku merasakan kontol-nya yang semakin membengkak di dalam memek-ku. Aku sadar kenapa dia merasa memek-ku semakin sempit. Itu karena aliran peju-nya sudah berada di batang-nya dan siap menyembur keluar. Rasa gatal yang memuncak dan berkumpul di memek-ku juga membuat aku semakin histeris, ingin cepat-cepat di puaskan lagi.
Tiba-tiba dia meremas toket-ku kuat-kuat, dan menekan kuat-kuat kontol-nya ke dalam memek-ku, sambil melenguh kontol-nya menyemburkan peju-nya kuat-kuat.
"Aaahhh.. oouuhhhh... eehhhh... nikmat banget Nes..". Semprotan peju dengan tekanan kuat kontol-nya menjebol dinding pertahanan ku.
"Oooohhhh.. aaaahhhh... aaahhh...", aku kelonjotan selama beberapa saat sampai akhir-nya tenang setelah badai orgasme berlalu.
Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Kepala-ku terasa ringan karena sensasi orgasme yang bertubi-tubi. Rasa nikmat masih meliputi seluruh tubuh-ku. Dia langsung menindih tubuh-ku yang banjir keringat dan banjir peju.
"Nikmat banget ngentotin kamu Nes.. memek kamu peret banget deh, kedutan-nya berasa banget. Gak apa kan aku ngecrot di dalem memek kamu?".
"Ines juga puas om, nikmat banget om, tapi lemes-nya juga banget. di masukin kontol om yang super gede, penuh deh memek Ines jadi-nya. kalau om amblesin smua-nya rasa-nya sampe ke perut deh, apalagi Om jago banget bikin Ines kluar terus2an. Dah ngecrot di memek Ines, bisa gratis ya om uang kos-nya",
Aku memanfaatkan kesempatan untuk merayu-nya. Dia hanya tersenyum menggangguk2.
"Kapan2 kita ngentot lagi ya Nes..".
Tapi aku tidak menjawab lagi, karena sudah jatuh tertidur. Lemesss...