![]() |
Nurlaelah Si Gadis Cantik Pemuas Nafsuku |
Sore itu, Kira-kira jam 5.30 sore, aku pulang kuliah naik bus kota bersama teman cewek sekelas-ku yang sedang dalam masa PDKT. Di sekitar daerah tegalega para penumpang sudah banyak yang turun sehingga banyak kursi kosong tak berpenumpang, Aku dan teman-ku melihat seorang gadis manis berjilbab lebar dan bergaun longgar yang panjang sedang sesenggukkan menangis dengan ekspresi wajah yang kelihatan bingung. Teman-ku menyentuh tangan-ku dan berkata.
“Ded... (ya nama-ku Dedi), Perhatikan gadis berjilbab itu.. Kelihatan-nya dia seperti orang yang bingung. Coba kamu tanyain. Siapa tahu dia memerlukan bantuan!” Sambil mendorongkan tubuh-ku agar aku menghampiri gadis berjilbab tersebut.
Mata-ku menatap mata teman cewek-ku itu, yang sebenar-nya kami sedang dalam masa PDKT ini dan aku berkata pada-nya.
“Kamu nggak apa-apa? kalau aku nanyain dia? Ntar kamu cemburu dan ngambek, kan bisa gawat.!”
“Nggak-lah Ded. Kan aku yang nyuruh kamu, Lagi pula tujuan-nya kan menolong orang yang sedang kesusahan" Kata-nya sambil terus memaksa-ku untuk menanyai gadis berjilbab tersebut.
Akhir-nya aku kalah. Walau pun sebenar-nya aku kasihan pada gadis tersebut dan ingin menolong-nya juga. Tapi aku masih menjaga perasaan teman cewek-ku ini, dan kebetulan dia yang minta. Aku berdiri dan melangkah menghampiri gadis berjilbab itu dan duduk disamping-nya. Dia kaget melihat orang asing duduk disamping-nya padahal masih banyak kursi lain yang kosong.
“Jangan curiga dulu, Neng!“ Kata-ku menenangkan-nya.
“Saya dan teman saya dibelakang” Kata-ku melanjutkan sambil menunjukkan tangan-ku ke arah teman cewek-ku. Dan gadis berjilbab ini pun memandang temen cewek-ku dan melemparkan senyum manis-nya sambil mengangguk.
“Dari tadi kami melihat Eneng seperti yang sedang bingung dan menangis. Ada apa? Mungkin kami bisa membantu?” Tanya-ku sambil menatap-nya dengan penuh kesungguhan.
Dia menatap-ku dan beralih menatap teman cewek-ku. Kemudian berkata pada-ku.
“Benar kang. Saya lagi bingung. Bingung nggak bisa pulang ke rumah karena sudah kemalaman” Kata-nya.
“Emang-nya Eneng mau kemana dan dari mana?” Tanya-ku.
“Ke Majalaya” Jawab-nya menyebutkan nama suatu kecamatan di kabupaten Bandung yang letak-nya berada di sebelah tenggara kota Bandung.
“Saya baru pulang dari Pasantren di Tasikmalaya dan akan melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati, Datang ke terminal Kebon Kelapa jam 5 sore tadi" Kata-nya


(waktu kejadian ini terjadi. terminal Kebon kelapa masih ada dan belum dipindahkan ke terminal Leuwi Panjang).
"Padahal sebentar lagi magrib dan bila lepas magrib maka angkot atau pun bus yang ke Majalaya sudah jarang. Saya takut kang. Takut terjadi apa-apa pada diri saya” Cerita-nya lagi menerangkan siapa diri-nya. Sambil bingung dan mulai kembali mengeluarkan air mata dan terisak.
“Oohhh.. Gitu. Kalau gitu bagaimana kalau akang antar sampai ke rumah?” Kata-ku dengan semangat. Menawarkan jasa ingin menolong gadis manis berjilbab yang baru keluar dari pasantren ini.
Dia menatap-ku dengan gembira, Tapi kemudian dia menatap teman cewek-ku dan berkata.
“Bagaimana dengan si Teteh? Apa dia mengijinkan dan tidak marah?” Tanya dia.
“Tenang. Nanti aku akan minta ijin pada-nya dan lagi pula dari tadi dia kok yang mendorong diri-ku untuk menolong Eneng" Jawab-ku.
“Oh.. iya neng, Nama Eneng siapa? Nama saya Dedi saya kuliah di....” Kata-ku memperkenalkan diri dan menyebutkan nama sebuah pertinggi yang sudah dikenal-nya.
“Nama saya Nurlaelah, Akang boleh panggil saya Elah. Saya alumnus Aliyah yang terdapat di Pansantren. Sebenar-nya saya juga ingin kuliah ke sana, Tapi orang tua menganjurkan saya untuk daftar ke IAIN” Kata-nya lagi menjelaskan siapa diri-nya.
“Sebentar ya. Aku mau ngomong dulu ke teman-ku” Kata-ku,
Lalu aku berdiri dan menghampiri teman cewek-ku yang duduk sendiri. Sambil memperhatikan diri-ku ngobrol dengan gadis berjilbab yang sedang bingung.
“Siapa dia dan kenapa dengan-nya ded?” Tanya teman cewek-ku begitu aku duduk disamping-nya.
Lalu kuterangkan siapa dia sebenar-nya dan kenapa dia menangis.
“Ohhh.. gitu. Antar aja atuh ke rumah-nya. Apalagi orang-nya cantik!” Kata-nya. Tapi ada nada cemburu yang kutangkap dari kata-kata tersebut.
“Benar nich.? Boleh aku antar dia? Kamu ikhlas?. Kalau kamu larang juga aku tidak akan mengantar gadis itu!" Kata-ku pada teman cewek-ku.
Aku memberikan penekanan bahwa aku lebih berat pada-nya. Dibandingkan cewek manis berjilbab lebar yang membutuhkan pertolongan-ku. Tapi teman cewek-ku menjawab dengan sungguh-sungguh.
“Benar aku serius.. kasihan dia. Tapi kamu jangan macam-macam ya pada-nya. Kamu hanya ngantar kerumah-nya, setelah itu langsung pulang jangan merayu-rayu segala!" Kata-nya.
Aku merasakan hal yang aneh waktu mendengar kalimat-nya yang terakhir. Karena ada nada kekhawatiran dan kecemburuan. Apakah itu berarti bahwa teman cewek-ku ini juga sedang mendekatiku dan berusaha supaya jadi pacar-ku. Aku berbunga-bunga memikirkan hal ini.
Begitu bus kota tiba di pol terakhir di daerah Cigereleng Mohamad Toha, semua penumpang turun, kemudian Elah menghampiri teman cewek-ku dan berkata.
“Makasih ya.. teh. Telah mengijinkan si Akang mengantarkan saya ke rumah. Saya tidak tahu apa yang terjadi kalau tidak ketemu Teteh dan Akang" Kata-nya.
“’Nggak apa-apa atuh, Oke aja. Semoga selamat di jalan yah" Kata teman cewek-ku pada Elah sambil tersenyum.
Kemudian kami menunggu angkot yang akan ditumpangi oleh teman cewek-ku itu. Setelah teman cewek-ku naik angkot. Maka aku dan Elah menunggu angkot yang menuju ke arah Majalaya yang masih sepi dan jarang ada angkot pada saat itu.
Akhir-nya aku mengantar Elah ke rumah-nya yang letak-nya dipinggir sawah yang tak jauh dari jalan raya yang menuju ke arah ibu kota kecamatan Majalaya. Di rumah-nya hanya ada Ibu dan Bapak-nya berdua. Sebab orang tua-nya hanya memiliki tiga orang putri yang sudah dewasa. Sedangkan Elah adalah putri bungsu sedangkan putri pertama-nya sudah menikah dan tinggal di kota Bandung dan putri kedua-nya juga sudah menikah dan tinggal di Bogor. Sehingga dalam keseharian di rumah itu orang tua Elah hanya tinggal berdua.
Mereka sangat berterima kasih atas kesediaan-ku mengantar anak mereka yang kemalaman di jalan. Aku tak berlama-lama di rumah Elah. Hanya sebentar duduk dan minum lalu pamit mohon diri untuk segera pulang.
Beberapa hari setelah kejadian itu. Aku mendapat surat dari Elah yang dia kirimkan melalui alamat kampus-ku yang isi-nya tentang ucapan rasa terimakasih dari-nya dan keluarga-nya yang sangat besar pada-ku. Karena telah mengantarkan diri-nya pulang ke rumah malam itu. Pujian dan sanjungan yang dia tuliskan dalam surat itu kurasakan sangat berlebihan dan membuat-ku tersanjung bahkan di akhir surat-nya dia sangat mengharapkan kehadiran-ku untuk sering-sering main ke rumah-nya.
Tapi surat yang kuterima itu tidak kutanggapi dan akhir-nya kejadian itu berlalu begitu saja, Tanpa aku berusaha untuk mengingat-nya. Namun sebulan setelah peristiwa itu, sahabat dekat-ku Odang mengajak-ku untuk menemani-nya ke Majalaya karena ada urusan yang harus dia selesaikan.
Pada saat aku sudah berada di Majalaya, Aku teringat akan Elah yang pernah kuantarkan dulu. Maka aku berkata pada Odang.
"Dang, Aku punya kenalan cewek cantik berjilbab di daerah sini. Setelah urusan-mu selesai. Kita main kerumah-nya yuk!” Ajak-ku.
“Ayo.. apalagi kalau cantik dan berjilbab mah, Aku paling suka dengan cewek cantik berjilbab” kata teman-ku ini bersemangat.
Setelah urusan teman-ku ini selesai, Kami langsung menuju ke rumah Elah, Namun rupa-nya kami kurang beruntung. Karena Elah tidak ada di rumah tapi di rumah kakak-nya di Bandung. Akhir-nya kami pulang dengan kecewa.
Tiga hari setelah aku ke rumah-nya, Datang lagi surat dari Elah melalui alamat kampus-ku yang isi-nya tentang penyesalan-nya yang tidak bisa bertemu dengan-ku dan permohonan maaf-nya yang teramat dalam pada-ku karena telah membuat-ku kecewa. Dan di akhir surat-nya dia menggambarkan peta tempat tinggal kakak-nya di Bandung dan sangat mengharapkan aku bisa mengunjungi-nya di sana, Karena sekarang dia tinggal dengan kakak-nya di Bandung.
Akhir-nya aku memutuskan untuk mengunjungi-nya, Karena merasa kasihan pada-nya yang telah susah payah menggambarkan peta tempat tinggal-nya pada-ku dan pasti-nya sangat mengharapkan untuk bisa bertemu dengan-ku. Maka pada hari jum’at sore sekitar jam 3.30 setelah selesai kuliah. Aku berniat berangkat ke rumah kakak-nya Elah langsung dari kampus-ku. Dan aku tiba di rumah-nya sekitar jam 4.30.
Walaupun dia menggunakan jilbab pada saat menyambut-ku, Namun jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kegembiraan dan kebahagian-nya pada saat bertemu dengan-ku. Kami ngobrol cukup lama dan iseng-iseng aku berkata pada-nya.
“Kalau besok Akang datang malam mingguan ke sini, Ada yang marah ngga?” Tanya-ku.
Dia langsung menjawab dengan spontan dan gembira penuh harap.
“Siapa yang akan marah kang? Saya mah disini orang baru, Belum ada yang kenal. Akang mungkin yang bakal dimarahin dan diputusin sama si Teteh kalau malam mingguan ke sini?“ Tanya Elah menyelidiki. Apakah aku sudah punya pacar atau belum.
“Akang mah saat ini nggak punya pacar. Yang kemarin itu adalah teman kuliah Akang. Bukan pacar Akang. Kalau dia pacar Akang. Masa dia menyuruh pacar-nya untuk mengantar cewek cantik lain pulang ke rumah?” Jawab-ku memberi alasan sambil memuji kecantikan-nya secara tidak langsung.
“Kalau gitu, Elah akan nunggu kedatangan Akang besok, Janji Kang ya!” Kata-nya dengan gembira.
“Iya.. Akang janji, Besok Akang kesini ngapelin Elah” Kata-ku kembali berjanji.
Dia sangat gembira setelah mendengar janji dari-ku bahwa aku akan datang malam mingguan. Menjelang magrib aku pamit pulang. Dan dengan berat hati Elah mengizinkan aku pulang dan mengantarkan aku sampai ke depan pagar rumah-nya.
Lalu Pada Keesokkan hari-nya setelah magrib. Aku bersiap-siap untuk malam mingguan ke rumah Elah. Aku datang ke rumah-nya sekitar jam 7.15 malam. Dia menyambut-ku dengan mengenakan jilbab baju lengan panjang dan serta rok panjang. Dia kelihatan sangat cantik dan segar saat itu aku tercengang memandang-nya.
“Ada apa Kang? Kok bengong?” Tanya Elah pada-ku. Melihat aku bengong dengan mulut terbuka.
“Oh. Nggak. Elah kelihatan-nya cantik sekali" Kata-ku dengan perasaan gugup. Karena tak mampu menyembunyikan keterkesimaan-ku melihat kecantikan-nya.
“Ah. Akang mah merayu. Cantikan juga, Teteh teman Akang yang kemarin itu“ Kata-nya tersipu malu.
Aku duduk di kursi panjang yang terdapat di ruang tamu. Setelah dia menyuguhi air minum dan kue-kue. Đia menutup pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan ruang tengah. Alasannya agar keponakan-nya yang berumur 3 tahun tidak mengganggu dan mengacak-ngacak minuman dan kue yang disuguhkan pada-ku. Jadi hanya kami berdua di ruang tamu itu yang hanya di terangi oleh lampu pijar 5 watt.
Dia lalu duduk disamping-ku. Aku gelisah dan merasa gugup. Karena seumur hidup. Aku belum pernah duduk berdampingan berdua-duaan. Karena pacaran yang aku lakukan sejak SMA dulu hanya sebatas jalan-jalan, Jajan dan bila main ke rumah juga aku akan duduk dengan kursi yang berbeda dengan kursi yang diduduki pacar-ku dulu.
Sedangkan saat ini. Aku duduk berdampingan dengan gadis cantik yang dengan berani-nya mendekatkan tubuh dan wajah-nya ke depan wajah-ku. Tentu saja hal ini membuat aku semakin gugup. Aku selalu membuang muka bila Elah bicara sambil memandang-ku. Hingga pada suatu waktu, Setelah aku membuang muka dan kembali menghadapkan wajah-ku ke wajah-nya. Elah langsung menyerang-ku dengan mencium bibir-ku.
"mmhh.."
Aku gugup dan kaget. Tak tahu harus berbuat apa. Aku hanya terdiam saat merasakan bibir-ku mulai dilumat oleh Elah. Jujur sampai aku kuliah tingkat dua saat itu, belum pernah merasakan berciuman dengan seorang gadis. Badan-ku bergetar seperti dialiri listrik. Namun bibir-ku merasakan manis-nya bibir dan air liur Elah. Membuat birahi-ku terdongkrak dengan cepat. Maka secara naluri aku membalas ciuman dan lumatan bibir Elah pada-ku.


"hhhmmm.. ssslllluuuppp.. hhhhhmmm.. sssslllluuuuppp.." suara bibir kami saling melumat. Saling menyedot dan saling bertukar air liur.
Dan secara reflek tangan-ku memeluk tubuh-nya erat-erat. Sehingga percumbuan yang kami lakukan semakin panas dan lama. Setelah bibir-ku merasa kaku. Aku melepaskan pangutan bibir-ku dari bibir Elah. Sambil kembali duduk berdampingan. Aku bertanya pada Elah.
“Kok Elah demikian lihai-nya berciuman? Akang mah baru ini mengalami dan merasakan apa itu ciuman. Apa Elah pernah berciuman?" tanya-ku pada-nya penuh selidik.
“Elah suka melakukan ini waktu di Aliyah dulu dengan kakak kelas yang menjadi pacar Elah yang sekarang sudah putus” Jawab-nya menerangkan.
"Oh pantas saja dia sangat berpengalaman dalam berciuman" Pikirku.
“Tapi apa nggak takut dosa?” Tanya-ku lagi dengan polos pada-nya. Dan aku memang bego dalam hal ini.
“Kata kakak kelas-ku dulu. Dosa-nya akan terhapus kalau setelah melakukan percumbuan. Kita-nya bersuci kembali” Jawab-nya memberikan alasan.
Rupa-nya gadis ini masih sangat lugu. Sehingga bisa ditipu oleh kakak kelas-nya dulu. Tapi saat itu aku tak terlalu memperdulikan-nya dan kembali bibir-ku mencium bibir-nya. Elah menyambut ciuman-ku penuh gairah. Dan kembali kami terlibat percumbuan bibir yang panas dan menggairahkan.
"sssslllluuupppp.. ssssslllluuupppp.. hhhhhhhmmmm.. sssssllllluuupppp.."
Dengan gairah yang menggebu-gebu. Aku lumat habis setiap bagian dari bibir-nya. Elah membalas lumatan bibir-ku dengan penuh nafsu juga. Setelah sekian lama mencumbu bibir Elah. Nafsu-ku sudah menguasai-ku. Penis-ku sudah sangat tegang dan keras mendorong celana jeans yang aku kenakan. Sehingga menimbulkan rasa nyeri pada batang penis dan selangkangan-ku. Membuat-ku melepas ciuman kami. Dengan malu-malu aku meluruskan posisi batang penis-ku. Elah pun melihat-nya dan dia hanya tersenyum. Seolah-olah tahu apa yang terjadi pada penis-ku.
Kemudian dengan malu-malu dan ragu-ragu namun penuh nafsu. Aku mencoba untuk menyentuh dan meremas buah dada Elah dari luar baju-nya. Ternyata dia diam saja. Malah memberi kesempatan dengan mendongakkan kepala dan melenguh nikmat dengan desahan yang begitu merangsang.
Dengan gairah yang menggebu-gebu. Aku lumat habis setiap bagian dari bibir-nya. Elah membalas lumatan bibir-ku dengan penuh nafsu juga. Setelah sekian lama mencumbu bibir Elah. Nafsu-ku sudah menguasai-ku. Penis-ku sudah sangat tegang dan keras mendorong celana jeans yang aku kenakan. Sehingga menimbulkan rasa nyeri pada batang penis dan selangkangan-ku. Membuat-ku melepas ciuman kami. Dengan malu-malu aku meluruskan posisi batang penis-ku. Elah pun melihat-nya dan dia hanya tersenyum. Seolah-olah tahu apa yang terjadi pada penis-ku.
Kemudian dengan malu-malu dan ragu-ragu namun penuh nafsu. Aku mencoba untuk menyentuh dan meremas buah dada Elah dari luar baju-nya. Ternyata dia diam saja. Malah memberi kesempatan dengan mendongakkan kepala dan melenguh nikmat dengan desahan yang begitu merangsang.
"Ouhhh.. sssshhhhh... kang geli aaaahhh.."
Mendengar desahan-nya. Membuat nafsu-ku semakin berada diubun-ubun, Lalu tangan kiri-ku menyibak jilbab yang dikenakan-nya. Membuat leher jenjang-nya terpampang di depan mata-ku dan aku langsung membenamkan wajah-ku di leher-nya. Aku menghirup aroma tubuh-nya yang sangat merangsang sanubari-ku. Lalu aku mencium dan menjilati leher-nya yang putih jenjang dan menggairahkan itu. Sehingga kepala-ku kini berada dibalik jilbab-nya. Mata Elah terpejam menikmati apa yang aku lakukan pada-nya sambil mengerang.
“Ouhhhh.. ooohh.. Kang geli aaahhh.. kang” desah-nya menikmati apa sedang aku lakukan. Tubuh-nya menggeliat setiap cumbuan-ku mendarat di leher-nya.
"Cllup.. cllup.. sslluupp.. sslluupp.. cllup.. cllup.."
Ciuman dan jilatan terus aku lancarkan di seluruh permukaan kulit leher-nya. Membuat Elah semakin terlena dengan setiap cumbuan-ku. Bahkan dari bibir-nya semakin sering mengeluarkan erangan nikmat dan kedua tangan-nya makin memeluk-ku dengan erat. Aku begitu bergairah menikmati setiap inci kulit mulus leher-nya.
Aku semakin menikmati keadaan ini dan membuat-ku semakin berani. Setelah puas menyusuri leher jenjang Elah. Aku ingin melihat buah dada-nya secara langsung. Maka dengan tergesa-gesa aku berusaha membuka kancing baju-nya. Karena aku tidak punya pengalaman di tambah tidak sabar. Maka aku menarik kancing baju-nya dengan keras. Saking keras-nya tarikan-ku membuat kancing itu copot. Aku malu pada Elah dan berkata dengan tampang bloon.
“Maaf Lah. Kancing-mu copot!” Kata-ku.
Tapi dia tidak memperdulikan-nya lagi. Dengan nafas yang memburu tersengal-sengal dia membantu membukakan kancing baju dan BH-nya sekaligus. Rupa-nya Elah sudah dikendalikan oleh nafsu-nya sendiri. Sehingga sudah tidak malu-malu lagi pada-ku.
Begitu baju dan BH-nya terbuka. Maka tampaklah pemandangan indah yang baru pertama kali aku melihat-nya selama aku dewasa. Buah dada gadis remaja yang montok putih dan mulus dengan puting berwarna merah muda yang tegak menantang. Pemandangan ini membuat mata-ku nanar. Bibir-ku langsung menciumi dan menjilati buah dada itu sedangkan tangan kanan-ku meremas buah dada sebelah kiri-nya.
Aku susuri setiap inci buah dada-nya dengan bibir dan lidah-ku. Dan akhir-nya bibir dan lidah-ku tiba di atas pucuk puting-nya dengan lihai langsung menjilat dan menghisap puting susu-nya yang tegak merangsang. Elah semakin tak bisa diam terus menerus mengerang dan mendesah menahan nikmat. Elah tidak diam begitu saja. Hingga akhir-nya dia membalas dengan membuka sleting celana-ku dan dengan lihai-nya. Elah mengeluarkan penis tegang-ku dari CD. Tanpa ragu-ragu dia mulai meremas-remas dan mengocok-ngocok batang penis-ku dengan ĺembut. Membuat-ku terhenyak menghentikan hisapan-ku pada puting susu-nya. Karena merasakan nikmat-nya permainan tangan yang diberikan oleh Elah pada penis-ku.
Aku susuri setiap inci buah dada-nya dengan bibir dan lidah-ku. Dan akhir-nya bibir dan lidah-ku tiba di atas pucuk puting-nya dengan lihai langsung menjilat dan menghisap puting susu-nya yang tegak merangsang. Elah semakin tak bisa diam terus menerus mengerang dan mendesah menahan nikmat. Elah tidak diam begitu saja. Hingga akhir-nya dia membalas dengan membuka sleting celana-ku dan dengan lihai-nya. Elah mengeluarkan penis tegang-ku dari CD. Tanpa ragu-ragu dia mulai meremas-remas dan mengocok-ngocok batang penis-ku dengan ĺembut. Membuat-ku terhenyak menghentikan hisapan-ku pada puting susu-nya. Karena merasakan nikmat-nya permainan tangan yang diberikan oleh Elah pada penis-ku.
“Oukh.. ouch.. ohhhhh.." Aku mengerang melayang-layang. Menikmati kelembutan tangan Elah yang sedang mengocok batang penis-ku.
Tiba-tiba dengan nafsu yang mengebu-gebu. Elah mengagetkan-ku dengan melakukan sesuatu yang tak kuduga-duga. Kepala-nya menunduk dan lidah-nya langsung menjilat kepala penis-ku, beberapa detik kemudian. Elah memasukkan seluruh batang penis-ku yang sudah sangat keras dan berdiri tegang dengan gagah-nya ke dalam mulut-nya. Namun tidak mampu memasukkan seluruh-nya ke dalam mulut mungil-nya.
Tangan-ku tersentak dan badan-ku seolah-olah dialiri listrik ribuan volt. Bergetar seluruh tubuh ini ketika lidah basah nan panas membara mulai menjilati dan diselingi dengan mulut-nya yang mengemut dan menghisap setengah batang penis-ku. Aku semakin tak tahan dengan permainan mulut-nya. Seluruh bulu yang ada di tangan dan tengkuk-ku seolah berdiri dengan perasaan nikmat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Hanya bibir-ku saja tanpa sadar mengeluarkan keluhan dan erangan nikmat.
Tangan-ku tersentak dan badan-ku seolah-olah dialiri listrik ribuan volt. Bergetar seluruh tubuh ini ketika lidah basah nan panas membara mulai menjilati dan diselingi dengan mulut-nya yang mengemut dan menghisap setengah batang penis-ku. Aku semakin tak tahan dengan permainan mulut-nya. Seluruh bulu yang ada di tangan dan tengkuk-ku seolah berdiri dengan perasaan nikmat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Hanya bibir-ku saja tanpa sadar mengeluarkan keluhan dan erangan nikmat.
“Ouhhhhh.. Lah.. geli Ouhhhh...” Desah-ku.
Lalu, Elah mulai menggerakkan kepala-nya naik turun memompa penis-ku sambil memainkan lidah-nya. Rasa-nya sungguh nikmat, membuat otot di sekujur tubuh-ku menjadi lemas. Namun di satu sisi aku merasakan gelombang kenikmatan yang berasal dari rasa geli di batang penis-ku itu. Kemudian menyebar sampai ke ubun-ubun. Aku terus melayang dan melayang dengan mata yang terbeliak-beliak. Menyaksikan pemandangan sensasional dari seorang gadis berkerudung. Namun dengan baju yang sudah terbuka, menampakkan sepasang buah dada montok sedang mengoral penis-ku dengan lihai-nya.
Kaki-ku terkejang-kejang menerima deraan nikmat ini. saking tidak mampu menahan sensasi-nya tangan-ku meremas kepala-nya yang tertutup jilbab. Tak lama kemudian jari tangan-nya menggantikan mulut-nya yang bekerja cukup lama memberikan kenikmatan pada penis-ku. Sambil mengocok-ngocok batang penis-ku. Lalu Elah menaikkan kepala-nya dan bibir-nya kembali menciumi wajah dan bibir-ku dengan panas membara. Luar biasa kemampuan gadis berjilbab ini dalam memberikan kepuasan pada laki-laki. Aku dibuat terus dan terus melayang tanpa diberi kesempatan untuk menghirup nafas dengan tenang. Nafas-ku terus menerus dibuat-nya berpacu mengejar sesuatu yang belum pernah aku alami sebelum-nya.
Kaki-ku terkejang-kejang menerima deraan nikmat ini. saking tidak mampu menahan sensasi-nya tangan-ku meremas kepala-nya yang tertutup jilbab. Tak lama kemudian jari tangan-nya menggantikan mulut-nya yang bekerja cukup lama memberikan kenikmatan pada penis-ku. Sambil mengocok-ngocok batang penis-ku. Lalu Elah menaikkan kepala-nya dan bibir-nya kembali menciumi wajah dan bibir-ku dengan panas membara. Luar biasa kemampuan gadis berjilbab ini dalam memberikan kepuasan pada laki-laki. Aku dibuat terus dan terus melayang tanpa diberi kesempatan untuk menghirup nafas dengan tenang. Nafas-ku terus menerus dibuat-nya berpacu mengejar sesuatu yang belum pernah aku alami sebelum-nya.
Tangan-ku bergerak mencari kepuasan tambahan. Tangan-ku berusaha menyingkapkan rok panjang-nya setelah tersingkap. Lalu tangan-ku merabah dan mengusap-ngusap paha-nya yang putih mulus menggairahkan. Membuat nafsu-ku semakin membumbung tinggi lagi.
Kemudian dengan perlahan namun pasti, tangan-ku naik ke daerah selangkangan-nya dan menyelusupkan jari-jari-ku kebalik CD-nya, dan mulailah jari-jari-ku mengubek-ngubek belahan bibir vagina-nya yang terasa lembut ditimbuni oleh bulu yang lebat dan lembut. Kembali kepuasan dan nafas-ku tak terhenti mendapatkan pengalaman yang pertama kali kulakukan. Yaitu menyentuh vagina seorang wanita dengan penuh nafsu. Asa-ku melayang dan aku merasa nerveous dan surprise yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Vagina itu terasa lembab dan sedikit basah terutama tepat di bagian belahan bibir vagina-nya Dan ketika jari-jari-ku berusaha menyibakkan bibir vagina itu dengan lembut dan berusaha menggesekkan jari tengah-ku kebagian dalam lipatan yang sudah sangat basah dan menggairahkan itu. Tiba-tiba tangan-ku dipegang dan ditahan-nya seraya berkata.
Kemudian dengan perlahan namun pasti, tangan-ku naik ke daerah selangkangan-nya dan menyelusupkan jari-jari-ku kebalik CD-nya, dan mulailah jari-jari-ku mengubek-ngubek belahan bibir vagina-nya yang terasa lembut ditimbuni oleh bulu yang lebat dan lembut. Kembali kepuasan dan nafas-ku tak terhenti mendapatkan pengalaman yang pertama kali kulakukan. Yaitu menyentuh vagina seorang wanita dengan penuh nafsu. Asa-ku melayang dan aku merasa nerveous dan surprise yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Vagina itu terasa lembab dan sedikit basah terutama tepat di bagian belahan bibir vagina-nya Dan ketika jari-jari-ku berusaha menyibakkan bibir vagina itu dengan lembut dan berusaha menggesekkan jari tengah-ku kebagian dalam lipatan yang sudah sangat basah dan menggairahkan itu. Tiba-tiba tangan-ku dipegang dan ditahan-nya seraya berkata.
"Jangan dipegang-pegang daerah sini Kang! Saya suka tidak kuat" Kata-nya dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Biar Akang saya puasin aja Kang. Saya akan sangat puas bila melihat Akang puas. Sebab saya sangat mencintai Akang. Karena Akang begitu baik pada Elah..” Lanjut-nya.
Setelah itu kembali mulut dan tangan-nya memberikan kenikmatan pada-ku. Dengan menghisap dan mengocok penis-ku. membuat-ku melayang-layang kembali. Gerakan bibir dan lidah-nya di batang penis-ku demikian hebat-nya memberikan kenikmatan pada-ku, Ditambahkan dengan jari halus-nya yang mempermainkan buah pelir dan tangan yang satu-nya lagi mengocok pangkal penis-ku yang tak terjangkau oleh mulut-nya. Membuat kenikmatan ini seolah-olah datang bertubi-tubi tiada henti.
Hingga akhir-nya penglihatan-ku terasa gelap. Nafas-ku terhenti dan tanpa dapat kukendalikan tubuh-ku mengejang kaku dan akhir-nya ada dorongan dalam tubuh-ku melalui penis-ku yang akan melepaskan sperma demikian kuat dan deras-nya membuat aku menjerit tertahan menahan nikmat yang tak terkira. Mengetahui aku akan keluar. Èlah makin cepat menghisap kepala penis-ku di bantu dengan tangan-nya yang mengocok batang penis-ku. Di saat bersamaan aku merasakan geli di ujung kepala penis-ku setiap detik rasa itu semakin bertambah. Kocokan tangan-nya semakin cepat hingga akhir-nya.
Hingga akhir-nya penglihatan-ku terasa gelap. Nafas-ku terhenti dan tanpa dapat kukendalikan tubuh-ku mengejang kaku dan akhir-nya ada dorongan dalam tubuh-ku melalui penis-ku yang akan melepaskan sperma demikian kuat dan deras-nya membuat aku menjerit tertahan menahan nikmat yang tak terkira. Mengetahui aku akan keluar. Èlah makin cepat menghisap kepala penis-ku di bantu dengan tangan-nya yang mengocok batang penis-ku. Di saat bersamaan aku merasakan geli di ujung kepala penis-ku setiap detik rasa itu semakin bertambah. Kocokan tangan-nya semakin cepat hingga akhir-nya.
“Aaaahh……” Jerit-ku.
'crot.. crot.. crot.. crot..'
Sperma-ku terpancar dari penis-ku yang masih berada di dalam mulut-nya yang seksi itu. Mulut-nya tidak mau melepaskan penis-ku walaupun pada saat itu penis-ku terus berdenyut-denyut menembakkan sperma beberapa kali. Bahkan dengan rakus-nya kepala penis-ku terus dihisap-hisap-nya hingga sperma yang kusemprotkan itu langsung ditelan-nya dengan lahap.
Hingga akhir-nya pun sperma-ku habis tak tersisa. Tubuh-ku secara perlahan-lahan mengendur dan nafas-ku tersengal-sengal seperti orang yang kehabisan oksigen. Tangan dan kaki-ku sangat lelah dan lunglai tak bertenaga. Akhir-nya badan-ku kusandarkan di sofa dengan nafas yang masih tersengal-sengal menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang telah diberikan oleh gadis berjilbab yang sangat cantik dan menggairahkan ini.
Elah masih menjilat dan menghisap kepala penis-ku seakan memastikan bahwa tidak ada lagi sperma yang tersisa. Setelah-nya Elah melepas penis-ku. Lalu dia mengambil air dalam cangkir yang ada di atas meja tamu dan meminum-nya dengan tergesa-gesa seperti orang yang kehausan karena habis bekerja keras. Kemudian dia memandang-ku dengan pandangan penuh kepuasan karena telah berhasil memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada pria yang sangat dikagumi-nya.
Sperma-ku terpancar dari penis-ku yang masih berada di dalam mulut-nya yang seksi itu. Mulut-nya tidak mau melepaskan penis-ku walaupun pada saat itu penis-ku terus berdenyut-denyut menembakkan sperma beberapa kali. Bahkan dengan rakus-nya kepala penis-ku terus dihisap-hisap-nya hingga sperma yang kusemprotkan itu langsung ditelan-nya dengan lahap.
Hingga akhir-nya pun sperma-ku habis tak tersisa. Tubuh-ku secara perlahan-lahan mengendur dan nafas-ku tersengal-sengal seperti orang yang kehabisan oksigen. Tangan dan kaki-ku sangat lelah dan lunglai tak bertenaga. Akhir-nya badan-ku kusandarkan di sofa dengan nafas yang masih tersengal-sengal menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang telah diberikan oleh gadis berjilbab yang sangat cantik dan menggairahkan ini.
Elah masih menjilat dan menghisap kepala penis-ku seakan memastikan bahwa tidak ada lagi sperma yang tersisa. Setelah-nya Elah melepas penis-ku. Lalu dia mengambil air dalam cangkir yang ada di atas meja tamu dan meminum-nya dengan tergesa-gesa seperti orang yang kehausan karena habis bekerja keras. Kemudian dia memandang-ku dengan pandangan penuh kepuasan karena telah berhasil memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada pria yang sangat dikagumi-nya.
“Akang puas?" Tanya Elah pada-ku.
“Banget..” Jawab-ku lemah sambil mengangguk.
“Lah... Kamu betul-betul luar biasa seperti yang sudah sangat berpengalaman. Betul-betul diluar dugaan melihat penampilan Elah yang anggun dan selalu menggunakan jilbab" Kata-ku melanjutkan mengomentari-nya.
“Seperti yang saya ceritakan tadi kang, Pacar-ku dulu sering mencumbu saya waktu masih di Aliyah. Dan saya jadi ketagihan untuk melakukan itu. Maka-nya waktu tadi Akang meraba-raba vagina saya. Saya menolak-nya sebab biasa-nya kalau vagina udah digesek dan dipermainkan. Saya suka tidak tahan untuk menjerit dan melanjutkan yang lebih jauh. Sedangkan disini tempat-nya tidak memungkinkan" Cerita-nya panjang lebar.
Waktu telah menunjukkan jam 11 malam. Maka dengan terpaksa aku pamit pulang. Elah mengijinkan dengan nada terpaksa. Kami beres-beres merapihkan pakaian yang kusut karena percumbuan yang demikian panjang dan melelahkan. Serta tentu saja dengan kepuasan yang tak terlupakan dalam hidup-ku. Sebelum pulang kami bercumbu kembali sebagai acara penutup dan Elah menegaskan pada-ku.
“Minggu depan datang lagi ya. Kang!” Tanya Elah sambil bibir-nya mengecup mesra bibir-ku.
Aku pun menjawab-nya dengan anggukan dan membalas kecupan-nya. Dan setelah itu. Aku pun pulang dengan pengalaman baru dan tubuh melayang ringan seringan kapas. sambil mulut tersenyum puas dan nafas terasa lapang.
Selama seminggu sesudah itu. Aku selalu gelisah. Tak sabar menunggu malam minggu berikut-nya. Selalu saja terbayang apa yang kami lakukan malam itu dan masih kurasakan hisapan dan jilatan lidah-nya yang luar biasa pada penis-ku yang membuat sperma-ku tersedot keluar begitu banyak. Sehingga lutut-ku serasa mau copot.
Malam yang ditunggu-tunggu pun akhir-nya datang juga. Dan seperti malam minggu sebelum-nya. Jam 7 malam. Aku sudah berada di depan rumah-nya dengan bayangan di kepala. Akan mendapatkan sesuatu yang nikmat seperti malam minggu sebelum-nya. Atau bahkan mungkin lebih.
Elah membuka pintu. Dan menyambut-ku dengan mesra dan tatapan mata-nya yang memancarkan luapan kerinduan yang menggelora. Bagaikan seorang gadis yang sudah bertahun-tahun tidak dijenguk oleh kekasih-nya. Elah mengenakan kaos longgar lengan panjang dengan jilbab yang tak pernah lepas dari tubuh-nya serta rok panjang yang longgar pula. Malam itu kulihat Elah sangat cantik dan menawan serta parfum yang dia kenakan begitu cepat membangkitkan kelaki-lakian-ku.
Dia mempersilahkan aku masuk ke ruang tamu dan aku duduk di sofa panjang. Sedangkan Elah masuk ke dapur untuk mengambil air dan cemilan yang akan dia suguhkan pada-ku. Aku menanti-nya dengan perasaan yang tidak sabar. Setelah dia menyuguhkan air dan cemilan di meja tamu. Kemudian dia dengan manja-nya duduk disamping-ku sambil menggelayut manja dan berbisik.
“Saya kangen berat ke Akang. Rasa-nya seminggu ngga ketemu sama Akang, bagaikan bertahun-tahun” Kata-nya diakhiri dengan mengecup mesra pipi-ku.
Badan-ku menjauh dari-nya seraya berkata.
"Jangan begitu ach. Malu dilihat sama Teteh-mu atau keponakan-mu nanti..!”
Sebab saat itu pintu ruang tamu belum tertutup. Sehingga aku masih bisa melihat keadaan ruang tengah.
“Tenang aja kang. Nggak ada siapa-siapa. Teteh dan keluarga-nya lagi menjenguk Bapak dan Emak di Majalaya. Dan saya disuruh Teteh untuk jaga rumah” Kata-nya menerangkan kondisi rumah yang tidak ada siapa-siapa.
Hati-ku langsung berbunga-bunga membayangkan bahwa aku mungkin akan lebih bebas bermesraan dengan Elah yang cantik ini. Maka tanpa ragu-ragu. Tangan-ku membelai jilbab yang menempel di kepala-nya dan bibir-ku langsung mencium bibir-nya dengan gemas. Darah-ku berdesir dengan cepat. Ketika bibir-ku menikmati bibir-nya yang lembut dan basah yang begitu menggairahkan. Dan Elah pun membalas ciuman-ku dengan tak kalah mesra-nya. Bibir-nya menghisap bibir-ku dalam-dalam seperti orang kehausan. Hisapan-nya demikian lama dan menghanyutkan. Tangan-nya dengan lincah mencopoti kancing baju-ku satu persatu. Lalu tangan-nya menyelusup ke balik baju-ku dan langsung membelai dada-ku dengan mesra. Serta memainkan puting susu-ku dengan memilin-milin-nya. Puas berciuman. Elah Kemudian menurunkan kepala-nya mengarah ke dada-ku dan menjilati serta menciumi seluruh dada-ku. Memberikan rangsangan-rangsangan yang membuat birahi-ku bangkit dengan cepat. Aku dibuat-nya melayang dan mendengus.
“Ouhh.. ssssssshhhhh.. Lah.. Kamu kok pinter banget sich..?” Kata-ku terbata-bata menahan nafas yang tersengal-sengal dan menahan nafsu. Penis-ku langsung mengeras dengan hebat.
“Kan.. semua ini untuk Akang. Orang yang Elah cintai dan sayangi" Kata-nya sambil terus menjilati dada-ku. Puas menjilati dada-ku.
Bibir-nya perlahan naik ke atas dan bibir-nya pun mulai mencium dan lidah-nya menjilat leher-ku dengan lembut tapi liar. Tangan-ku secara naluri mulai menelusup ke balik kaos panjang yang Elah kenakan mencari-cari buah dada Elah yang bulat dan montok itu. Aku terpana dan heran. Karena tangan-ku langsung merasakan kulit mulus-nya. Ternyata Elah tidak mengenakan BH. Aku berkomentar heran.
Bibir-nya perlahan naik ke atas dan bibir-nya pun mulai mencium dan lidah-nya menjilat leher-ku dengan lembut tapi liar. Tangan-ku secara naluri mulai menelusup ke balik kaos panjang yang Elah kenakan mencari-cari buah dada Elah yang bulat dan montok itu. Aku terpana dan heran. Karena tangan-ku langsung merasakan kulit mulus-nya. Ternyata Elah tidak mengenakan BH. Aku berkomentar heran.
“Kok.. Elah nggak pake BH?” Tanya-ku.
“Kan.. biar Akang gampang buat meremas-remas dan menciumi-nya. Daripada nanti kancing-nya copot lagi..” Jawab-nya sambil tersenyum manis menggoda-ku.
Mengingatkan kecerobohan-ku yang mengakibatkan kancing baju-nya lepas seminggu yang lalu. Aku hanya tersenyum malu mengingat kebodohan-ku minggu lalu. Kaos panjang itu langsung aku tarik ke atas sehingga aku dapat melihat kedua buah dada-nya. Kedua tangan-ku langsung meremas buah dada-nya yang lembut kenyal dan menggairahkan ini. Lalu bibir-ku langsung menciumi dan menjilati buah dada Elah yang sebelah kanan. Sedangkan yang sebelah kiri aku remas dengan tangan kanan-ku. Elah langsung mengerang dan melenguh dengan lepas tanpa tertahan.
“Ouhhh.. Kang hhhhmmm... ouhhhh...”
Tangan dan bibir-ku terus dengan intensif mempermainkan kedua buah dada-nya. Aku sangat menikmati kekenyalan buah dada-nya itum membuat-ku tidak bosan meremas-nya. dan puting susu Elah yang sudah tegak menantang itu langsung aku sedot-sedot. Hal itu membuat Kepala Elah terdongak dengan terus-menerus mengerang menikmati rangsangan yang kuberikan.
“hhhhhmmm.. aaaaahhhh... geli oohhh.. ooooh.. Kang ooohhh... Kang” Desah-nya sambil kedua tangan-nya menekan kepala-ku. Seolah ingin menyatukan kepala-ku dengan buah dada-nya.


Lalu tangan-ku yang satu lagi mulai menarik rok panjang-nya ke atas. Dan membuat kaki sampai paha-nya yang putih mulus terlihat. Dan mulailah jari tangan-ku menari-nari mulai dari betis, Lutut hingga paha kemudian mengusap-ngusap-nya dengan lembut dan penuh gairah. Elah semakin menggelinjang dan mengerang menahan rasa geli yang dirasakan tubuh-nya. Kemudian tangan-ku bergerak keatas menuju selangkangan Elah. Kembali aku dibuat terpana ternyata Elah tidak mengenakan CD. Karena jari-ku langsung merabah bulu-bulu halus-nya ketika tiba di selangkangan-nya. Aku terdiam dan memandang-nya heran. Rupa-nya Elah mengerti akan keheranan-ku dan langsung menjawab
“Biar praktis Kang, karena saya yakin pasti Akang akan membongkar CD Elah. Ya udah Elah lepas aja..." Kata-nya kembali menggoda-ku.
Aku langsung turun dari sofa. Dan dengan pantat-ku kudorong meja tamu ke belakang. Supaya tubuh dan wajah-ku bisa berhadapan dengan selangkangan Elah. Dan kusibakkan rok panjang itu sampai ke pinggang.
'Deg.. Deg..'
Jantung-ku seolah berhenti berdetak begitu melihat pemandangan yang baru kualami seumur hidup. Di hadapan-ku tampak vagina indah yang dihiasi oleh bulu-bulu yang cukup lebat. Namun halus dari seorang gadis cantik yang masih mengenakan jilbab. Walaupun bentuk-nya sudah tak karuan. Kembali naluri kelaki-laki-an bekerja secara reflek. Wajah-ku langsung menghampiri vagina indah yang menggairahkan itu dan membuat penis-ku semakin keras.
Lalu bibir-ku langsung menciumi seluruh permukaan bibir vagina-nya tanpa ragu dan sungkan. Betapa harum dan menggairahkan-nya vagina ini. Bibir-ku menciumi-nya dengan penuh nafsu dan nafas yang tersengal-sengal. Aku mencium seluruh daerah selangkangan-nya. Lalu lidah-ku mulai bergerak untuk menjilat dari bawah ke atas sepanjang belahan bibir vagina indah ini.
Lalu bibir-ku langsung menciumi seluruh permukaan bibir vagina-nya tanpa ragu dan sungkan. Betapa harum dan menggairahkan-nya vagina ini. Bibir-ku menciumi-nya dengan penuh nafsu dan nafas yang tersengal-sengal. Aku mencium seluruh daerah selangkangan-nya. Lalu lidah-ku mulai bergerak untuk menjilat dari bawah ke atas sepanjang belahan bibir vagina indah ini.
“Aaaaahhhhh.. aaaahhhh... ooohh... geli… Kang ooooohhhhh... geli banget kang...“
Elah terus meracau. Seiring dengan bibir dan lidah-ku yang bergerak tak bisa diam menciumi dan menjilati vagina-nya yang menggairahkan ini. Bibir-ku terus bergerak. Menikmati sensasi vagina yang baru pertama kali aku rasakan. Hingga akhir-nya Erangan lenguhan dan kata-kata meracau yang keluar dari mulut Elah semakin sering terdengar. Bahkan semakin nyaring dan gerakan tubuh yang melonjak-lonjak tak terkendali di atas sofa.
Elah terus meracau. Seiring dengan bibir dan lidah-ku yang bergerak tak bisa diam menciumi dan menjilati vagina-nya yang menggairahkan ini. Bibir-ku terus bergerak. Menikmati sensasi vagina yang baru pertama kali aku rasakan. Hingga akhir-nya Erangan lenguhan dan kata-kata meracau yang keluar dari mulut Elah semakin sering terdengar. Bahkan semakin nyaring dan gerakan tubuh yang melonjak-lonjak tak terkendali di atas sofa.
“Ooohhh.. Kang ooohhh... Kang.. saya nggak kuat.. saya nggak kuat.. Ouuuuhhhh..." racau-nya.
Lalu tiba-tiba Elah bangkit berdiri dan berkata.
“Jangan di sini Kang! Kita ke kamar Elah aja” Kata-nya.
Lalu tangan-nya menarik tangan-ku dan membingbing-ku ke kamar-nya. Dengan tergesa-gesa Elah menarik-ku menuju kamar-nya dan tanpa menutup kamar-nya kembali. Elah langsung menarik tubuh-ku ke tempat tidur dan mendorong-ku hingga jatuh terlentang dikasur-nya yang empuk. Lalu dengan tergesa-gesa dan penuh nafsu tangan-nya berusaha membuka celana-ku sekaligus dengan celana dalam-ku. Hingga akhir-nya bagian bawah-ku menjadi telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak dengan gagah-nya. Aku merasa malu, Karena ini baru pertama kali aku telanjang bulat di depan seorang gadis.
Tampak-nya Elah tak memperdulikan rasa malu-ku. Dia terus menyerang-ku, Telapak tangan-nya meraih batang penis-ku dan langsung mengocok-nya. Sementara mulut-nya langsung melahap kepala penis-ku dengan rakus dan penuh nafsu. Bibir dan lidah-nya bekerja dengan lincah-nya menghisap dan menjilat kepala penis-ku. Sehingga memberikan kenikmatan yang tak tertahankan. Membuat tubuh-ku terlonjak-lonjak dan melenguh karena merasakan geli dan ngilu di kepala penis-ku.
Elah terus memberikan kenikmatan pada-ku dengan mempermainkan penis-ku menggunakan bibir dan lidah-nya. Sampai akhir-nya dia merasa tak tahan, dia berdiri dan mencopoti jilbab. Kaos panjang dan rok panjang yang ia kenakan. Dihadapan-ku tampaklah seorang bidadari cantik dengan rambut panjang hitam sebahu yang terurai dengan indah-nya. Tubuh-nya begitu sempurna. Dengan kulit yang putih di sempurnakan bulatan buah dada-nya yang begitu besar kencang dan kenyal. Di tambah pemandangan di daerah selangkangan-nya yang membukit. Membuat-ku menelan ludah. Dengan telanjang bulat Elah merangkak menghampiri-ku yang sedang terlentang menahan nafsu yang menggebu-gebu.
Elah terus memberikan kenikmatan pada-ku dengan mempermainkan penis-ku menggunakan bibir dan lidah-nya. Sampai akhir-nya dia merasa tak tahan, dia berdiri dan mencopoti jilbab. Kaos panjang dan rok panjang yang ia kenakan. Dihadapan-ku tampaklah seorang bidadari cantik dengan rambut panjang hitam sebahu yang terurai dengan indah-nya. Tubuh-nya begitu sempurna. Dengan kulit yang putih di sempurnakan bulatan buah dada-nya yang begitu besar kencang dan kenyal. Di tambah pemandangan di daerah selangkangan-nya yang membukit. Membuat-ku menelan ludah. Dengan telanjang bulat Elah merangkak menghampiri-ku yang sedang terlentang menahan nafsu yang menggebu-gebu.
Elah langsung memeluk-ku. Namun dengan cepat langsung kugulingkan dia. Sehingga saat ini posisi-nya di bawah. Dan tubuh-ku langsung bergeser ke bawah. Agar wajah-ku bisa berhadapan kembali dengan vagina-nya yang sekarang tampak lebih indah dibandingkan dengan tadi waktu di ruang tamu karena sudah tidak terhalang oleh rok panjang-nya lagi.
Baju-ku belum lepas sehingga terasa mengganggu maka aku langsung melepaskan-nya dengan tergesa-gesa. Lalu kedua tangan-ku langsung merengkuh pantat Elah yang mulus menggairahkan dan langsung meremas-nya. Sementara bibir-ku kembali menciumi vagina Elah yang sudah semakin basah. Lidah-ku mengorek-ngorek liang sempit yang terhalang oleh belahan bibir vagina-nya. jempol dan telunjuk-ku membuka sedikit lipatan bibir vagina-nya. Mata-ku langsung tertuju pada klitoris-nya. Maka lidah-ku langsung menjilat-nya dengan penuh gairah.
“AAAAUUUWWW.. KANG... AAAAAHHHKKĶKK....." jerit-nya setiap kali lidah-ku menyentuh klitoris-nya. Membuat cairan cinta-nya mulai mengalir dari liang vagina Elah.
Namun aku tak memperdulikan-nya. Tangan-ku terus meremas pantat Elah dan lidah-ku terus mengulas-ngulas celah vagina Elah hingga nampak basah mengkilat. Aku terus menjilat dan menyedot cairan yang terus keluar.
“AAAHHHHHKKK... GELI KANG.... AAAAAWWWUUUHHH....” jerit-nya semakin panjang.
Tubuh-nya terlonjak-lonjak tak terkendali lagi dan kedua tangan-nya mulai meremas dan mencengkram kepala-ku seperti yang sedang menahan sesuatu. Hingga akhir-nya pantat-nya menegang kaku hingga terangkat ke atas dan kedua tangan-nya menekan kepala-ku. Hingga wajah-ku semakin rapat dengan vagina-nya. Disertai dengan jeritan panjang seperti tercekik.
“AAAAAAAAHHHHHKKKKHHHH…..”
Di akhiri dengan kedutan pantat-nya yang menggetarkan tangan-ku dan liang vagina-nya pun berdenyut-denyut berkotraksi meremas-remas ujung lidah-ku yang sedang menelusuri-nya. Membuat-ku bingung karena baru pertama kali merasakan cairan yang asing tapi rasa-nya gurih. Maka tanpa ragu aku langsung menyedot cairan asing itu sampai habis. Sambil meremas buah dada-nya. Lalu setelah itu tubuh-nya pun terhempas dan dari mulut-nya keluar desahan panjang.
"ashhh.. ashhh.. ashhh.. ashhh.." Disertai nafas yang tersengal-sengal seperti yang baru selesai melakukan lari sprint. Dan badan-nya diam lemas seolah tak bertenaga.
“Sudah dulu kang. Saya cape..." Kata-nya pada-ku.
Aku yang belum mengerti apa yang sedang terjadi. Hanya termangu sambil menahan nafsu yang masih menggebu-gebu. Kedua tangan-nya menarik lemah tubuh-ku agar bisa berhadapan dan berpelukan. Kemudian dia berkata.
”Akang hebat.. Saya baru aja keluar kang.. Pacar saya dulu waktu di Aliyah nggak pernah membuat saya bisa melayang dan menghempaskan seperti ini” Kata-nya.
“Tapi malah Dia saja yang keluar dan membasahi mulut atau selangkangan Elah setiap kali kami bercumbu” lanjut-nya lagi.
“Oh gitu..” sahut-ku yang tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan-nya.
Karena gairah nafsu-ku masih menari-nari dikepala-ku dan penis-ku yang keras dan tegang perlu penyaluran. Aku langsung mencium bibir-nya kembali untuk menuntaskan nafsu-ku. Dengan nafas yang memburu. Kedua tangan-ku pun bergerak liar membelai dan meremas buah dada-nya yang montok menggemaskan lagi.
Rasa-nya tak pernah bosan-bosan bagi-ku jika seharian aku harus mempermainkan buah dada indah ini. Bibir dan lidah serta tangan-ku secara intensif terus-menerus secara konstan memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan pada Elah. Menyentuh titik Sensitif-nya. Kedua tangan-ku terus berkerja meremas kedua buah dada-nya dan memilin kedua puting-nya yang menegang. Sementara itu bibir-ku mencium seluruh wajah dan berakhir di bibir-nya yang langsung aku lumat. Tak lama kemudian. Usaha-ku berhasil. Gairah Elah kembali bengkit dan Elah pun mulai membalas ciuman-ku dengan panas dan bergairah. Tubuh Elah mulai bergelinjang-gelinjang menahan nafsu yang kembali membludak dalam diri-nya. Tangan kanan-ku kemudian bergerak kearah selangkangan-nya dan jari tengah-ku dengan lincah menari-nari dibelahan bibir vagina yang kurasakan begitu basah. Klirotis-nya aku tekan dan kupilin. Merasakan bagian Sensitif-nya di mainkan, membuat Elah kembali mengerang cukup keras.
Rasa-nya tak pernah bosan-bosan bagi-ku jika seharian aku harus mempermainkan buah dada indah ini. Bibir dan lidah serta tangan-ku secara intensif terus-menerus secara konstan memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan pada Elah. Menyentuh titik Sensitif-nya. Kedua tangan-ku terus berkerja meremas kedua buah dada-nya dan memilin kedua puting-nya yang menegang. Sementara itu bibir-ku mencium seluruh wajah dan berakhir di bibir-nya yang langsung aku lumat. Tak lama kemudian. Usaha-ku berhasil. Gairah Elah kembali bengkit dan Elah pun mulai membalas ciuman-ku dengan panas dan bergairah. Tubuh Elah mulai bergelinjang-gelinjang menahan nafsu yang kembali membludak dalam diri-nya. Tangan kanan-ku kemudian bergerak kearah selangkangan-nya dan jari tengah-ku dengan lincah menari-nari dibelahan bibir vagina yang kurasakan begitu basah. Klirotis-nya aku tekan dan kupilin. Merasakan bagian Sensitif-nya di mainkan, membuat Elah kembali mengerang cukup keras.
“Oooouuuuhhhhh..... Kang…”
Kembali jari tengah-ku menekan klitoris-nya dan menari-nari di atas-nya. Erangan dan lenguhan-nya semakin keras dan terengah-engah.
“Aaaaakkkkhhhh... Aaaaakkkhhh.... Ooooohhhh.... Kang... Elah nggak tahan…lagi..” Kata-nya sambil mendesah seperti menahan derita nikmat yang tak bertepi.
Kemudian paha-nya terbuka semakin lebar dan pinggul-nya bergoyang-goyang erotis sambil mengerang dan mengeluh terus-menerus.
Kemudian paha-nya terbuka semakin lebar dan pinggul-nya bergoyang-goyang erotis sambil mengerang dan mengeluh terus-menerus.
“Oooohhhh... aaaahhhh….”
Aku sudah tak sabar untuk menikmati tubuh indah-nya. Dan naluri-ku menuntun-ku untuk memposisikan diri-ku diantara kedua paha yang terbuka lebar dengan vagina yang berwarna merah muda mempesona. Dan kuarahkan ujung penis-ku ke belahan liang vagina Elah. Lalu dengan terburu-buru aku menekankan pantat-ku. Penis-ku bukan-nya masuk ke dalam liang vagina yang sempit itu, Tapi terpeleset ke arah depan. Berkali-kali kucoba. Namun selalu meleset kadang ke belakang. Ke samping atau kedepan. Keringat-ku semakin bercucuran dan dalam hati aku merasa malu pada Elah. Masa aku yang mahasiswa ini tidak bisa memasukkan penis yang sudah tegang kedalam vagina-nya. Namun aku terus mencoba walaupun selalu gagal. Akhir-nya aku menyerah dan berkata pada Elah.
“Kok susah sich masuk-nya ? Akang sudah nggak tahan nich..!” Tanya-ku pada Elah.
“Pacar Elah juga dulu nggak bisa masuk-masuk. Maka-nya dia selalu keluarkan mani-nya di selangkangan Elah. Karena udah nggak bisa menahan nafsu-nya lagi. Jadi dia keluar di luar” Jawab-nya.
"Oh.. kalau gitu berarti vagina Elah masih perawan, Sebab belum pernah diterobos oleh penis sebelum-nya, Pantas saja susah."
Setelah tahu bahwa sesungguh-nya Elah masih perawan. Maka aku mulai berhati-hati dan lebih konsentrasi. Jari-jari-ku menyibakkan lipatan bibir yang menutupi liang vagina-nya. Aku perhatikan dengan seksama. Ternyata di bagian bawah lipatan bibir vagina itu terdapat sebuah lubang yang sangat sempit. Aku arahkan kepala penis-ku yang sudah sangat tegang ke lubang yang sangat sempit itu. Kutekan secara perlahan pantat-ku agar ujung penis-ku menekan dan menerobos lobang sempit itu. Agak susah dan terlihat Elah menyeringai. Kudorong lagi sedikit ujung kepala penis-ku agak masuk. Kulihat Elah semakin menyeringai dan terlihat seperti meringis. Kudorong lagi agak keras. Lubang itu terbuka sedikit. Elah menjerit lirih.
"Awww.. Aduhhh Kang…”
Kuhentikan gerakan-ku tapi Elah berkata lagi.
"Jangan hentikan Kang.. Terus aja.."
Rupa-nya dorongan nafsu Elah mengalahkan rasa perih dari selaput darah-nya yang mulai terkoyak. Kudorong lagi dengan keras hingga kepala penis-ku bisa masuk kedalam liang vagina-nya. Elah kembali menjerit lirih sambil menahan tubuh-ku.
“Aaauuuhhhh.. sssaaakkkiiitttthh... kang.." Jerit Elah sambil menahan dada-ku agar berhenti bergerak.
Sedangkan aku merasa nerveous begitu kepala penis-ku berada dalam liang vagina Elah. Berjuta-juta perasaan yang tak kumengerti melayang-layang diatas kepala-ku. Aku tak bisa menjelaskan rasa apa itu. Setelah tahanan tangan Elah melemah. Kembali kudorong penis-ku dengan keras hingga amblas sampai ke pangkal penis-ku.
'Jlebbb.. bblleesshh.....'
“Aaaaakkkkkhhhh…” jerit Elah sambil memeluk erat tubuh-ku.
Kuhentikan sejenak gerakan-ku. Menikmati sensasi yang luar biasa ini. Penis-ku seperti di peras-peras di sedot-sedot oleh dinding vagina-nya. Setelah sensasi itu berkurang. Kucoba mencabut penis-ku sedikit demi sedikit. Pergesekan antara kulit penis-ku dengan dinding vagina Elah yang basah dan berdenyut-denyut menghasilkan kenikmatan yang tiada tara. Demikian juga nampak-nya bagi Elah. Sebab jerit lirih-nya diselingi dengan erangan nikmat.
“Aduhhh... oooohhhh..." Antara perih. Geli dan nikmat dirasakan Elah secara bersamaan.
Ketika hanya kepala penis yang masih tertanam di dalam liang vagina Elah. Aku hentikan gerakan mencabut dan kudorong penis-ku kedalam lagi untuk kembali menyelam menikmati sensasi gesekan penis dengan dinding vagina yang basah itu. sangat berdenyut-denyut tiada henti.
"Oooohhhh….” Erang-ku menahan nikmat. Ketika penis-ku kembali terbenam seluruh-nya.
Benar-benar membuat-ku merasakan sensasi pijatan dinding vagina Elah yang sempit. Kembali aku tarik penis-ku lalu kudorong kembali ke dalam. Pelan-pelan aku mulai menggenjot vagina Elah sambil memandang wajah-nya. Ekspresi wajah-nya menggambarkan bahwa dia begitu menikmati genjotan penis-ku. Beberapa saat kemudian aku menaikkan kecepatan genjotan-ku.
Benar-benar membuat-ku merasakan sensasi pijatan dinding vagina Elah yang sempit. Kembali aku tarik penis-ku lalu kudorong kembali ke dalam. Pelan-pelan aku mulai menggenjot vagina Elah sambil memandang wajah-nya. Ekspresi wajah-nya menggambarkan bahwa dia begitu menikmati genjotan penis-ku. Beberapa saat kemudian aku menaikkan kecepatan genjotan-ku.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Gerakan keluar masuk penis-ku ke dalam vagina Elah. Kulakukan berulang dengan kecepatan yang konstan. Jerit lirih kesakitan Elah telah hilang secara total tergantikan oleh sensasi kenikmatan yang juga pertama kali dirasakan-nya.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
“Oooooohhhhh.... Kang nikmat… Oooohhh...... Kang…. Ooooohhhh…” Demikian erangan dan lenguhan Elah keluar dari mulut-nya berulang-ulang.
Hingga akhir-nya pinggul Elah turut bergerak memberikan tambahan sensasi nikmat yang berlebihan bagi diri-ku maupun diri-nya bersamaan.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
“Aaaahhh.. aaahhh.. sssshh….” Dengusan dan erangan bersatu dalam keriuhan deru nafas kami.
Rasa nikmat ini membuat-ku terus melayang-layang dan Elah turut di dalam-nya. Sehingga erangan nikmat-ku bersahut-sahutan dengan erangan nikmat Elah. Sehingga mengahasilkan suatu konser desahan kenikmatan yang bisa membuat terangsang bagi yang mendenga-rnya.
Rasa nikmat ini membuat-ku terus melayang-layang dan Elah turut di dalam-nya. Sehingga erangan nikmat-ku bersahut-sahutan dengan erangan nikmat Elah. Sehingga mengahasilkan suatu konser desahan kenikmatan yang bisa membuat terangsang bagi yang mendenga-rnya.
'plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok'
Suara benturan selangkangan kami bersahut-sahutan mengiringi persetubuhan kami. kembali bibir-ku melumat bibir-nya. Sambil terus menggenjot tubuh-nya. Elah membalas lumatan bibir-ku sambil menggoyang pinggul-nya. Menyambut setiap gerakan pantat-ku. Gerakan-ku dan goyangan pinggul Elah semakin cepat. Dan tubuh kami mulai merasakan kejang-kejang tanpa dapat dikendalikan. Dan deraan nikmat pun semakin membuat kami lupa diri. Aku dan Elah terus mendengus dan mengerang bersahut-sahutan dengan gerakan yang sudah tidak beraturan lagi dari tubuh kami. Seolah-olah sedang menggapai nikmat yang semakin lama semakin bertambah tinggi.


'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Genjotan-ku semakin bertambah cepat seiring waktu berjalan. Vagina elah semakin banjir akan cairan kenimatan-nya, Bibir-ku terus mencium sekujur wajah-nya. Elah hanya bisa pasrah menerima cumbuan-cumbuan bibir-ku di wajah-nya.
“Oooohhhh... Kang... ooooohhhhh.... nikmat ooooohhhh... aaaaakkkkhhh…” Elah semakin meracau. Setiap kali penis-ku menyentuh mulut rahim-nya.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Aku benar-benar merasakan nikmat-nya jepitan dinding vagina Elah yang membungkus kuat batang penis-ku. Membuat-ku semakin dalam menusuk batang penis-ku kedalam vagina-nya.
“Ohh.... Lah oooohhhh..... enak bangget memek-mu sayang... aaaahhh... hhhhmm..." Dengus nikmat-ku pun semakin nyaring.
Saat aku terus menggenjot tubuh-nya. Mata-ku tak bisa lepas terus memandang wajah-nya, aku dapat melihat bahwa Elah begitu menikmati persetubuhan ini. Tak tahan dengan melihat wajah cantik-nya. Kembali bibir-ku melumat bibir-nya lagi dan lagi. Elah tak penat membalas lumatan bibir-ku sambil mendekap tubuh-ku dengan erat. Namun tak lama kemudian. Tiba-tiba ada dorongan tenaga yang sangat besar dari dalam tubuh-ku yang tidak bisa kulawan. Badan-ku melenting kejang kaku. Penis-ku tertanam dalam menekan vagina Elah hingga ke pangkal-nya dan dari mulut-ku keluar jeritan nikmat yang panjang tak tertahan.
Saat aku terus menggenjot tubuh-nya. Mata-ku tak bisa lepas terus memandang wajah-nya, aku dapat melihat bahwa Elah begitu menikmati persetubuhan ini. Tak tahan dengan melihat wajah cantik-nya. Kembali bibir-ku melumat bibir-nya lagi dan lagi. Elah tak penat membalas lumatan bibir-ku sambil mendekap tubuh-ku dengan erat. Namun tak lama kemudian. Tiba-tiba ada dorongan tenaga yang sangat besar dari dalam tubuh-ku yang tidak bisa kulawan. Badan-ku melenting kejang kaku. Penis-ku tertanam dalam menekan vagina Elah hingga ke pangkal-nya dan dari mulut-ku keluar jeritan nikmat yang panjang tak tertahan.
"Aaaahkkks…..”
Pada saat yang bersamaan Elah mengalami hal yang sama. Tubuh-nya melenting kebelakang, kuku-nya menancap dipunggung-ku dan pinggul-nya naik menekan selangkangan-ku serta kepala terdongak dengan mata terpejam dan keluarlah jeritan panjang-nya juga.
"Aaaaaaahhhhkkkks..."
Sedetik kemudian..
"crot.. crot.. crot.. crot.. crot.."
Sperma-ku keluar dengan deras-nya. Memenuhi seluruh rongga liang vagina Elah. Dan disambut dengan kontraksi yang sangat hebat dari dalam liang vagina Elah yang memeras dan memijat-mijat batang penis-ku serta menghisap-hisap seluruh sperma yang terpancar dari ujung penis-ku. Menghasilkan suatu puncak kenikmatan yang tak terbandingkan secara bersamaan yang kami rasakan.
Setelah itu. Kurasakan badan-ku seolah melayang ringan jatuh terhempas diatas tubuh Elah yang juga merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan.
“Hahs.. hash.. hash.. hahs.. hahs.. hahsss…..” Nafas kami keluar seperti orang yang sangat kelelahan.
Dengan nafas yang ngos-ngosan kami saling berpandangan dengan rasa puas dan nikmat. Kemudian bibir-ku mencium mesra bibir Elah lagi dan disambut-nya dengan mesra. Kami pun bercumbu untuk beberapa saat.
“Wuih.. enak banget Kang.. baru kali ini Elah merasakan hal yang seperti ini..“ Kata-nya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
“Akang juga sama geulis... Ini adalah pengalaman pertama Akang.. malah” jawab-ku.
Kemudian badan-ku kugulirkan kesamping tubuh Elah. Sehingga penis tercabut dari liang vagina Elah. Kuperhatikan ada lelehan sperma kental yang berwarna putih bercampur dengan warna kemerahan yang keluar dari liang vagina. Rupa-nya Elah memang benar-benar masih perawan. Jadi selama ini pacar-nya belum memerawani Elah secara sempurna, Mungkin karena kondisi lingkungan Aliyah atau pasentren tidak memungkinkan mereka berdua dapat melakukan persetubuhan dengan tenang. Sehingga percumbuan yang mereka lakukan selalu terburu-buru. Sehingga pacar Elah yang dulu hanya memikirkan bagaimana agar sperma-nya cepat keluar tanpa bisa menembus selaput darah Elah yang mesih terjaga keperawanan-nya.
Kami berpelukan cukup lama mengumpulkan semua kesadaran yang sempat hilang sambil menormalkan helaaan napas yang tersengal-sengal akibat percumbuan yang demikian lama.
Sambil berbaring kuperhatikan tubuh gadis cantik yang biasa-nya berjilbab ini dalam keadaan telanjang bulat tergolek lemah. Oh! betapa indah-nya, betapa putih dan mulus-nya kulit-nya. Tangan-ku mulai membelai dan mengusap tubuh indah-nya yang basah oleh keringat ini. Mata-nya memandang-ku mesra dan bibir-nya tersenyum manis menggiurkan. Membuat-ku tak tahan. Kucium lagi bibir mungil-nya dan tangan-ku membelai serta meremas buah dada-nya yang montok terangsang.
Tak terasa gairah-ku sudah bangkit kembali, Perlahan namun pasti batang penis-ku mulai mengeras kembali. Dan Elah pun merasakan hal yang sama. Gairah-nya mulai bangkit kembali dan kembali kami berciuman dan berpelukan sambil bergulingan di kasur. Kami kembali bercumbu dengan penuh gairah dan penis-ku kuarahkan kembali ke liang vagina-nya. Kali ini penis-ku dapat masuk dengan mudah. Dan persetubuhan kali ini pun terasa berlangsung lebih panas dan lebih menggairahkan dari percumbuan sebelum-nya.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Tangan kiri-ku kembali menjalankan peran-nya dengan membelai sekujur tubuh-nya. Elah tidak bersikap masif. Dia menarik leher-ku dan langsung melumat bibir-ku penuh gairah. aku membalas lumatan bibir-nya tak kalah bergairah. sambil menggenjot-nya. aku cium sekujur wajah-nya. Elah nampak-nya menikmati setiap cumbuan-ku.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
"aaaahhh.... hhhhhhmmm.... kang terus.... yah gitu kang.... genjot terus... hhhhhhmmmm... aaaahhhh... aaaahhh...." Lenguhan racauan dan desahan kami saling bersahut-sahutan seiring waktu berjalan.
Tubuh indah-nya sudah bermandi keringat, begitu juga dengan-ku yang begitu bersemangat menggenjot vagina-nya. Sambil meremas buah dada-nya.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
"aaaahhh... oooohhhh... aaaahhhhh..." Desahan kami saling bersahut-sahutan terus menerus. Mengiringi persetubuhan kami.
Keringat telah membanjiri tubuh kami. Yang sedang berpacu mencapai puncak birahi. Kembali aku lumat bibir-nya sambil meremas kedua buah dada-nya. Hingga tubuh Elah menegang. Setiap kali aku menggenjot lubang vagina-nya sangat dalam.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
"Lah... Memek-mu enak banget sayang... aaaahhh... ssssshhhtttt... ooooohhhhh..." Kata-ku bercampur desahan.
Begitu nikmat-nya jepitan dari sempit-nya vagina Elah. Membuat-ku tidak mampu menahan suara. Deraan nikmat yang kami rasakan. Sungguh membuat tubuh kami seperti melayang. Pandangan mata Elah semakin sayu memandang-ku. Seakan menunjukkan bahwa diri-nya begitu menikmati setiap detik persetubuhan ini. Pinggul-ku bergerak semakin cepat dan sedikit kasar dalam menggenjot vagina Elah. Sehingga tubuh-nya terlontar-lontar. Hingga dalam hitungan menit saja membuat-nya akan menjemput orgasme-nya kembali.
Begitu nikmat-nya jepitan dari sempit-nya vagina Elah. Membuat-ku tidak mampu menahan suara. Deraan nikmat yang kami rasakan. Sungguh membuat tubuh kami seperti melayang. Pandangan mata Elah semakin sayu memandang-ku. Seakan menunjukkan bahwa diri-nya begitu menikmati setiap detik persetubuhan ini. Pinggul-ku bergerak semakin cepat dan sedikit kasar dalam menggenjot vagina Elah. Sehingga tubuh-nya terlontar-lontar. Hingga dalam hitungan menit saja membuat-nya akan menjemput orgasme-nya kembali.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Suara yang dihasilkan akibat benturan antara selangkangan kami menjadi musik nyaring begitu menggairahkan. Membuat-ku semakin bernafsu untuk menggenjot vagina Elah secara liar.
Genjotan-ku benar-benar membuat Elah memejamkan mata. Sambil menggeleng-gelengkan kepala-nya Ke kiri dan ke kanan. menahan deraan nikmat yang melanda tubuh-nya. Hingga akhir-nya Elah tak mampu menahan arus gelombang yang menerjang tubuh-nya lagi.
"Ooooohhhhh... Kang Elah mau keluar lagi.. aaaahhhh... gak tahaan lagiiiihhh... ssssshhh..." Ceracau Elah sambil meremas seprei tempat tidur.nya dengan kuat.
Mendengar Elah akan orgame. Membuat-ku langsung menggenjot tubuh-nya dengan kencang. Hingga tak lama kemudian.
"OOOOOOHHHH... KANG... ELAH KELUAR.... AAAAAHHH...." Teriakan Elah cukup keras saat orgame melanda.
Tubuh-nya mengejang kaku. Pantat-nya bergetar begitu hebat. Di saat bersamaan. Dinding vagina-nya berkontraksi seperti meremas-remas batang penis-ku yang masih tertanam di dalam lubang vagina-nya. Aku juga merasakan batang penis-ku disiram cairan hangat. Kemudian Aku diamkan sejenak. Membiarkan Elah menikmati puncak kenikmatan-nya.
Setelah beberapa saat. Tubuh-nya pun berangsur kembali normal.
Tubuh-nya mengejang kaku. Pantat-nya bergetar begitu hebat. Di saat bersamaan. Dinding vagina-nya berkontraksi seperti meremas-remas batang penis-ku yang masih tertanam di dalam lubang vagina-nya. Aku juga merasakan batang penis-ku disiram cairan hangat. Kemudian Aku diamkan sejenak. Membiarkan Elah menikmati puncak kenikmatan-nya.
Setelah beberapa saat. Tubuh-nya pun berangsur kembali normal.
"Gimana sayang? Enak?" Tanya-ku pada Elah.
Elah memandang-ku dengan senyum kepuasan.
Elah memandang-ku dengan senyum kepuasan.
"Enak banget.. Akang sayang. Sekarang gantian Akang. Teruskan sampai Akang puas.." Jawab Elah sambil tersenyum menggoda.
Mendengar kalimat menggoda-nya. Membuat-ku makin bernafsu dan mulailah aku mengecup bibir-nya. Lama-lama berubah menjadi melumat bibir-nya. Elah menyambut lumatan bibir-ku. Kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling membelit. Sedangkan kedua tangan-ku kembali menjamah buah dada-nya. Meremas dan memainkan puting-nya.
Setelah puas menikmati bibir-nya. Ciuman-ku turun melewati dagu-nya hingga leher jenjang-nya. kutelusuri jenjang leher-nya dengan lidah-ku, kusapu semua area sensitif di daerah leher-nya dan belakang telinga-nya.
Akibat Sapuan lidah-ku di sekitar leher-nya. Membuat Elah menggeliat menahan geli. Puas dengan leher-nya. Ciuman-ku semakin turun melewati pundak-nya hingga berhenti di salah satu buah dada-nya. Mulut-ku langsung menyedot puting-nya. Merasakan puting-nya aku mainkan, membuat Elah mendekap kepala-ku. Seakan tak rela deraan nikmat yang sedang dirasakan-nya terhenti. Sementara di bawah sana. Aku kembali menggerakkan pantat-ku maju mundur. Secara konstan aku menggenjot tubuh-nya. Sambil memainkan kedua buah dada-nya secara bergantian.
Setelah puas menikmati bibir-nya. Ciuman-ku turun melewati dagu-nya hingga leher jenjang-nya. kutelusuri jenjang leher-nya dengan lidah-ku, kusapu semua area sensitif di daerah leher-nya dan belakang telinga-nya.
Akibat Sapuan lidah-ku di sekitar leher-nya. Membuat Elah menggeliat menahan geli. Puas dengan leher-nya. Ciuman-ku semakin turun melewati pundak-nya hingga berhenti di salah satu buah dada-nya. Mulut-ku langsung menyedot puting-nya. Merasakan puting-nya aku mainkan, membuat Elah mendekap kepala-ku. Seakan tak rela deraan nikmat yang sedang dirasakan-nya terhenti. Sementara di bawah sana. Aku kembali menggerakkan pantat-ku maju mundur. Secara konstan aku menggenjot tubuh-nya. Sambil memainkan kedua buah dada-nya secara bergantian.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Aku sangat menikmati setiap detik dari persetubuhan ini. Kali ini kedua kaki-nya melingkar di pantat-ku. Menekan pantat-ku seakan menginginkan penis-ku untuk menembus vagina-nya lebih dalam lagi. maka aku penuhi keinginan-nya dan langsung saja aku sodok vagina-nya lebih dalam.
"aaaahhh... aaaaahhh... aaahhh... oooohhh... aaahhh..." Desahan kami saling bersahut-sahutan mengiringi setiap gerakan kami.
Seiring berjalan-nya waktu. Tak terasa tubuh kami semakin berkeringat. Peluh-ku bahkan sampai menetes Dan mendarat di atas kulit putih-nya. Terlihat berkilauan akibat peluh bercampur air Ludah-ku. Menambah keindahan tubuh-nya membuat gairah-ku semakin memuncak terus. Semakin lama genjotan penis-ku semakin cepat.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
"AAAAHHHKKKK.. AAAAKKKHHH.. OOOHHH... KANG... ELAH GA KUAT LAGI... AAAAAHHH..." Jeritan histeris Elah. Tak mampu menahan luapan birahi mendera tubuhnya.
Semakin cepat genjotan-ku. Jeritan kenikmatan Elah semakin tak terkendali. Membuat tubuh-nya terlontar ke atas ke bawah. hingga akhir-nya gelombang orgasme kembali menerjang-nya lagi.
Semakin cepat genjotan-ku. Jeritan kenikmatan Elah semakin tak terkendali. Membuat tubuh-nya terlontar ke atas ke bawah. hingga akhir-nya gelombang orgasme kembali menerjang-nya lagi.
"AAAAAKKKKHHHH....." Jeritan Elah bersamaan dengan tubuh-nya mengejang, pantat-nya bergetar, tubuh-nya melengkung ke atas membuat buah dada-nya semakin membusung di hadapan-ku.
Dan pelukan-nya semakin erat di punggung-ku. Kedua kaki-nya menekan pantat-ku dengan erat. Kembali penis-ku tersiram cairan orgasme-nya dan merasakan sensasi pijatan dinding vagina-nya yang sedang di landa orgasme itu. akibat sensasi pijatan dinding vagina-nya membuat-ku semakin tidak mampu menahan lebih lama. Hingga beberapa detik kemudian. Dengan sekali hentakan.
Dan pelukan-nya semakin erat di punggung-ku. Kedua kaki-nya menekan pantat-ku dengan erat. Kembali penis-ku tersiram cairan orgasme-nya dan merasakan sensasi pijatan dinding vagina-nya yang sedang di landa orgasme itu. akibat sensasi pijatan dinding vagina-nya membuat-ku semakin tidak mampu menahan lebih lama. Hingga beberapa detik kemudian. Dengan sekali hentakan.
"AAAAKĶKHHH...." Jeritan tertahan-ku
'crot.. crot.. crot.. crot.. crot...'
"aaahhh.. nikmat sekali Lah.. Makasih yah.. sayang.." Bisik-ku
"aaahhh.. nikmat sekali Lah.. Makasih yah.. sayang.." Bisik-ku
Aku merasakan penis-ku masih berdenyut-denyut meledakan jutaan sel sperma ke dalam rahim-nya. Tubuh-ku mengejang dan bergetar hebat. Percumbuan kami terhenti setelah aku tersayu-sayu melihat waktu telah menunjukkan jam 11.30 malam. Kami bergegas memakai kembali pakaian kami. Maka dengan terpaksa aku pun pamit pulang dengan janji akan mendatangi-nya lagi malam minggu berikut-nya.
Lalu pada malam minggu berikut-nya. Aku mendatangi-nya lagi dengan harapan kami bisa kembali merenguk kenikmatan secara bersama-sama. Namun harapan-ku tak terlaksana karena ternyata dia sedang haid. Dan lagi pula keluarga kakak-nya sedang ada di rumah. Dan sebagai ganti-nya saat itu Elah memang betul-betul menservis-ku secara sempurna di ruang tamu. Dengan mengenakan jilbab dan baju longgar. Elah mengoral penis-ku dengan cara yang sangat bervariasi sehingga sperma-ku sampai muncrat membasahi wajah dan baju yang dia kenakan. Sungguh luar biasa pelayanan sex dari gadis berjilbab ini.
Singkat cerita di Hari sabtu berikut-nya lagi. Tanpa memberitahukan terlebih dahulu pada-ku, Sekitar jam 1 siang, Elah datang ke rumah-ku mengendarai mobil Jimny dengan mengenakan pakaian seperti biasa yaitu jilbab lebar dengan baju longgar yang panjang..dan saat itu memang aku tidak ada jadwal kuliah.
“Yuk, Kang kita jalan-jalan malam mingguan ke pemandian air panas Ranca Upas di daerah Ciwidey..!” Ajak-nya padaku.
“Pake apa dan dengan siapa Lah?” Tanya-ku.
“Pake Jimny itu Kang. Kita berdua aja” Jawab-nya. Sambil menunjuk Jimny putih yang diparkir di depan rumah-ku.
“Tapi.. Akang belum bisa nyetir..” Kata-ku malu-malu.
"Ga apa-apa atuh. Kang. Biar saya aja yang nyetir. Cuek aja” Jawab-nya.
“Ok dech. Kalo gitu mah" Jawab-ku bersemangat.
Aku siap-siap dan tak lama kemudian kami pun berangkat. Di perjalanan Elah bercerita bahwa mobil Jimny itu adalah milik kakak-nya yang nomor dua, yang sekarang sedang menginap di rumah kakak-nya yang pertama. Jadi di rumah-nya saat ini ramai dengan keponakan-nya. Sehingga daripada menggangu kemesraan kami, maka Elah berinisiatif pada-ku untuk bermesraan di luar rumah. Tentu saja aku gembira mendengar cerita-nya.
Sepanjang perjalanan tangan kanan-ku selalu mengusap-ngusap paha Elah yang tertutupi olah rok panjang-nya. Namun tetap saja mampu memberikan kehangatan dan rangsangan kenikmatan pada diri Elah. Yang bisa membuat mata-nya merem-melek merasakan sensasi nikmat dan nafas-nya melenguh nikmat sambil tetap konsentrasi pada kemudi yang sedang dipegang-nya.
“Jangan terlalu atuhh Kang.. nanti celaka….! Lagi di jalan nich..!” Kata-nya dengan nafas yang menderu.
Aku sadar untuk tidak melakukan hal yang lebih jauh lagi yang bisa mencelakakan kami berdua. Namun usapan dan belaian mesra selalu kulakukan di sepanjang perjalanan itu. Membuat diri-nya nyaman dalam perjalanan. Sehingga tak terasa kami sudah tiba di tempat yang kami tuju sekita jam 4 sore.
Aku sadar untuk tidak melakukan hal yang lebih jauh lagi yang bisa mencelakakan kami berdua. Namun usapan dan belaian mesra selalu kulakukan di sepanjang perjalanan itu. Membuat diri-nya nyaman dalam perjalanan. Sehingga tak terasa kami sudah tiba di tempat yang kami tuju sekita jam 4 sore.
Kami masuk ketempat itu bagaikan pasangan muda suami istri. Karena terlihat sangat mesra. Kami berjalan-jalan sambil berpelukan erat menahan hawa dingin pegunungan di daerah Ciwidey ini. Sambil menikmati pemandangan alam yang indah dan romantis. Setelah lelah jalan-jalan. Kami menyewa sebuah kamar mandi untuk keluarga yang di dalam-nya terdapat kolam air panas dengan ukuran 2 X 2 meter.
Begitu masuk kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi kami langsung berpelukan erat dengan bibir yang saling berpangutan mesra. Percumbuan itu kami lakukan cukup lama sambil berdiri sehingga akhir-nya kami hentikan dan kubisikan.
"Sambil berendam air panas Yuk Lah..!” Ajak-ku. Elah menatapku mesra dan mengangguk setuju.
Dengan tergesa-gesa kami menanggalkan semua pakaian yang melekat di badan, sehingga kami pun telanjang bulat. Penis-ku telah berdiri tegak dan Elah dengan gemas-nya meremas penis-ku sambil berkata manja.
“Iihhh.. ini burung akang, kok sudah berdiri tegak lagi saja.?” Kata-nya diakhiri dengan mengecup mesra kepala penis-ku.
Aku hanya tersenyum bangga melihat kelakuan Elah yang menggemaskan ini. Kemudian dia kembali berdiri tegak. Tampaklah puting buah dada-nya sudah tegak menantang dan secara spontan bibir-ku langsung menghisap dan mengulum-nya dengan penuh gairah. Yang buat Elah langsung mengeluh keenakan.
Aku hanya tersenyum bangga melihat kelakuan Elah yang menggemaskan ini. Kemudian dia kembali berdiri tegak. Tampaklah puting buah dada-nya sudah tegak menantang dan secara spontan bibir-ku langsung menghisap dan mengulum-nya dengan penuh gairah. Yang buat Elah langsung mengeluh keenakan.
"Uuhhhmmm..” Tapi mendorong badan-ku seraya berkata.
"Kata-nya pingin sambil berendam kang.?” Protes-nya sambil tersenyum.
Maka kubimbing Elah dan kami berdua pun masuk ke dalam kolam air panas yang kedalaman-nya hanya sebatas pinggang. Di dalam kolam Air panas itu begitu menghangatkan dan membuat nyaman di tengah suasana pegunungan yang dingin menusuk tulang. Kami berpelukan dan saling melumat bibir dengan gairah yang berapi-api. Lidah-ku menerobos ke dalam mulut-nya. Lidah-ku menyusuri rongga mulut-nya dan mencari lidah-nya. Elah menyambut dan membalas sapuan lidah-ku itu. Sehingga lidah kami saling membelit. kami terkadang bertukar ludah. Hingga suara ciuman panas terdengar menggairahkan.
Maka kubimbing Elah dan kami berdua pun masuk ke dalam kolam air panas yang kedalaman-nya hanya sebatas pinggang. Di dalam kolam Air panas itu begitu menghangatkan dan membuat nyaman di tengah suasana pegunungan yang dingin menusuk tulang. Kami berpelukan dan saling melumat bibir dengan gairah yang berapi-api. Lidah-ku menerobos ke dalam mulut-nya. Lidah-ku menyusuri rongga mulut-nya dan mencari lidah-nya. Elah menyambut dan membalas sapuan lidah-ku itu. Sehingga lidah kami saling membelit. kami terkadang bertukar ludah. Hingga suara ciuman panas terdengar menggairahkan.
"ssssllluuppp.. sssslllluuuppp.. ssssslllluuuppp.. hhhhhmmmsssss... sssssllllluuuppp..."
Sambil berciuman dengan panas. Kedua tangan-ku meremas-remas kedua buah dada-nya yang montok membulat. Sedangkan tubuh-nya kusandarkan dipinggir kolam. Lalu mulut-ku mulai menyosor buah dada menggemaskan itu penuh dengan nafsu, Bibir-ku menghisap dan mengecup seluruh bagian buah dada-nya. Sambil lidah-ku menjilat-jilat dan akhir-nya aku mengulum dan menghisap puting susu yang semakin tegak menjulang Elah.
“Oooooohhhh.... Kang... terus hisap... iiyah gitu.... ooooohhhhh…..” Erangan Elah mulai terdengar sambil meremas-remas rambut.ku dan terkadang menarik.nya dengan cengkraman yang seperti sedang menahan nikmat yang tak tertahan.
Kemudian dengan ganas. Kedua tangan-nya menarik kepala-ku dan mengarahkan wajah-ku ke wajah-nya dan bibir-nya langsung melumat bibir-ku dengan nafsu yang menggebu dan nafas yang memburu.
Kemudian dengan ganas. Kedua tangan-nya menarik kepala-ku dan mengarahkan wajah-ku ke wajah-nya dan bibir-nya langsung melumat bibir-ku dengan nafsu yang menggebu dan nafas yang memburu.
Ciuman Elah begitu liar. Lidah dan bibir-nya menyusuri bibir, Wajah, Telinga-ku lalu turun ke leher. Elah menghisap-hisap leher-ku membuat aku terpejam. Menahan nikmat dan rangsangan yang semakin menggila saja. Kemudian bibir dan lidah-nya turun menjilati dada-ku hingga ke puting susu-ku yang telah berdiri kaku. Tangan-nya mulai bergerak ke bawah kedalam air kolam yang hangat menggapai batang penis-ku yang sangat tegang dan langsung mengocok-nya dengan irama yang menghanyutkan memberikan kenikmatan tiada henti.
Tangan kiri-ku merengkuh tubuh-nya dan memeluk erat. Bibir-ku kembali mencium bibir-nya dan menghisapnya dengan penuh nafsu lagi. Sambil tangan kanan-ku bergerak mengarah ke vagina-nya dan segera aku mengusap dan mengobel seluruh permukaan belahan bibir vagina-nya. Tubuh Elah mulai tak bisa diam. Bibir-nya melepaskan diri dari pangutan-ku dan kepala-nya terdongak ke belakang serta mengerang.
“Ooooooohhhhh... kang.... ooooooohhhhhhh…”
Erangan-nya semakin meningkatkan nafsu-ku semakin tinggi dan tinggi. Bibir-ku langsung melumat leher-nya lagi. Karena Elah mendongakkan kepala-nya. Membuat-ku semakin leluasa menikmati setiap jengkal kulit leher-nya. Jari-ku mulai mencari celah lipatan liang vagina Elah dan mengorek-nya dari bawah hingga ke atas menuju klitoris-nya yang sudah semakin membesar menonjol keras. Dan begitu jari tengah-ku menyentuh dan langsung menekan klitoris-nya, Erangan Elah semakin keras.
Erangan-nya semakin meningkatkan nafsu-ku semakin tinggi dan tinggi. Bibir-ku langsung melumat leher-nya lagi. Karena Elah mendongakkan kepala-nya. Membuat-ku semakin leluasa menikmati setiap jengkal kulit leher-nya. Jari-ku mulai mencari celah lipatan liang vagina Elah dan mengorek-nya dari bawah hingga ke atas menuju klitoris-nya yang sudah semakin membesar menonjol keras. Dan begitu jari tengah-ku menyentuh dan langsung menekan klitoris-nya, Erangan Elah semakin keras.
"Aaaaaahhhhh... aaaaaahhhhh...... Kangg..."
Jari-ku terus mempermainkan vagina-nya. Pinggul Elah bergoyang dan bergetar menahan nikmat yang kuberikan. desahan dan erangan-nya semakin nyaring.
"Ooooooohhhhhh.....”
Akhir-nya jari tengah-ku menusuk liang vagina Elah. Tubuh Elah bergetar. Mata-nya mendelik serta menjerit.
“Auuuwwwhhh.... aaaauuuuuhhhhh....." Gelinjangan tubuh Elah semakin liar.
Jari tengah-ku semakin cepat mengocok-ngocok vagina Elah keluar masuk, keluar masuk dengan cepat hingga ke pangkal jari-ku.
“Ooooohhhh.... Kang. Elah enggak tahan... Elah enggak tahan…” Racau-nya.
“aaaahhhh.... Kang... Masukkan... masukkan... ooouuuuhhhh…” Pinta-nya pada-ku. Memelas dengan nafas yang semakin tersengal-sengal diburu nafsu yang semakin membludak.
Sebenar-nya aku pun juga sudah tak tahan ingin segera memasukkan penis tegang-ku ke dalam vagina-nya yang nikmat. Segera saja Lalu aku arahkan penis tegang-ku ke belahan vagina Elah. Kaki-ku kutekukkan. Elah membuka paha-nya memberi jalan bagi penis-ku. Tangan kanan-nya meraih penis-ku dan mengarahkan kepala penis-ku tepat didepan liang vagina-nya. Setelah dirasakan-nya pas. Dia memajukan pinggul-nya. Aku langsung mengerti pantat-ku mendorong penis-ku dan..
"Blesshh.." Perlahan-lahan penis-ku masuk tenggelam ke dalam memek-nya.
"Oooohhhh….” Elah mengerang sambil memejamkan mata-nya rapat-rapat seolah sangat menikmati proses itu.
Aku merasakan proses penetrasi di dalam air hangat ini memberikan sensasi nikmat yang sangat berbeda. Nikmat luar biasa.
Aku merasakan proses penetrasi di dalam air hangat ini memberikan sensasi nikmat yang sangat berbeda. Nikmat luar biasa.
"Oohh…” Aku pun ikut mendesah nikmat.
Pantat-ku semakin kutekan dalam-dalam sehingga seluruh penis-ku dapat masuk hingga ke pangkal-nya. Kaki Elah terangkat dan tangan-nya memeluk erat tubuh-ku. Lalu kami diam selama beberapa saat menikmati penetrasi didalam air hangat yang nikmat luar biasa itu. Dinding vagina Elah berdenyut-denyut memberikan sensasi pijatan kenikmatan yang membuat mata-ku terbeliak-beliak menahan nikmat. Perlahan-lahan aku mulai menggoyang pantat-ku agar penis-ku bisa keluar masuk dari vagina Elah yang memberikan sensasi gesekan antara batang penis dan dinding liang vagina Elah yang semakin berdenyut dan menghisap-hisap liar batang penis-ku. Aku semakin melayang dan Elah pun semakin mengerang dan mengeluh nikmat.
"Ahhhhh.... aaaahhhh... kang.. oooohhhh…”
Pinggul Elah turut bergoyang erotis berlawanan dengan hentakan-ku didalam air, memberikan tambahan sensasi nikmat yang tidak terjelaskan.
'plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok'
Air kolam bergolak seiring dengan gerakan kami yang makin lama semakin cepat dan liar. Bunyi berkecipaknya air kolam bersatu padu dengan erangan serta lenguhan Aku dan Elah yang saling bersahutan.
Makin lama gerakan kami makin tak terkendali. Riak dan bunyi berkecipaknya air semakin nyaring. Dan erangan dan lenguhan Elah sudah berganti dengan jeritan-jeritan nikmat yang semakin tak dapat dikendalikannya.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
“Aaaahhhhkkkk... Aaaaakkkkhhhh.... kanggg... ooohhhh... ooooohhhhh...”
Dengusan-ku pun semakin cepat. Seiring dengan gerakan pantat-ku yang semakin menghentak-hentak cepat dan keras membuat tubuh Elah terlonjak-lonjak.
'plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..'
Sambil menggenjot tubuh-nya. Bibir-ku melumat dan menghisap leher Elah hingga membuat leher-nya merah bekas cupangan-ku. Hingga akhir-nya aku merasakan desiran darah-ku mengalir begitu cepat dan melemparkan tubuh-ku tinggi melayang. Pantat-ku kuhentakan keras kedepan hingga seluruh penis-ku menancap dalam hingga ke dasar vagina Elah. Badan-ku melenting kaku dan dari mulut-ku keluar teriakan tertahan
“Aaakkhhhhss…”
Pinggul Elah pun menyambut tekanan pantat-ku dengan arah yang berlawanan membuat kedua selangkangan kami menempel erat. Badan-nya melenting kaku dan dari mulut-nya pun keluar teriakan panjang menahan nikmat.
“Aaaaaaaaaahhhhkkkk….”
Sesaat kemudian pun akhir-nya.
"Cror.. crot.. crot.. crot.."
Sperma-ku menyemprot dengan deras di dalam vagina Elah disambut dengan denyutan vagina Elah sangat keras memijit dan memeras batang penis-ku serta hisapan-hisapan yang menyedot habis seluruh sperma-ku di dalam vegina-nya.
Sperma-ku menyemprot dengan deras di dalam vagina Elah disambut dengan denyutan vagina Elah sangat keras memijit dan memeras batang penis-ku serta hisapan-hisapan yang menyedot habis seluruh sperma-ku di dalam vegina-nya.
Kedua tubuh kami terdiam kaku menikmati puncak orgasme secara bersamaan dalam suasana sensasi nikmat yang sukar diucapkan. Mata-ku berkunang-kunang menahan nikmat yang menghilangkan hampir seluruh kesadaran yang ada dalam diri-ku. Perasaan kami seolah-olah sedang melayang tinggi. Lalu.
“Hhhooahhhh….”
Secara bersamaan kami mengeluarkan nafas lepas merasakan tubuh kami melayang jatuh terhempas ke dasar jurang yang sangat dalam. Riak air kolam perlahan-lahan mulai tenang. Seiring tenang-nya tubuh kami menyisakan rasa cape dan lelah yang teramat sangat.
Secara bersamaan kami mengeluarkan nafas lepas merasakan tubuh kami melayang jatuh terhempas ke dasar jurang yang sangat dalam. Riak air kolam perlahan-lahan mulai tenang. Seiring tenang-nya tubuh kami menyisakan rasa cape dan lelah yang teramat sangat.
Sesaat kami merasakan tubuh kami lunglai tak bertenaga di dalam air kolam yang hangat. Sambil berpelukan kami menjaga keseimbangan agar tidak tenggelam ke dasar kolam, merasakan sisa-sisa kenikmatan dan kepuasan yang masih terus kami rasakan selama beberapa saat. Setelah kesadaran dan tenaga kami berangsur-angsur pulih. Kami lanjutkan dengan mandi dan bercengkrama mesra di dalam kolam. dan beberapa kali lagi kami bersetubuh dengan beberapa variasi gaya, Aku pun sangat puas mengisi lubang vagina elah dengan sperma-ku yang cukup banyak.
Setelah cukup puas bersetubuh sembari mandi berendam, kami pun keluar dari kolam dan berpakaian dengan perasaan yang sangat bahagia. Aku semakin merasa cinta pada gadis berjilbab yang luar biasa ini. Lalu Kami pun bergegas pulang dari Ranca Upas sebelum magrib dan tiba di rumah Elah sekitar jam 8 malam. Dan karena suasana rumah sangat ramai oleh keluarga kakak-nya Elah. Maka aku tidak berlama-lama di rumah-nya itu dan aku pun pamit pulang.
Setelah cukup puas bersetubuh sembari mandi berendam, kami pun keluar dari kolam dan berpakaian dengan perasaan yang sangat bahagia. Aku semakin merasa cinta pada gadis berjilbab yang luar biasa ini. Lalu Kami pun bergegas pulang dari Ranca Upas sebelum magrib dan tiba di rumah Elah sekitar jam 8 malam. Dan karena suasana rumah sangat ramai oleh keluarga kakak-nya Elah. Maka aku tidak berlama-lama di rumah-nya itu dan aku pun pamit pulang.
Sejak saat itu aku semakin memantapkan diri untuk menjadi kekasih Elah dan kami saling mencintai. Aku sudah melupakan perasaan-ku pada teman cewek sekampus-ku yang tadi-nya akan kupacari. Karena aku telah menemukan seorang gadis berjilbab yang bisa memberikan kebahagiaan pada-ku.
Namun enam bulan setelah aku mengikat hubungan cinta dengan Elah. Suatu hari Elah menemui-ku sambil menangis. Dia bercerita bahwa dia telah dilamar oleh mantan pacar-nya waktu di pasantren dulu yang ternyata sampai sekarang masih mencintai-nya dan lagi pula dia merasa berdosa pada Elah karena telah menodai Elah pada waktu mereka masih di pasantren Tasikmalaya.
Ternyata mantan pacar Elah itu adalah putra seorang ulama yang cukup ternama di daerah Tasikmalaya dan keluarga Elah sangat setuju atas lamaran tersebut.
Ternyata mantan pacar Elah itu adalah putra seorang ulama yang cukup ternama di daerah Tasikmalaya dan keluarga Elah sangat setuju atas lamaran tersebut.
Mereka memaksa Elah untuk menerima lamaran tersebut membuat Elah tidak berdaya untuk menolak-nya. Dengan perasaan duka yang sangat dalam aku tidak dapat berbuat banyak. Terpaksa aku relakan Elah yang sangat kucintai ini untuk menikah dengan orang lain.